Hipotesis Sejarah Bursa Efek Indonesia BEI

Devidend payout merupakan ukuran sebagai deviden yang dibayarkan dibagi dengan laba yang tersedia untuk pemegang saham umum Jogiyanto, 2003: 280. Sesuai dengan teori sinyal bahwa devidend payout berhubungan erat dengan profitabilitas perusahaan dan pasar merespon dengan harga yang meningkat signifikan pada saat peningkatan deviden serta menurun dalam jumlah besar saat ada pemotongan deviden. Arifin, 2005: 122. Sehingga meningkatnya harga saham akan mempengaruhi nilai Price Earning perusahaan. Untuk melihat pengaruh Debt To Equity, Total Assets, Return on Investment dan Devidend Payout terhadap Price Earning Ratio dapat digambarkan dalam kerangka konseptual berikut ini: Gambar 1.2: Kerangka Konseptual Sumber : Arifin 2005, Kasmir 2008 dan Van Horne 1998

D. Hipotesis

Berdasarkan kerangka konseptual di atas, maka hipotesis penelitian adalah sebagai berikut : Debt to Equity X 1 Total Assets X 2 Return on Investment X 3 Devidend Payout X 4 Price Earning Ratio PE Y Universitas Sumatera Utara ” Debt to Equity, Total Assets, Return on Investment, dan Devidend Payout berpengaruh terhadap Price Earning Ratio PE pada saham perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index JII “

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Debt to Equity, Total Assets, Return on Investment dan Devidend Payout terhadap Price Earning Ratio PE pada saham perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index JII

2. Manfaat Penelitian

a Bagi para investor dan calon investor Diharapkan dapat memberikan gambaran dan pertimbangan dengan mengetahui faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi Price Earning Ratio PE pada saham perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index JII sehingga investor dan masyarakat dapat memberikan keputusan investasi yang tepat. b Bagi penulis Mengetahui, menganalisis serta memperluas wawasan dan pengetahuan mengenai konsep Price Earning Ratio PE dan faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi Price Earning Ratio PE. Universitas Sumatera Utara c Bagi peneliti selanjutnya Penelitian ini dapat memberikan informasi dan referensi tambahan bagi kalangan akademisi dalam melakukan penelitian berikutnya pada ruang lingkup dan kajian yang lebih luas.

F. Metode Penelitian 1. Batasan Operasional

Untuk menghindari kesimpangsiuran dalam pembahasan penelitian, maka luas penelitian dibatasi dan hanya menyangkut pengaruh Debt to Equity, Total Assets, Return On Investment dan Devidend Payout terhadap Price Earning Ratio PE pada saham perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index JII pada tahun 2004-2008.

2. Definisi Operasional

Definisi operasional yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a Variabel bebas X 1. Debt to Equity X 1 Debt to Equity merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini menunjukkan berapa rupiah modal sendiri yang disediakan untuk membayar utang. Rasio ini dicari dengan membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Adapun perumusan dari rasio ini adalah sebagai berikut : Debt to Equity = …...Sartono, 2001: 121 Debt Total Utang Equity Ekuitas Universitas Sumatera Utara 2. Total Assets X 2 Total Assets menunjukkan jumlah seluruh kekayaan yang dimiliki oleh sebuah perusahaan. 3. Return on Investment X 3 Return on Investment sering disebut return on asset merupakan rasio yang mengukur tingkat pengembalian investasi yang telah dilakukan oleh perusahaan. Rasio ini juga merupakan suatu ukuran tentang efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya. Adapun perumusan rasio ini adalah sebagai berikut: 4. Devidend Payout X 4 Devidend Payout merupakan bagian dari laba bersih perusahaan yang dibagikan sebagai dividen. Kebijakan deviden diukur dengan perbandingan antara deviden yang dibayarkan dengan laba bersih yang didapat. Adapun perumusan Devidend Payout adalah sebagai berikut : b Variabel terikat Y : Price Earning Ratio PE Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Price Earning Ratio PE yang merupakan hasil pembagian dari harga saham dengan laba per lembar saham Earning per Share. Harga saham yang digunakan adalah harga Return on Investment = …..Sartono, 2001 : 123 Earning After Tax Total Assets Devidend Payout = ….Jogiyanto, 2003 : 280 Devidend per share Earning per share Universitas Sumatera Utara saham perusahaan saat penutupan Closing Price. PE merupakan cerminan rupiah yang berani dibayar investor untuk setiap rupiah laba. Rumus yang digunakan dalam menghitung Price Earning Ratio adalah sebagai berikut :

