5.3.1. Efisiensi Teknik
Ketut Sukiyono 2004 dalam Widyananto 2010 menyatakan efisiensi teknik digunakan untuk mengukur sampai sejauh mana seorang petani mengubah
masukan menjadi keluaran pada tingkat ekonomi dan teknologi tertentu.
Berdasarkan pengolahan data dengan frontier version 4.1 diketahui nilai rata-rata efisiensi teknisnya mencapai 0,715, nilai efisiensi teknis tersebut berarti bahwa
rata-rata petani sampel dapat mencapai 71,5 dari potensial 100 produksi yang diperoleh dan kombinasi faktor produksi yang dikorbankan. Nilai rata-rata
efisiensi teknik tersebut lebih kecil daripada 1. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan faktor produksi dalam usahatani cabai merah yang dilakukan oleh
petani sampel tersebut belum efisien. Masih ada peluang potensi sebesar 28,5 untuk meningkatkan produksi cabai merah di daerah penelitian, jika nilai efisiensi
teknik sudah semakin mendekati 1 maka berarti semakin tinggi tingkat efisiensi teknik yang dicapai dalam usahatani. Namun, jika dilihat dari penggunaan faktor
produksi dalam usahatani dari 60 sampel yang diteliti terdapat 22 sampel yang telah mencapai efisiensi secara teknis lampiran 10.
5.3.2 Efisiensi Harga
Efisiensi harga atau alokatif menunjukkan hubungan antara biaya dan output. Dalam hal ini harga faktor produksi yang dimasukkan adalah adalah produksi,
bibit, lahan, tenaga kerja, pupuk, dan pestisida. Berikut dibawah ini hasil analisis efisiensi harga yang dapat dilihat pada tabel 5.6 sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.5 Hasil Tingkat Efisiensi Harga Usahatani Cabai merah di Desa Sukanalu, Kecamatan Barusjahe, Kabupaten Karo
Tingkat Efisiensi Besar Sampel
orang Persentase
Rendah 0-0,30 60
100 Sedang 0,301-0,60
Tinggi 0,601-1
Total 60
100 Mean
Allocative Efficiency
0,1149
Sumber : La mpiran 11
Dari hasil tabel 5.5 dapat diketahui bahwa kombinasi harga penggunaan faktor produksi cabai merah belum efisien. Hasil analisis dengan frontier 4.1c diperoleh
nilai rata-rata efisiensi harga 0,1149. Nilai efisiensi harga tersebut menunjukkan bahwa rata-rata petani sampel hanya dapat mencapai 11,49 persen dari potensial
produksi yang diperoleh dari kombinasi harga produksi yang dikorbankan. Hal yang terjadi di daerah penelitian adalah petani sering membeli pupuk, bibit, dan
pestisida sesuai dengan kemampuan finansial sendiri, bahkan penggunannya masih berdasarkan rekomendasi sesama petani dan penjual sarana produksi.
Begitupun untuk penanaman bibit dan jarak tanam, diterapkan berdasarkan luas lahan yang dimiliki, padahal luas lahan tiap petani adalah berbeda. Penggunaan
faktor produksi bibit lebih kecil dan jarak tanam lebih besar dari yang dianjurkan.
5.3.3 Efisiensi Ekonomi