2.2.2 Sistem Kerja Belt Conveyor
Bahan dihisap oleh unloader dari kapal dan bahan akan jatuh ke belt conveyor, kemudian belt conveyor akan mengirim bahan ke stasiun
penampungan. Belt diletakkan di atas pulley yang digerakkan oleh motor penggerak. Pulley bergerak akibat adanya putaran yang
ditransmisikan oleh motor penggerak.
Gambar 2.9 Sistem kerja belt conveyor
Belt conveyor mentransport material yang ada di atas belt, dimana umpan atau inlet pada sisi tail dengan menggunakan chute dan setelah
sampai di head material ditumpahkan akibat belt berbalik arah.
2.2.3 Belt
Belt merupakan pembawa material dari satu titik ke titik lain dan meneruskan gaya putar. Belt ini diletakkan di atas roller sehingga dapat
bergerak dengan teratur. Belt dapat dibuat dari :
1. Textile terdiri dari : camel hair, cotton woven atau sewed, duck cotton,
dan rubberized textile belt 2.
strip baja, dan atau 3.
kawat baja woven-mesh steel wire.
Universitas Sumatera Utara
Kekuatan belt conveyor bukan dilihat berdasarkan ketebalannya melainkan pada jumlah lapisan penguat ply dan tegangan tarik per ply
tensile strenght. Ditinjau dari struktur lapisan penguatnya, belt conveyor dibagi dalam dua
jenis yaitu :
1. Fabric belt
Belt dengan penguat jenis fabric adalah belt dengan lapisan penguat ply yang terbuat dari serat tekstil serat buatan. Lapisan penguat
tersebut biasanya disebut Carcass. Carcass terbagi dalam beberapa jenis, antara lain :
a. Nylon atau polymide NN
b. Polyester, serat sintetis terilene, trevira dan diolen
c. Cotton
d. Vinylon fabric VN
e. Polyvinil KN
f. Aramide fiber
Fabric merupakan rajutan yang terdiri dari serat memanjang WRAP dan serat pengisi dengan arah melintang WEFT. Jenis rajutan yang
sering dipakai pada fabric belt adalah plain weave.
Gambar 2.10 Arah WEFT dan WRAP
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.11 Struktur fabric belt
2. Steel cord
Steel cord adalah belt yang lapisan penguatnya terbuat dari serat baja yang galvanizing. Tujuan galvanizing adalah untuk mencegah
terjadinya karat pada kawat akibat adanya rembesan air atau udara. Steel cord belt biasanya digunakan pada conveyor yang membawa
beban berat. Pada belt jenis steel cord ini tidak terdapat lapisan penguat ply. Yang ada hanya batangan kawat sling yang dirajut
sedemikian rupa sehingga membentuk suatu anyaman kawat baja. Berikut dapat dilihat konstruksi dari steel cord belt pada gambar
berikut di bawah ini
Gambar 2.12 Struktur steel cord belt
Universitas Sumatera Utara
Belt conveyor terdiri dari beberapa bagian penting antara lain: 1.
Cover rubber Cover rubber adalah lapisan karet sintetis yang mempunyai
elastisitan tinggi dan tahan gesek. Cover rubber berfungsi untuk melindungi lapisan penguat dari curahan, gesekan dan benturan material
pada saat loading pemuatan agar ply tidak sobek atau rusak. Alasan penggunaan karet adalah untuk melindungi ply karena karet memiliki
elastisitas tinggi dan tahan gesek, namun karet tidak memiliki tegangan tarik yang baik. Sedangkan lapisan ply tidak tahan terhadap gesekan dan
benturan namun memiliki tegangan tarik yang baik. Penentuan pemakaian jenis Grade Cover Rubber adalah berdasarkan kondisi operasi
dan jenis material yang dibawa. Selain itu ada jenis cover rubber sintetis, antara lain :
1. SBR : Styrene Butadiene Rubber, untuk membawa material panas
mulai dari temperatur 100
o
C 2.
ABR : Acrylonitrile Butadiene Rubber, untuk membawa material yang mengandung minyak dan bahan kimia oil resistant
3. NEOPRENE : dipakai pada tambang bawah tanah flameFire
Resistant conveyor Belting Cover rubber terdiri atas dua bagian, yaitu :
a. Top cover Top cover adalah lapisan yang bersentuhan langsung dengan
material. Top cover biasanya disebut Carry cover lapisan pembawa. Top cover selalu menghadap keatas dan lebih tebal daripada bottom
cover. Pada operasi normal, top cover akan lebih cepat rusak daripada bottom cover karena top cover langsung mengalami benturan dan
gesekan pada saat material dimuat. Tebal dari top cover adalah 1 mm sd 8 mm untuk Fabric belt dan 5 mm sd 18 mm untuk Steel cord belt.
b. Bottom Cover Bottom cover adalah karet lapisan bawah yang berhadapan langsung
dengan pully dan roller pembalik Return Roller. Bottom cover sering
Universitas Sumatera Utara
juga disebut dengan pully cover. Pada umumnya bottom cover lebih tipis dari pada top cover, karena bottom cover tidak bersentuhan
langsung dengan material. Tebal Bottom cover adalah 1 mm sd 4 mm untuk fabric belt dan 2 mm sd 8 mm untuk steel cord belt.