3. Populasi dan Sampel a Populasi

Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index JII pada tahun 2004-2008 dengan jumlah populasi penelitian adalah sebesar 71 perusahaan. b Sampel Pengambilan sampel dilakukan berdasarkan pada kriteria-kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Sampel yang diteliti adalah saham-saham yang listing atau terdaftar di Jakarta Islamic Index JII sejak 1 Januari 2004 sampai 31 Desember 2008. 2. Sampel perusahaan harus terdaftar berturut-turut selama periode 1 Januari 2004 sampai dengan 31 Desember 2008. 3. Perusahaan sampel telah menerbitkan laporan keuangan selama 5 lima tahun, yaitu tahun 2004 sampai dengan 2008. 4. Perusahaan sampel mempunyai data pembayaran deviden selama periode penelitian yaitu 2004 sampai 2008. Setelah melalui seleksi, dipilih 7 perusahaan dari berbagai industri yang terdapat dalam Tabel 1.3 dibawah ini. Price Earning Ratio = …. Tandelilin, 2001: 192 Closing Price Earning per Share Universitas Sumatera Utara Tabel 1.3 Hasil Penentuan Sampel No Keterangan Jumlah perusahaan 1 Total perusahaan yang terdaftar dalam JII selama periode 1 Januari 2004 - 31 Desember 2008 71 2 Perusahaan yang tidak terdaftar berturut-turut selama periode 1 Januari 2004 – 31 Desember 2008 62 3 Perusahaan yang memiliki data keuangan tetapi tidak membayarkan deviden selama periode pengamatan 2 Jumlah Sampel 7 Sumber : www.idsaham.com ; www.idx.co.id 20 Oktober 2009, diolah Tabel 1.3 menunjukkan bahwa dari 71 perusahaan yang terdaftar di JII tahun 2004-2008, hanya terdapat 7 perusahaan yang memenuhi karakteristik penyampelan yang telah ditentukan. Daftar nama perusahaan sampel dapat dilihat pada Tabel 1.4 berikut ini: Tabel 1.4 Daftar Nama Perusahaan Sampel Sumber : www.idx.co.id 20 Oktober 2009, diolah

4. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan melalui media internet dengan situs www.duniainvestasi.com ; www.idsaham.com ; www.idx.co.id. Penelitian ini dilakukan dari bulan Januari 2010 sampai dengan Maret 2010. No Nama Perusahaan Kode 1 PT Aneka Tambang Tbk ANTM 2 PT International Nickel Indonesia Tbk INCO 3 PT Kalbe Farma Tbk KLBF 4 PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk PTBA 5 PT Telekomunikasi Indonesia Tbk TLKM 6 PT United Tractors Tbk UNTR 7 PT Unilever Indonesia Tbk UNVR Universitas Sumatera Utara

5. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder yang diperoleh melalui : a Laporan keuangan yaitu laporan Neraca, Laporan Laba Rugi LR dan Laporan Arus Kas perusahaan. b Media internet berupa jurnal, artikel dan literatur ilmiah lainnya yang berkaitan dengan topik bahasan dalam penelitian

6. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui studi dokumentasi dan laporan-laporan yang dipublikasikan untuk mendapat gambaran masalah yang akan diteliti serta melalui data sekunder berupa laporan keuangan yang dipublikasikan oleh media internet.

7. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a Analisis Deskriptif Memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata- rata mean, standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness kemencengan distribusi. b Analisis Regresi Linear Berganda Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + b 4 X 4 + e Keterangan : Universitas Sumatera Utara Y = Price Earning Ratio PE a = Konstanta X 1 = Debt to Equity X 2 = Total Assets X 3 = Return on Investment X 4 = Devidend Payout b 1,2,3,4 = Koefisien regresi variabel bebas e = error of term variabel yang tidak diteliti c Pengujian Asumsi Klasik Adapun syarat asumsi klasik yang harus dipenuhi model regresi berganda sebelum data tersebut dianalisis adalah sebagai berikut:

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penggangu atau residual memiliki distribusi normal. Cara yang dapat digunakan yaitu dengan uji kolmogrov smirnov dimana derajat tingkat signifikan adalah sebesar 5, maka jika nilai Asymp.Sig. 2 tailed di atas nilai signifikan 5 artinya variabel residual berdistribusi normal. 2. Uji Multikolinearitas Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi dapat dilihat dari nilai tolerance dan variance inflation factor VIF. Tolerance mengukur variabilitas Universitas Sumatera Utara variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi karena VIF = 1Tolerance. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance 0.10 atau sama dengan nilai VIF 10. 3. Uji Heteroskedastisitas Uji ini bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas. Cara untuk mendeteksi menggunakan uji Park dan uji Glejser dengan tingkat signifikansi 5. Apabila secara statistik nilai signifikansinya di atas 5 maka model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas.

4. Uji Autokorelasi

Pengujian ini bertujuan menguji apakah dalam model regresi ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada probelm autokorelasi. model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelsi adalah dengan uji Durbin-Watson DW test. Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi dapat dilihat pada Tabel 1.5 : Universitas Sumatera Utara Tabel 1.5 Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Autokorelasi Hipotesis nol Keputusan Jika Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 d dl Tidak ada autokorelasi positif No decision dl ≤ d ≤ du Tidak ada korelasi negatif Tolak 4 - dl d 4 Tidak ada korelasi negatif No decision 4 - du ≤ d ≤ 4 - dl Tidak ada autokorelasi positif atau negatif Tidak ditolak du d 4 - du du = batas atas dl = batas bawah Sumber : Ghozali 2005:96 d Pengujian Hipotesis Pengujian Hipotesis dilakukan dengan dua cara, yaitu : 1. Pengujian Hipotesis Secara Simultan Uji – F Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel independen. Bentuk pengujiannya adalah sebagai berikut : H : b 1 = b 2 = b 3 = b 4 = 0 artinya semua variabel independen tidak berpengaruh secara simlutan terhadap variabel dependen Ha : b 1 ≠ b 2 ≠ b 3 ≠ b 4 ≠ 0 artinya semua variabel independen berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependen Kriteria pengambilan keputusan : H diterima jika F hitun g F tabel pada α = 5 Ha diterima jika F hitung F tabel pada α = 5 2. Pengujian Hipotesis Secara Parsial Uji – t Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelasindependen secara individual dalam menerangkan variasi Universitas Sumatera Utara variabel dependen. Hipotesis nol H yang hendak diuji adalah apakah suatu parameter b i sama dengan nol, atau : Ho : b i = 0 artinya, suatu variabel independen tidak berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependen Ha : b i ≠ 0 artinya, suatu variabel independen berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependen Kriteria pengambilan keputusan : H diterima jika t hitung t tabel pada α = 5 Ha diterima jika t hitung t tabel pada α = 5 Universitas Sumatera Utara BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Bursa Efek Indonesia BEI

Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC. Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya. Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan pemerintah. Secara singkat, tonggak perkembangan pasar modal di Indonesia dapat dilihat sebagai berikut: 1. 14 Desember 1912 : Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di Batavia oleh Pemerintah Hindia Belanda. 2. 1914 – 1918 : Bursa Efek di Batavia ditutup selama Perang Dunia I 3. 1925 – 1942 : Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama dengan Bursa Efek di Semarang dan Surabaya Universitas Sumatera Utara 4. Awal tahun 1939 : Karena isu politik Perang Dunia II Bursa Efek di Semarang dan Surabaya ditutup. 5. 1942 – 1952 : Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama Perang Dunia II 6. 1952 : Bursa Efek di Jakarta diaktifkan kembali dengan UU Darurat Pasar Modal 1952, yang dikeluarkan oleh Menteri kehakiman Lukman Wiradinata dan Menteri keuangan Prof.DR. Sumitro Djojohadikusumo. Instrumen yang diperdagangkan: Obligasi Pemerintah RI 1950 7. 1956 : Program nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa Efek semakin tidak aktif. 8. 1956 – 1977 : Perdagangan di Bursa Efek vakum. 9. 10 Agustus 1977 : Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden Soeharto. BEJ dijalankan dibawah BAPEPAM Badan Pelaksana Pasar Modal. Tanggal 10 Agustus diperingati sebagai HUT Pasar Modal. Pengaktifan kembali pasar modal ini juga ditandai dengan go public PT Semen Cibinong sebagai emiten pertama. 10. 1977 – 1987 : Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu. Jumlah emiten hingga 1987 baru mencapai 24. Masyarakat lebih memilih instrumen perbankan dibandingkan instrumen Pasar Modal. 11. 1987 : Ditandai dengan hadirnya Paket Desember 1987 PAKDES 87 yang memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan Penawaran Umum dan investor asing menanamkan modal di Indonesia. 12. 1988 – 1990 : Paket deregulasi dibidang Perbankan dan Pasar Modal diluncurkan. Pintu BEJ terbuka untuk asing. Aktivitas bursa terlihat meningkat. Universitas Sumatera Utara 13. 2 Juni 1988 : Bursa Paralel Indonesia BPI mulai beroperasi dan dikelola oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Efek PPUE, sedangkan organisasinya terdiri dari broker dan dealer. 14. Desember 1988 : Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 88 PAKDES 88 yang memberikan kemudahan perusahaan untuk go public dan beberapa kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan pasar modal. 15. 16 Juni 1989 : Bursa Efek Surabaya BES mulai beroperasi dan dikelola oleh Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek Surabaya. 16. 13 Juli 1992 : Swastanisasi BEJ. BAPEPAM berubah menjadi Badan Pengawas Pasar Modal. Tanggal ini diperingati sebagai HUT BEJ. 17. 22 Mei 1995 : Sistem Otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan dengan sistem computer JATS Jakarta Automated Trading Systems. 18. 10 November 1995 : Pemerintah mengeluarkan Undang –Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Undang-Undang ini mulai diberlakukan mulai Januari 1996. 19. 1995 : Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek Surabaya. 20. 2000 : Sistem Perdagangan Tanpa Warkat scripless trading mulai diaplikasikan di pasar modal Indonesia. 21. 2002 : BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh remote trading. 22. 