BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gambaran PT. Inalum 2.1.1
Sejarah Inalum
Tanggal 7 Juli 1975, di Tokyo, setelah melalui perundingan – perundingan yang panjang, pemerintah Indonesia dan para penanam modal Jepang
menandatangani Perjanjian Induk untuk membangun PLTA dan pabrik peleburan Aluminium Asahan. Dan pada bulan November 1975, dua belas perusahaan
penanaman modal Jepang membentuk sebuah konsorsium di Tokyo dengan nama Nippon Asahan Aluminium Co., Ltd. NAA Co., Ltd yang 50 sahamnya
dimiliki oleh lembaga keuangan pemerintah Jepang. Tanggal 6 Januari 1976 didirikanlah PT Indonesia Asahan Aluminium PT
INALUM di Jakarta untuk melaksanakan pembangunan dan pengoperasian kedua instalasi tersebut. Untuk menyelenggarakan pembinaan, perluasan dan
pengawasan atas pelaksanaan pembangunan proyek ini, pemerintah RI mengeluarkan KEPPRES No.051976 tentang Pembinaan Badan Pembina Proyek
Asahan dan Otorita Pengembangan Proyek Asahan. Tanggal 20 Januari 1982, presiden Soeharto yang datang bersama pejabat
tinggi pemerintahan, meresmikan operasi tahap pertama peleburan Aluminium PT INALUM di Kuala Tanjung dan menyebut proyek ini sebagai “Impian yang
menjadi kenyataan”. Pada tanggal 14 Oktober 1982 dilakukan ekspor perdana produksi PT INALUM ke Jepang dan Indonesia menjadi salah satu pengekspor
Aluminium batangan di dunia.
2.1.2 Ruang lingkup PT. Inalum
PT. Inalum terdiri dari PLTA sungai Asahan di Paritohan, Kecamatan Pintu Pohan Meranti, Kabupaten Toba Samosir dan pabrik peleburan Aluminium
di Kuala Tanjung, Kecamatan Sei Suka, Kabupaten Batu Bara beserta seluruh prasarana yang di perlukan untuk kedua proyek, seperti: pelabuhan, jalan-jalan,
perumahan karyawan, sekolah, rumah sakit, dan lain-lain, dengan investasi yang keseluruhannya berjumlah ± 411 Milyar yen US 920.476.000.
Universitas Sumatera Utara
2.1.3 Pembangkit Listrik Tenaga Air PLTA
Sungai Asahan dengan panjang 150 km memiliki potensi debit pada musim kemarau 60 m
3
det dan pada musim hujan lebih dari 100 m
3
det. PLTA di Siguragura dan Tangga masing-masing digerakkan dengan potensi air terjun ini,
dengan kapasitas total : Kapasitas terpasang
: 603 MW Output tetap
: 426 MW Output puncak
: 513 MW Tenaga listrik yang dihasilkan disalurkan ke pabrik peleburan aluminium di Kuala
Tanjung.
2.1.4 Belt Conveyor di PT. Inalum
Di PT. Inalim Belt Conveyor BC merupakan sistem transportasi material dengan menggunakan ban berjalan. Material yang dibawa belt conveyor adalah
serbuk alumina, coke dan hard pitch. Material tersebut dibawa oleh diatas ban berjalan dari satu BC ke BC lainnya.
Belt Conveyor di PT. Inalum terdiri dari 4 bagian : 1.
Belt conveyor alumina line BC 101-BC 102-BC 103-BC 104 Berfungsi mengangkut Fresh Alumina dari pelabuhan ke Alumina Silo S-
101 A, S-101 B, S-101 C. 2.
Belt conveyor hard pitch line BC 111-BC 112-BC 113-BC 114 Berfungsi mengangkut hard pitch dari pelabuhan sampai ke gudang
penyimpanan hard pitch storage dengan menggunakan ban berjalan. 3.
Belt conveyor reacted alumina BC 1-1, BC 1-2, BC 3, BC 4, BC 5 dan BC 6
Berfungsi mengangkut reacted alumina dari silo reacted alumina 1-B-1, 2-B-1, 3-B-1 menuju ke silo harian day-bin dengan sistem ban berjalan .
Universitas Sumatera Utara
2.1.5 Produksi Aluminium Batangan
Pabrik peleburan aluminium merupakan bagian utama dari PT INALUM dibangun di atas areal seluas 200 HA berlokasi di Kuala Tanjung, Kecamatan Sei
Suka, Kabupaten Batu Bara, Propinsi Sumatera Utara. Pabrik peleburan aluminium PT. INALUM terdiri dari :
a. Pabrik Anoda Karbon