Metode Analisis Data METODE ANALISIS DATA

3.4 Metode Analisis Data

Data primer yang diperoleh diolah dan dianalisis dengan metode kuantitatif. Analisis kuantitatif digunakan untuk mengidentifikasi pengaruh faktor produksi terhadap jumlah produksi, efisiensi, dan profitabilitas usahatani cabai merah di Sukanalu, Kecamatan Barusjahe Kabupaten Karo. Data yang dikumpulkan diolah dengan menggunakan SPSS 16 dan Frontier 4.1. Data yang diperoleh dari lapangan terlebih dahulu ditabulasi dan selanjutnya dianalisis dengan menggunakan alat uji yang sesuai dengan identifikasi masalah sebagai berikut : a. Untuk identifikasi masalah I diuji dengan fungsi produksi Cobb –Douglas dengan rumus : Y = b X 1 b1. X 2 b2. X 3 b3. X 4 b4. X 5 b5 + u Dimana : Y = Produksi Cabai Merah yang dihasilkan dalam satu kali musim tanam Kg b = intersep X 1 = luas lahan yang digunakan dalam satu kali masa tanam. ha X 2 = jumlah bibit yang digunakan dalam satu kali masa tanam batang X 3 = jumlah tenaga kerja yang digunakan dalam satu kali masa tanam HKP. X 4 = jumlah seluruh pupuk digunakan dalam satu kali masa tanam Kg X 5 = jumlah seluruh pestisida yang digunakan dalam satu kali masa tanam diakumulasikan dalam satuan kg. Universitas Sumatera Utara b1-b5 = besaran yang akan diduga u = kesalahan residual Untuk menguji apakah penggunaan beberapa masukan bersama-sama berpengaruh terhadap hasil produksi cabai merah digunakan uji F dengan rumus sebagai berikut : F hitung = � �− N−k Dimana : ESS = Explained Sum of Square jumlah kuadrat regresi TSS = Total Sum of Square jumlah kuadrat total k = jumlah variabel N = jumlah sampel Dengan tingkat signifikasi α 5 maka: 1. Jika Fhitung Ftabel : Hi ditolak berarti input yang berupa lahan, bibit, pupuk, tenaga kerja dan obat-obatan secara bersama-sama tidak berpengaruh nyata terhadap hasil produksi cabai merah 2. Jika Fhitung Ftabel : Hi diterima berarti input yang berupa lahan, bibit, pupuk, tenaga kerja dan obat-obatan secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap hasil produksi cabai merah. Untuk menguji apakah pengaruh bebas yakni input Xi yang digunakan dari usahatani cabai merah secara parsial berpengaruh nyata terhadap hasil produksi digunakan uji-t, dengan rumus sebagai berikut ; T hitung = �� � �� Universitas Sumatera Utara Dimana : bi = koefisien regresi ke-i Se = standard error koefisien regresi ke-i Dengan hipotesis : Hi = bi ≠ 0 Pada tingkat signifikasi α 5 : 1. Jika t-hitung t-tabel : Hi ditolak berarti masukan ke-i tidak berpengaruh nyata terhadap hasil produksi cabai merah 2. Jika t-hitung t-tabel : Hi diterima berarti masukan ke-i berpengaruh nyata terhadap hasil produksi cabai merah. Untuk mengetahui seberapa besar variabel yang mempengaruhi menjelaskan variabel yang dipengaruhi digunakan uji determinasi R 2 . Masukan pada usahatani cabai merah akan semakin dekat hubungannya dengan hasil produksi cabai merah bila nilai R 2 sama dengan atau mendekati satu. R 2 = � Dimana : ESS = Explained Sum of Square jumlah kuadrat regresi TSS = Total Sum of Square jumlah kuadrat total b. Untuk identifikasi masalah II diuji dengan analisis efisiensi. Uji efisiensi digunakan untuk melihat apakah faktor produksi yang digunakan pada usahatani cabai di Desa Sukanalu, Kecamatan Barusjahe, Kabupaten Karo Universitas Sumatera Utara sudah efisien atau belum. Uji efisiensi meliputi efisiensi teknis, efisiensi harga dan efisiensi ekonomi. 1. Efisiensi Teknis Salah satu pendekatan dalam kajian fungsi produksi adalah model stochastic production frontier SPF Kirkley et al. 1995. Model SPF diperkenalkan oleh Aigner et al. 1977 dan Meeussen and van der Broeck 1977, dan pertama kali dikemukakan oleh Farrell dalam upaya menjembatani antara teori dan hasil empiris. Persamaan stochastic production frontier diestimasi dengan pendekatan maximum likelihood estimates MLE berdasarkan hipotesis bahwa petani selalu memaksimalkan keuntungan dalam setiap aktivitas usaha tani. Keunggulan model SPF yaitu dapat mengakomodir gangguan acak random noise yang diakibatkan oleh faktor eksternal pada fungsi produksi yang telah memiliki gangguan acak sebelumnya. Hal tersebut memungkinkan fungsi SPF dapat menjelaskan masalah efisiensi teknik. Oleh karena itu, pendekatan SPF merupakan model yang efektif untuk menghitung efisiensi teknis Hiariey, 2009 Nilai efisiensi teknis dapat diketahui dari hasil pengolahan data dengan Frontier Versi 4.1c. Jika nilai efisiensi teknis sama dengan satu, maka penggunaan input dalam usahatani cabai sudah efisien. Jika nilai efisiensi teknis tidak sama dengan satu, maka penggunaan input dalam usahatani cabai belum efisien. Untuk Universitas Sumatera Utara mendapatkan efisien teknis TE dari usahatani cabai dapat dilakukan dengan perhitungan sebagai berikut : TE = exp[E ui | ei ] Dimana : 0 ≤TE≤1 Untuk mengetahui efisiensi teknik maka diperlukan data penggunaan faktor produksi seperti luas lahan, jumlah bibit, jumlah pupuk, tenaga kerja dan obat-obatan yang sudah dilogaritmanaturalkan terlebih dahulu. Kemudian akan didapat nilai harapan mean efisiensi tekniknya dengan menggunakan frontier 4.1. Jika nilai TE semakin mendekati 1 maka usaha tani dapat dikatakan semakin efisien secara teknik dan jika nilai TE semakin mendekati 0 maka usaha tani dapat dikatakan semakin inefisien secara teknik. 2. Efisiensi Harga Menurut Kurniawan, dkk, 2008, pengukuran efisiensi alokatif dan ekonomis dapat dilakukan dengan menurunkan fungsi biaya dual dari fungsi produksi Cobb-Douglas yang homogenous. Caranya yaitu dengan meminimumkan fungsi biaya input sehingga diperoleh fungsi biaya dual frontier : C = fY, P1, P2, P3, P4, P5 dengan C adalah biaya produksi cabai merah, Y adalah hasil produksi kentang, dan P1-P5 berturut-turut adalah harga lahan, harga bibit, harga pupuk, harga obat-obatan, harga upah tenaga kerja yang dilogaritmanaturalkan terlebih dahulu. Apabila EH 1 Universitas Sumatera Utara maka usahatani belum efisien, sementara jika EH = 1 maka usatani sudah mencapai tingkat efisien. 3. Efisiensi Ekonomi Efisiensi ekonomi merupakan hasil kali antara seluruh efisiensi teknis dengan efisiensi harga dari seluruh faktor input, sebuah alokasi sumber daya yang efisien secara teknis dimana kombinasi output yang diproduksi juga mencerminkan preferensi masyarakat Nicholson, 2002. Dengan kata lain efisiensi ekonomi akan tercapai jika tercapai efisiensi teknis dan efisiensi harga. EE = ET.EH Dimana : EE = Efisiensi Ekonomi ET = Efisiensi Teknik EH = Efisiensi Harga Jika nilai efisiensi ekonomi sama dengan satu, maka usahatani yang dilakukan sudah mencapai tingkat efisiensi. c. Untuk identifikasi masalah III yakni profitabilitas petani diuji dengan menggunakan analisis struktur biaya, pendapatan, dan analisis RC ratio. Untuk mengetahui biaya total, secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut : TC = TFC + TVC Dimana : TC = Total Cost biaya total Rpmusim tanam TFC = Total Fixed Cost biaya tetap total Rpmusim tanam Universitas Sumatera Utara TVC = Total Variabel Costbiaya variabel total Rpmusim tanam Secara matematis, rumus untuk menghitung jumlah penerimaan petani adalah : TR = Y.Py Dimana : TR = Total revenue penerimaan total Rp Y = Jumlah produksi Kg Py = Harga jual cabai merah Rp Secara matematis, rumus untuk menghitung jumlah pendapatan petani adalah : ∏ = TR – TC Dimana : ∏ = Pendapatan petani cabai merah Rpmusim tanam TR = total revenue penerimaan total Rpmusim tanam TC = total cost biaya total Rpmusim tanam Perhitungan analisis RC ratio untuk mengetahui perbandingan tingkat keuntungan dan biaya usahatani, dengan rumus sebagai berikut RC = � � � � Jika perbandingan RC 1 maka dapat dikatakan usahatani menguntungkan, sedangkan RC Ratio 1 usahatani dikatakan merugikan karena biaya yang dikelurkan lebih besar dari penerimaan yang diperoleh. Universitas Sumatera Utara