2007 : Penggabungan Bursa Efek Surabaya BES ke Bursa Efek Jakarta BEJ dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia BEI. Universitas Sumatera Utara B. Profil Perusahaan yang Sahamnya Masuk Dalam Jakarta Islamic Index JII dan Memenuhi Kriteria Untuk Dijadikan Sampel Adapun profil perusahaan yang masuk dan konsisten dalam Jakarta Islamic Index JII pada tahun 2004-2008 adalah sebagai berikut: 1. PT. Aneka Tambang, Tbk Perusahaan Perseroan PT Aneka Tambang Tbk didirikan pada tanggal 5 Juli 1968 berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 22 tahun 1968, dengan nama Perusahaan Negara PN Aneka Tambang, dan diumumkan dalam tambahan No. 36, Berita Negara No. 56 tanggal 5 Juli 1968. Kantor pusat berada di Gedung Aneka Tambang Jl. TB. Simatupang No.1 Lingkar Selatan, Tanjung Barat, Jakarta. Selama 30 tahun beroperasi PT Perusahaan bergerak di bidang pertambangan berbagai jenis bahan galian serta menjalankan usaha di bidang perdagangan, pengangkutan dan jasa lainnya yang berkaitan dengan bahan galian tersebut. Tabel 3.1 : Data Rasio Keuangan PT. Aneka Tambang, Tbk Tahun Debt to Equity Total Assets Return on Invesment Devidend Payout Price Earning Ratio 2004 0.85 6,042,646.00 0.134 0.1162 20.32 2005 0.65 6,402,714.00 0.1314 0.3066 40.5 2006 0.31 7,292,142.00 0.2129 0.1843 49.14 2007 0.11 12,043,691.00 0.425 0.1213 8.34 2008 0.1 10,245,041.00 0.1349 1.5023 7.6 2. PT. International Nickel Indonesia, Tbk PT International Nickel Indonesia Tbk “PT Inco” atau “Perseroan” merupakan satu di antara produsen nikel utama dunia. Perseroan didirikan pada bulan Juli 1968 sebagai anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh Vale Inco Limited semula Inco Limited, “Vale Inco” dan menandatangani Kontrak Karya Universitas Sumatera Utara dengan Pemerintah Indonesia pada tahun 1968. PT Inco menghasilkan nikel dalam matte, yaitu produk setengah jadi yang diolah dari bijih laterit di fasilitas pertambangan dan pengolahan terpadu dekat Sorowako, Sulawesi. Seluruh produksi PT Inco dijual dalam Dolar Amerika Serikat berdasarkan kontrak-kontrak jangka panjang untuk dimurnikan di Jepang. Perusahaan ini berkantor pusat di Plaza Bapindo-Citibank Tower, lantai 22, Jl. Jend. Sudirman Kav. 54-55, Jakarta. Tabel 3.2 : Data Rasio Keuangan PT. International Nickel Indonesia, Tbk Tahun Debt to Equity Total Assets Return on Invesment Devidend Payout Price Earning Ratio 2004 0.126 15,048,871.00 0.1755 0.1689 42.87 2005 0.045 16,332,030.00 0.1623 0.4137 49.2 2006 0.008 19,316,570.00 0.2418 2.8269 65.51 2007 0.01 17,550,960.00 0.6215 1.2457 87.71 2008 0.005 20,452,860.00 0.1949 0.6277 4.83 3. PT. Kalbe Farma, Tbk PT. Kalbe Farma, Tbk didirikan didirikan di Indonesia dalam kerangka Undang-Undang Penanaman Modal Dalam Negeri PMDN No. 6 Tahun 1968 yang telah diubah menjadi Undang-Undang No. 11 tahun 1970 berdasarkan Aktiva Notaris Raden Imam Soeselo Prawirokusumo No. 3 tanggal 10 September 1966. Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, PT. Kalbe Farma Tbk mempunyai ruang lingkup usaha antara lain usaha dalam industri dan distribusi produk farmasi obat-obatan bagi manusia dan hewan. Saat ini PT Kalbe Farma Tbk mempunyai kegiatan utama, yaitu bergerak dalam produksi dan pengembangan produk farmasi. Perusahaan berkedudukan di Jakarta, dimana kantor pusatnya berada di Jalan MH. Tamrin, Blok A-3, Lippo Cikarang, Jakarta. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial tahun 1966. Universitas Sumatera Utara Tabel 3.3 : Data Rasio Keuangan PT. Kalbe Farma, Tbk Tahun Debt to Equity Total Assets Return on Invesment Devidend Payout Price Earning Ratio 2004 0.9068 4,231,054.00 0.1285 0.0454 12.5 2005 0.4328 4,633,399.00 0.1521 0.0448 15.97 2006 0.1264 4,624,619.00 0.1652 0.0094 17.76 2007 0.0927 5,138,212.00 0.1579 0.1447 18 2008 0.1119 5,703,832.00 0.1447 0.1394 5.56 4. PT. Tambang Batubara Bukit Asam, Tbk Tambang Bukit Asam Persero Tbk. adalah perusahaan milik negara yang bertujuan mengembangkan usaha pertambangan nasional khususnya batubara. PTBA berdiri sejak 2 Maret 1981, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 42 tahun 1980 dengan akta notaris Mohammad Ali No.1, yang telah diubah dengan akta notaris No. 5 tanggal 6 Maret 1984 dan No. 51 tanggal 29 Mei 1985 dari notaris yang sama. Saat ini perusahaan berkedudukan Jl. Perigi No. 1 Tanjung Enim 31716, Sumatera Selatan. Perusahaan bergerak di bidang industri tambang batubara, meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, eksploitasi, pengolahan, pemurnian, pengangkutan