2. Tie rubber
Tie Rubber adalah lapisan karet diantara ply. Tie rubber juga sering disebut Tie gum atau Skim rubber. Tie rubber berfungsi untuk
melekatkan ply satu dengan yang lainnya pada fabric belt, dan melekatkan sling baja dengan cover rubber pada steel cord belt.
Tebal tie rubber adalah : Untuk fabric belt 0.5 mm sd 1 mm dan
Untuk steel cord belt 2 mm. Tie rubber tidak tahan benturan dan gesekan. Spesifikasi tie rubber
yang umum digunakan untuk belt conveyor adalah sebagai berikut: Tensile strange : 250 Kgm2
Elongation : 500 Abrasion : 110 m
3
3. Reinforcement – lapisan penguat ply
Reinforcement adalah lapisan penguat untuk belt conveyor itu sendiri. Kekuatan atau tegangan pada belt tergantung lapisan penguat
yang dipakai. Pada umumnya lapisan penguat terbuat dari serat carccas dan sling baja steel cord.
Lapisan penguat untuk fabric belt terdiri dari beberapa macam jenis, yaitu :
1. Nylon atau polyamide NN
2. Polyester, serat sintetis terilene, trevira dan diolen
3. Cotton
4. Vinylon fabric VN
5. Polyvinil KN
6. Aramide fiber
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan untuk steel cord belt lapisan penguatnya hanya terdiri dari satu jenis saja, yaitu kawat sling baja. Disamping jenis lapisan
penguat yang telah disebut di atas, terdapat juga konstruksi khusus yang dirancang untuk melindungi lapisan penguat dari sobek yang memanjang.
Lapisan ini disebut dengan Rip Guard. Ada beberapa konstruksi dari Rip Guard, yaitu :
1. Belt fabric dengan carcass di dalam top cover yang disusun
melintang 2.
Nylon cord yang disusun melintang pada top cover 3.
Nylon cord yang disusun melintang pada top dan bottom cover
Gambar 2.13 Lapisan belt
2.2.4 Kekuatan Belt 2.2.4.1 Kekuatan Tarik Belt Tensile strength
Tensile strength adalah kekuatan tegangan tarik suatu belt conveyor yang dinyatakan dalam Kgcmply. Kekuatan tarik suatu belt tergantung
dari jumlah ply yang di gunakan. Contoh pembacaan tegangan tarik pada sebuah belt :
1. NN-50 x 4 P fabric
NN-50 = kekuatan per ply jenis Nylon tersebut adalah 50Kgcmply. Total kekuatan tarik pada belt tersebut adalah 50Kgcmply x 4 ply =
200Kgcm
Top cover
Canvas ply Bottom Cover
Molded Edge
Universitas Sumatera Utara
2. EP-500 4 fabric
Adalah kekuatan tarik total per ply jenis polyester polyamide. Sehinga kekuatan tarik per ply adalah : 500Kgcm : 4 ply = 125
Kgcmply 3.
4-EP 125 Angka 4 menunjukan jumlah ply, sedangkan angka 125 menyatakan
tegangan tarik dalam Kgcmply. Jadi total dari tegangan tarik adalah 4 x 125 = 500 Kgcm.
4. Selain itu untuk steel cord contoh pembacaan tegangan tarik adalah
ST-2500. Yang artinya Tensile strength = 2500 Kgcm. pada steel
cord tidak terdapat ply, yang dipakai adalah unit sling baja.