3.5 Definisi dan Batasan Operasional

Dokumen yang terkait

Pengaruh Sistem Pengelolaan Usahatani Cabai Merah (Capsicum Annum L.) terhadap Jumlah Produksi dan Tingkat Pendapatan (Studi Kasus: Desa Ajijulu, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo)

7 79 91

Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Cabai (Capsicum annum. L) Dusun Pamah semilir Kecamatan Sei Bingei Kabupaten Langkat

11 107 67

Evaluasi Kesesuaian Lahan Tanaman Cabai (Capsicum Annum L.) Dusun Pamah Semilir Kecamatan Sei Bingei Kabupaten Langkat

3 51 77

Analisis Perbandingan Kelayakan Usahatani Cabai Merah (Capsiccum Annum L.) dengan Cabai Rawit (Capsiccum Frutescens L.) (Studi Kasus : Desa Hinalang, Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun)

17 140 134

Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor Produksi Usahatani Cabai Merah (Capsicum Annum l.) ( Studi Kasus : Desa Sukanalu, Kecamatan Barusjahe, Kabupaten Karo)

0 1 2

Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor Produksi Usahatani Cabai Merah (Capsicum Annum l.) ( Studi Kasus : Desa Sukanalu, Kecamatan Barusjahe, Kabupaten Karo)

0 0 60

Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor Produksi Usahatani Cabai Merah (Capsicum Annum l.) ( Studi Kasus : Desa Sukanalu, Kecamatan Barusjahe, Kabupaten Karo)

0 0 11

Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor Produksi Usahatani Cabai Merah (Capsicum Annum l.) ( Studi Kasus : Desa Sukanalu, Kecamatan Barusjahe, Kabupaten Karo)

0 0 1

Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor Produksi Usahatani Cabai Merah (Capsicum Annum l.) ( Studi Kasus : Desa Sukanalu, Kecamatan Barusjahe, Kabupaten Karo)

0 0 7

Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor Produksi Usahatani Cabai Merah (Capsicum Annum l.) ( Studi Kasus : Desa Sukanalu, Kecamatan Barusjahe, Kabupaten Karo)

0 0 20