dan perdagangan hasil olahan. Tabel 3.4 : Data Rasio Keuangan PT. Tambang Batubara Bukit Asam, Tbk Tahun Debt to Equity Total Assets Return on Invesment Devidend Payout Price Earning Ratio 2004 0.0241 2,385,141.00 0.1767 0.2882 7.74 2005 0.0188 2,839,690.00 0.1651 0.4086 8.57 2006 0.0138 3,107,734.00 0.157 0.481 16.71 2007 0.0086 3,979,181.00 0.1826 0.3343 38.1 2008 0.0062 6,106,828.00 0.2807 0.2225 9.31 Universitas Sumatera Utara 5. PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. TELKOM merupakan perusahaan penyelenggara bisnis T.I.M.E Telecommunication, Information, Media and Edutainmet yang terbesar di Indonesia. Pengabdian TELKOM berawal pada 23 Oktober 1856, tepat saat dioperasikannya layanan telekomunikasi pertama dalam bentuk pengiriman telegraf dari Batavia Jakarta ke Buitenzorg Bogor. Selama itu pula TELKOM telah mengalami berbagai transformasi. TELKOM menyediakan jasa telepon tidak bergerak kabel fixed wire line, jasa telepon tidak bergerak nirkabel fixed wireless, jasa telepon bergerak cellular, data internet dan network interkoneksi baik secara langsung maupun melalui perusahaan asosiasi. Kantor pusat berlokasi di Jl. Japati No. 1 Bandung. Tabel 3.5 : Data Rasio Keuangan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Tahun Debt to Equity Total Assets Return on Invesment Devidend Payout Price Earning Ratio 2004 0.9166 56,179,200.00 0.1525 0.5762 14.71 2005 0.5896 62,171,000.00 0.1778 0.3728 14.88 2006 0.5562 75,135,696.00 0.199 0.4897 18.46 2007 0.4741 82,058,800.00 0.2153 0.4714 15.76 2008 0.5927 91,256,200.00 0.1607 0.7595 12.83 6. PT. United Tractors, Tbk United Tractors UT Perseroan didirikan pada 13 Oktober 1972 sebagai distributor tunggal alat berat Komatsu di Indonesia. Pada 19 September 1989, Perseroan mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya, dengan kode perdagangan UNTR, dimana PT Astra International menjadi pemegang saham mayoritas. Selain menjadi distributor alat berat Universitas Sumatera Utara terkemuka di Indonesia, Perseroan juga aktif bergerak di bidang kontraktor penambangan dan bidang pertambangan batu bara. Ketiga unit usaha ini dikenal dengan sebutan Mesin Konstruksi, Kontraktor Penambangan, dan Pertambangan. Perusahaan berlokasi di Jakarta dan mempunyai 18 cabang, 11 kantor lokasi dan 11 kantor perwakilan yang tersebar di seluruh Indonesia. Kantor pusat berlokasi di Jalan Raya Bekasi Km. 22, Cakung, Jakarta. Tabel 3.6 : Data Rasio Keuangan PT. United Tractors, Tbk Tahun Debt to Equity Total Assets Return on Invesment Devidend Payout Price Earning Ratio 2004 0.5901 6,769,367.00 0.1673 0.0421 4.79 2005 0.909 10,633,839.00 0.0999 0.0949 9.96 2006 1.0321 11,247,846.00 0.0837 0.475 20.1 2007 0.6773 13,002,619.00 0.1158 0.2767 20.8 2008 0.4366 22,847,721.00 0.1175 0.2585 4.98 7. PT. Unilever Indonesia, Tbk PT Unilever Indonesia, Tbk perusahaan didirikan pada 5 Desember 1933. kegiatan utama perseroan meliputi bidang pembuatan, pemasaran dan distribusi barang-barang konsumsi meliputi: sabun, deterjen, margarin, makanan berinti susu, es krim, minuman dengan bahan pokok teh dan produk kosmetik. Kantor perseroan berlokasi di Jl. Gatot Subroto Kav-15, Jakarta, sedangkan perseroan memiliki pabrik berlokasi di Jl. Kawasan Jababeka 9 Blok D, Jalan Raya Jababeka Blok O, Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, Bekasi dan Jalan Raya Rungkut Industri IV No. 5-11, Kawasan Industri Rungkut, Jawa Timur. Universitas Sumatera Utara Tabel 3.7 : Data Rasio Keuangan PT. Unilever Indonesia, Tbk Tahun Debt to Equity Total Assets Return on Invesment Devidend Payout Price Earning Ratio 2004 3,647,098.00 0.4011 1.0431 17.19 2005 3,842,351.00 0.3747 1.0582 22.62 2006 4,626,000.00 0.372 0.8842 29.2 2007 5,333,406.00 0.3678 0.833 26.26 2008 6,504,736.00 0.3707 0.8285 24.76 Universitas Sumatera Utara BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Deskriptif 1. Debt to Equity