Besarnya tarikan belt pada tiap titik dapat dihitung dengan rumus Zainuri, 2006:
Titik 1 S
1
= belt meninggalkan pulley pengerak Titik 2 S
2
= S
1
+ W
1,2
belt mendekati tail pulley Titik 3 S
3
= 1.07 × S
2
belt meninggalkan tail pulley Titik 4 S
4
= S
3
+ W
3,4
+ W
pl
belt mendekati pulley pengerak Dari hukum Euler, belt tidak akan slip pada pulley jika :
S
t
≤ S
sl
e
μα
S
t
adalah tegangan keras S
sl
adalah tegangan kendor e adalah bilangan logaritma dasar, e
≈ 2.718 α adalah sudut sentuh belt pada pulley = 210
o
, radian 1rad ≈ 57.3
o
2.2.4.2 Pembacaan dan penulisan spesifikasi fabric belt
Pembacaan dan penulisan spesifikasi belt conveyor harus diusahakan sejelas mungkin. Karena pembacaan yang tidak jelas akan
mengakibatkan kesalahan dalam pemakaian jenis belt conveyor dan akan memberikan data yang tidak akurat, baik untuk penggantian belt baru
Universitas Sumatera Utara
maupun penyambungan. Pembacaan dan penulisan spesifikasi belt conveyor yang benar adalah :
1. Pembacaan spesifikasi fabric belt
Spesifikasi Fabric Belt 200 m RMA-2 NN-150 900 x 4P x 6 x 2 mm Pembacaan 200 m : panjang belt
RMA-2 : Grade cover rubber NN-150 : Tensile Strength 150 Kgcmply
900 : Lebar belt 4P : jumlah ply = 4
6 mm : tebal top cover = 6 2 mm : tebal bottom cover = 2
2. Pembacaan spesifikasi steel cord
Spesifikasi steel cord 1000 m DIN-M ST-3150 1600 x DIA. 7 x 101 x 12 x 6 mm
Pembacaan 1000 m : Penjang belt = 1000 m DIN-M : Grade cover Rubber
ST-3150 : Tensile strength = 3150 Kgcm 1600 : Lebar belt = 1600 mm
DIA. 7 : Diameter kawat sling = 7 mmPcs 101 Pcs : Terdapat 101 buah sling berjejer selebar belt disusun dengan jarak
titk sumbu pitch yang sama 12 mm : tebal top cover = 12 mm
6 mm : tebal bottom cover = 6 mm
2.2.4.3 Penentuan jumlah ply
Pemikiran awam untuk menghadapi masalah belt yang sering putus adalah dengan menambah jumlah ply, tanpa mempertimbangkan stress yang
akan terjadi pada saat belt berjalan melewati pully pada titik momen yang akan berakibat fatal. Disamping factor stress, belt akan berjalan
mengambang tidak duduk dengan baik diatas roller. Karena dengan
Universitas Sumatera Utara
penambahan jumlah ply, maka akan menambah kekakuan belt secara keseluruhan. Jumlah minimum ply ditentukan oleh berbagai faktor, yaitu:
1. Kapasitas 2. Lebar belt conveyor
3. Jenis carccas 4. Diameter pully
Jumlah ply yang banyak mengharuskan pemakaian diameter pully yang besar untuk menjaga fleksibilitas belt conveyor. Hubungan antara
jenis carccas dan jumlah ply dengan diameter pulley yang di sarankan dapat dilihat di bawah ini :
Gambar 2.14 Hubungan diameter pulley dengan jumlah ply
2.2.4.4 Nilai mulur Elongation
Belt conveyor akan mengalami mulur sewaktu beroperasi sebagai akibat dari sifat serat dan stress yang dialaminya. Mulur adalah
pertambahan panjang belt dari panjang semula. Dalam pemilihan jenis reinforcement, yang harus di perhatikan adalah jumlah kemuluran yang
akan terjadi pada waktu belt beroperasi beberapa saat. Nilai mulur dapat di pakai sebagai pedoman dalam menentukan posisi take-up counter weight,
agar posisi counter weight tidak menyentuh tanah dalam waktu singkat. Pemilihan nilai mulur yang tidak tepat dapat menyebabkan penyambungan
berulang-ulang karena counter weight menyentuh tanah, sehingga
Universitas Sumatera Utara
menyebabkan jadwal produksi menjadi terganggu. Besar nilai mulur pada belt dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.1 Perbandingan nilai mulur belt conveyor
Belt type Take-Up
c-c Elongation Distance Elastic
Permanent
Steel cord ST Nylon fabric NN
Vynylon fabric VN Polyester fabric EP
0.1 – 0.2 1.5 – 2.5
0.7 – 1.1 1.0 – 1.5
0.03 – 0.06 0.30 – 0.60
0.20 – 0.30 0.20 – 0.50
0.08 – 0.13 1.30 – 1.80
0.50 – 0.80 0.50 – 1.00
Pada tabel diatas diperlihatkan perbandingan nilai mulur dari berbagai jenis reinforcement yang umumnya dipakai dalam belt conveyor. Nilai
mulur dinyatakan dalam dari jarak center – to – center conveyor pully depan ke pully belakang. Nilai mulur elastic adalah nilai mulur yang akan
terjadi pada saat belt start atau beroperasi. Disamping itu juga belt mengalami mulur permanent. Perhitungan mulur dari sebuah belt conveyor
dapat dihitung sebagai berikut: Nilai mulur belt = L
c-to-c
x M
max
100 ……………………………….lit. 7 Dimana :
L = panjang belt M = nilai mulur permanen
2.3 Manajemen Pemeliharaan 2.3.1 Manajemen
Kata manajemen berasal dari bahasa prancis kuno ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur Wikipedia, 2009. Menurut
Robbins, et all, 2007 mendefenisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkordinasian, dan pengontrolan sumber daya
untuk mencapai sasaran goals secara efektief dan efisien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanbataan, sementara efisien berarti
bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorginisir, dan sesuai dengan jadwal.
Universitas Sumatera Utara