Uji Heteroskedastisitas Uji Autokorelasi

Pada Tabel 4.7 di atas terlihat bahwa nilai Asymp.Sig 2 tailed adalah 0.292 dan di atas nilai signifikan 0.05, dengan demikian dapat dikatakan bahwa data berdistribusi normal.

2. Uji Multikolinearitas

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Tabel 4.8 Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 1.199 48.814 .025 .981 DER 3.898 10.205 .077 .382 .705 .570 1.756 LnTA .123 3.145 .007 .039 .969 .776 1.288 ROI 55.704 29.676 .354 1.877 .070 .656 1.526 DPR 11.664 5.931 .347 1.967 .059 .748 1.336 a. Dependent Variable: PER Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 16 tanggal 3 Februari 2010 Pada Tabel 4.8 di atas terlihat bahwa pada nilai tolerance lebih besar dari 0,1 dan nilai variance inflation factor VIF lebih kecil dari 5. Maka dapat disimpulkan bahwa semua variabel tidak terkena multikolinearitas.

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi keteroskedastisitas. Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilihat dengan menggunakan grafik plot. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.3 : Scatterplot Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 16 tanggal 3 Februari 2010 Pada gambar scatterplot di atas, terlihat titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi Price Earning Ratio berdasarkan masukan variabel independen Debt to Equity, Total Assets, Return on Investment dan Devidend Payout. Untuk lebih menjamin keakuratan hasil, maka dilakukan uji statistik Glejser untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas yang dapat dilihat pada Tabel 4.9 Tabel 4.9 Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant -19.220 26.027 -.738 .466 DER -8.917 5.441 -.345 -1.639 .112 .570 1.756 LnTA 1.854 1.677 .199 1.106 .278 .776 1.288 ROI 18.634 15.823 .231 1.178 .248 .656 1.526 DPR .178 3.163 .010 .056 .956 .748 1.336 a. Dependent Variable: absut Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 16 tanggal 3 Februari 2010 Universitas Sumatera Utara Pada Tabel 4.9 di atas dapat dilihat bahwa hasil tampilan output SPSS 16 dengan jelas menunjukkan tidak ada satupun variabel dependen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen nilai Absolut Ut AbsUt. Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5. Jadi dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya Heteroskedastisitas.

4. Uji Autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam sebuah model regresi berganda ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya. Metode deteksi terhadap autokorelasi dilakukan dengan metode Runs Test. Tabel 4.10 Runs Test Unstandardized Residual Test Value a -4.91860 Cases Test Value 17 Cases = Test Value 18 Total Cases 35 Number of Runs 14 Z -1.369 Asymp. Sig. 2-tailed .171 a. Median Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 16 tanggal 3 Februari 2010 Pada Tabel 4.10 di atas menunjukkan bahwa nilai test adalah -4.91860 dengan nilai Asymp.Sig 2 tailed sebesar 0.171 di atas tingkat signifikansi 0.05 yang berarti bahwa residual acak atau tidak terjadi autokorelasi antar nilai residual. Universitas Sumatera Utara

D. Pengujian Hipotesis 1. Pengujian Hipotesis Secara Simultan Uji-F

Dokumen yang terkait

Analisisis Pengaruh Price Earning Ratio, Return on Equity dan Net Profit Margin Terhadap Harga Saham pada Industri Kimia dan Dasar yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 57 85

Pengaruh Debt to Total Assets Ratio, Kualitas Audit, dan Opini Going Concern Terhadap Audit Report Lag Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

4 49 97

Analisis Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Return On Equity (OEe) Dan Net Profit Margin (NPM) Terhadap Harga Saham Pada Industri Rokok Di Bursa Efek Indonesia

0 50 79

Pengaruh faktor fundamental perusahaan terhadap beta saham syariah (studi pada Jakarta Islamic Index tahun 2004-2010)

1 8 168

Analisis faktor fundamental perusahaan terhadap Price Earning Ratio (PER) sebagai dasar penilaian saham perusahaan berbasis syariah yang tergabung dalam Jakarta Islamic Index (JII) di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2009-2013

0 6 168

Pengaruh retrun on asset,current ratio,debt to equity ratio,dividen,laba bersih dan divide pay out ratio terhadap harga saham syariah pada perusahaan yang terdaftar di jakarta islamic index periode 2009-2014

0 7 0

Pengaruh return on asset,current ratio,debt to equity ratio,dividen,laba bersih dan dividend payout ratio terhadap harga saham syariah pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta islamic index periode 2009-2014

1 26 123

Pengaruh return on asset,cebt to equity ratio,asset growth,dan dividend payout ratio tahun sebelumnya terhadap dividen payout ratio pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index Periode 2009-2014

2 7 129

Analisis Pengaruh Return On Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), Price to Book Value (PBV) dan Dividend Payout Ratio (DPR) terhadap Price Earning Ratio (PER) Sebagai Dasar Penilaian Saham Perusahaan yang Tergabung Dalam LQ 45 Di Bursa Efek Indonesia

0 15 112

Pengaruh Dividend Payout Ratio (DPR), Debt To Equity Ratio (DER), Return On Equity (ROE), dan Investment Opportunity Set (IOS) Terhadap Nilai Perusahaan

0 3 131