Dokumen yang terkait

Analisisis Pengaruh Price Earning Ratio, Return on Equity dan Net Profit Margin Terhadap Harga Saham pada Industri Kimia dan Dasar yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 57 85

Pengaruh Debt to Total Assets Ratio, Kualitas Audit, dan Opini Going Concern Terhadap Audit Report Lag Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

4 49 97

Analisis Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Return On Equity (OEe) Dan Net Profit Margin (NPM) Terhadap Harga Saham Pada Industri Rokok Di Bursa Efek Indonesia

0 50 79

Pengaruh faktor fundamental perusahaan terhadap beta saham syariah (studi pada Jakarta Islamic Index tahun 2004-2010)

1 8 168

Analisis faktor fundamental perusahaan terhadap Price Earning Ratio (PER) sebagai dasar penilaian saham perusahaan berbasis syariah yang tergabung dalam Jakarta Islamic Index (JII) di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2009-2013

0 6 168

Pengaruh retrun on asset,current ratio,debt to equity ratio,dividen,laba bersih dan divide pay out ratio terhadap harga saham syariah pada perusahaan yang terdaftar di jakarta islamic index periode 2009-2014

0 7 0

Pengaruh return on asset,current ratio,debt to equity ratio,dividen,laba bersih dan dividend payout ratio terhadap harga saham syariah pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta islamic index periode 2009-2014

1 26 123

Pengaruh return on asset,cebt to equity ratio,asset growth,dan dividend payout ratio tahun sebelumnya terhadap dividen payout ratio pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index Periode 2009-2014

2 7 129

Analisis Pengaruh Return On Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), Price to Book Value (PBV) dan Dividend Payout Ratio (DPR) terhadap Price Earning Ratio (PER) Sebagai Dasar Penilaian Saham Perusahaan yang Tergabung Dalam LQ 45 Di Bursa Efek Indonesia

0 15 112

Pengaruh Dividend Payout Ratio (DPR), Debt To Equity Ratio (DER), Return On Equity (ROE), dan Investment Opportunity Set (IOS) Terhadap Nilai Perusahaan

0 3 131