2.1.2. Teori Harga Saham
Valuation model model penilaian merupakan suatu mekanisme untuk merubah serangkaian variabel ekonomi atau variabel perusahaan yang diramalkan
atau yang diamati menjadi perkiraaan tentang harga saham. Variabel – variabel ekonomi tersebut seperti laba perusahaan, dividen yang dibagikan, variabilitas laba,
dan sebagainya. Secara sederhana dapat dirumuskan sebagai berikut: Po =
∑ Dt 1+rt Dimana Po adalah harga saham, r adalah tingkat keuntungan yang dianggap
layak, dan D adalah dividen. Perusahaan hanya bisa membagikan dividen yang makin besar kalau perusahaan mampu menghasilkan laba yang makin besar. Dengan
demikian, kalau perusahaan bisa memperoleh laba yang makin besar, maka secara teoritis perusahaan akan mampu membagikan dividen yang makin besar. Tentu saja
perusahaan tidak harus meningkatkan pembayaran dividen kalau laba yang diperoleh makin besar. Uraian tersebut menunjukkan bahwa kalau kemampuan perusahaan
untuk menghasilkan laba meningkat, harga saham akan meningkat. Dengan kata lain, profitabilitas akan mempengaruhi harga saham.
2.1.3. Rasio Keuangan
Analisis rasio merupakan salah satu alat analisis keuangan yang paling populer dan banyak digunakan. Rasio keuangan dapat digunakan untuk mengevaluasi
kondisi keuangan perusahaan dan kinerjanya. Dengan membandingkan rasio
Universitas Sumatera Utara
keuangan perusahaan dari tahun ke tahun dapat dipelajari komposisi perubahan dan dapat ditentukan apakah terdapat kenaikan atau penurunan selama periode tertentu.
Rasio merupakan alat untuk menyediakan pandangan terhadap kondisi yang mendasari. Rasio merupakan salah satu titik awal, bukan titik akhir. Rasio yang
diinterpretasikan dengan tepat mengidentifikasi area yang memerlukan investigasi lebih lanjut Wild, 2005 : 36. Berikut ini rasio yang menjadi pokok bahasan
penelitian ini: 2.1.3.1. Rasio likuiditas
Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan hubungan kas dan aktiva lancar lainnya dengan kewajiban lancar Brigham, 2001 : 79. Sedangkan Menurut
Lutfi 1997: 47 Rasio likuiditas menunjukkan tingkat kemudahan relatif suatu aktiva untuk
segera dikonversikan ke dalam kas dengan sedikit atau tanpa penurunan nilai serta tingkat kepastian tentang jumlah kas yang dapat diperoleh. Kas merupakan suatu
aktiva yang paling likuid. Aktiva lain mungkin relatif likuid atau tidak likuid tergantung seberapa cepat aktiva ini dapat dikonversikan ke kas. Rasio likuiditas
yang menjadi fokus penelitian ini adalah: a
Quick Ratio Quick ratio atau rasio cepat digunakan untuk mengetahui kemampuan bank
untuk membayar kembali kewajibannya kepada para deposannya dengan aset tunai yang dimilikinya. Rendahnya nilai rasio ini mengindikasikan bahwa suatu perusahaan
perbankan mengalami kesulitan kas.
Universitas Sumatera Utara
Rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan, karena
persediaan memerlukan waktu yang relatif lama untuk direalisir menjadi uang kas dan menganggap bahwa piutang segera dapat direalisir sebagai uang kas, walaupun
kenyataannya mungkin persediaan lebih likuid daripada piutang. Menurut Munawir 1997:74 “rasio ini lebih tajam daripada Current ratio, karena hanya membandingkan
aktiva yang sangat likuid mudah dicairkan atau diuangkan dengan utang lancar”. b Banking Ratio
Menurut Muljono 1999:431 “Banking Ratio digunakan untuk mengetahui kemampuan bank dalam membayar kembali kewajiban kepada deposannya dengan
menarik kembali kredit-kredit yang telah diberikan kepada debiturnya”. Rendahnya nilai rasio ini mengindikasikan banyaknya kredit macet yang dimiliki bank tersebut.
2.1.3.2 Rasio profitabilitas
Rasio profitabilitas adalah rasio yang memperlihatkan pengaruh gabungan dari likuiditas, manajemen aktiva dan hutang terhadap hasil operasi. Gibson 2001:
303, “ profitability is the ability of firm to generate earning. It is measured relative to a number of bases, such as assets, sales, and investment”. Gibson mengartikan
profitabilitas sebagai kemampuan suatu perusahaan untuk meningkatkan laba perusahaan, profitabilitas ini diukur dengan membandingkan laba yang diperoleh
perusahaan dengan sejumlah perkiraan yang menjadi tolok ukur keberhasilan
Universitas Sumatera Utara
perusahaan seperti aktiva perusahaan, penjualan, dan investasi, sehingga dapat diketahui efektivitas pengelolaan keuangan dan aktiva oleh perusahaan.
Menurut Haryanto dan Toto 2003:142, profitabilitas perusahaan adalah salah satu cara untuk menilai secara tepat sejauh mana tingkat pengembalian yang akan
didapat dari aktivitas investasinya. Jika kondisi perusahaan dikategorikan menguntungkan atau menjanjikan keuntungan di masa mendatang maka banyak
investor yang akan menanamkan dananya untuk membeli saham perusahaan tersebut. Dan hal itu tentu saja mendorong harga saham naik menjadi lebih tinggi.
Rasio profitabilitas yang menjadi fokus penelitian ini adalah Retun On Equity. Rasio laba bersih terhadap ekuitas saham biasa merngukur tingkat pengembalian atas
investasi pemegang saham. ROE sangat menarik bagi pemegang saham maupun calon pemegang saham, dan juga manajemen karena rasio tersebut merupakan ukuran
atau indikator penting dari shareholder value creation. Artinya semakin tinggi rasio ROE, semakin tinggi pula nilai perusahaan, hal ini tentunya merupakan daya tarik
investor untuk menanamkan modalnya di perusahaan tersebut. Menurut Tandelilin 2001:240 “ROE menggambarkan sejauhmana kemampuan perusahaan
menghasilkan laba yang bisa diperoleh pemegang saham”.
2.1.4. Saham dan Perubahan Harga Saham