5. Kesegaran Jasmani
Kesegaran jasmani merupakan suatu kesanggupan atau kemampuan dari tubuh manusia untuk melakukan penyesuaian atau adaptasi terhadap beban fisik
yang dihadapi tanpa menimbulkaan kelelahan yang berarti dan memiliki kapasitas cadangan untuk melakukan aktivitas selanjutnya.
3.2. Postur Kerja
4
Postur kerja operator sangat mempengaruhi tingkat produktivitas dan kinerja yang dihasilkan oleh seorang pekerja. Konsep-konsep ergonomi yang
berkaitan dengan postur kerja dapat membantu untuk mendapatkan postur kerja yang baik dan nyaman bagi pekerja seperti postur kerja pada saat berdiri, duduk,
mengangkat dan menurunkan barang serta postur kerja lainnya. Beberapa pekerjaan akan memerlukan postur kerja tertentu yang terkadang tidak nyaman.
Kondisi kerja ini memaksa pekerja selalu berada pada postur kerja yang tidak alami dan berlangsung lama. Hal ini menyebabkan keluhan sakit pada tubuh,
cacat produk bahkan cacat tubuh serta bisa menyebabkan kematian. Misalnya pekerjaan kuli panggul yang setiap saat mengangkat barang-barang, kondisi
pekerjaan seperti ini tidak alami karena selain menimbulkan kelelahan pada saat bekerja juga dapat menyebabkan tubuh akan merasa sakit. Untuk menghindari
sikap dan posisi kerja yang kurang mengenakkan ini pertimbangan-pertimbangan eregonomis antara lain menyarankan hal-hal sebagai berikut :
4
Sritomo, W., 1995. Ergonomi Studi Gerak dan Waktu Surabaya : Penerbit PT. Guna Widya Edisi Pertama, hal. 76-77.
Universitas Sumatera Utara
1. Mengurangi keharusan operator untuk bekerja dengan postur kerja
membungkuk dengan frekuensi kegiatan yang sering atau dalam jangka waktu yang lama.
2. Operator seharusnya tidak menggunakan jarak jangkauan maksimum.
Pengaturan postur kerja dalam hal ini dilakukan dalam jarak jangkauan normal konsepprinsip ekonomi gerakan. Dalam hal-hal tertentu operator
harus mampu dan cukup leluasa mengatur tubuhnya agar memperoleh postur kerja yang leluasa dalam gerakan. Untuk hal-hal tertentu operator
harus mampu dan cukup leluasa mengatur tubuh agar memperoleh sikap dan posisi kerja yang nyaman.
3. Operator tidak seharusnya duduk atau berdiri pada saat bekerja dalam
waktu yang lama dengan kepala, leher, dada atau kaki berada pada postur kerja yang miring. Demikian pula sedapat mungkin menghindari cara kerja
yang memaksa operator harus bekerja dengan posisi telentang dan tengkurap.
4. Operator tidak seharusnya dipaksa bekerja dalam frekuensi atau periode
dalam waktu yang lama dengan tangan atau lengan berada dalam posisi di atas level siku yang normal.
Universitas Sumatera Utara
Penetapan sikap dan posisi kerja sesuai dengan Sedangkan pertimbangan- pertimbangan tersebut di atas pada dasarnya bertujuan memberikan kenyamanan
pada pekerja dengan memperlihatkan sikap dan posisi bekerja yang di EANSE. Postur kerja duduk memerlukan lebih sedikit energi dari pada berdiri,
karena hal ini dapat mengurangi banyaknya otot statis pada kaki. Operator yang bekerja dalam postur kerja duduk memerlukan sedikit istirahat. Berdiri merupakan
sikap siaga baik fisik maupun mental, sehingga aktivitas kerja yang dilakukan lebih cepat, kuat dan teliti. Sikap berdiri lebih melelahkan daripada duduk dan
energi yang dikeluarkan lebih banyak 10-15 dibandingkan bekerja duduk.
3.3. Musculoskletal