kerja yang rendah. Situasi kerja yang dimaksud adalah hubungan kerja, fasilitas kerja, iklim kerja, kebijakan pimpinan, pola kepemimpinan, dan
kondisi kerja. Menurut Henry Simamora 1995 : 500 kinerja dapat dipengaruhi oleh tiga faktor
yaitu : 1. Faktor individual
a Kemampuan dan keahlian b Latar belakan
c Demografi 2. Faktor psikologis :
a Persepsi b Attitude
c Personality d Pembelajaran
e Motivasi 3. Faktor organisasi :
a Sumberdaya b Kepemimpinan
c Penghargaan d Struktur
e Job design
g. Langkah – langkah peningkatan kinerja
Dalam rangka peningkatan kinerja, paling tidak telah mengemukakan tujuh langkah yang dapat dilakukan sebagai berikut:
a. Mengetahui Adanya kekurangan dalam kinerja
b. Mengenai kekurangan dan tingkat keseriusan.
c.
Mengidentifikasikan hal-hal yang mungkin menjadi penyebab kekurangan baik yang behubungan dengan dengan pegawai itu sendiri
d. Mengembamgkan rencana tindakan tersebut
e. Melakukan evaluasi apakah masalah tersebut sudah terasi atau belum f. Mulai dari awal, apabila perlu.
Dari peningkatan kinerja ini mempunyai hasil dalam peningkatan karena semuanya mempunyai kekurangan dan kelebihan, hal itu harus sangat berguna
bagi para karyawan.
2.1.5 Pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kepuasan kerja Perilaku pemimpin merupakan salah satu faktor penting yang dapat
mempengaruhi kepuasan kerja. Menurut Miller et al. 1991 menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan mempunyai hubungan yang positif terhadap kepuasan kerja
para pegawai.Menurut Robert House dalam Robbins, 2002:16 mengemukakan bahwa perilaku seorang pemimpin dapat diterima dengan baik oleh bawahan
sejauh mereka pandang sebagai suatu sumber dari perilaku seorang pemimpin bersifat motivasional untuk 1 membuat bawahan memerlukan kepuasan yang
bergantung pada kinerja yang efektif dan 2 memberikan latihan bimbingan, dukungan dan ganjaran yang perlu untuk kinerja yang efektif.
2.1.6 pengaruh iklim organisasi terhadap kepuasan kerja menurut Siagian 2003:296 mengatakan bahwa seseorang merasa puas
dalam pekerjaannya karena yang bersangkutan menyadari bahwa apa yang dicapainya sudah maksimal. Dalam situasi demikian ia berusaha berprestasi
sebaik mungkin. Terlepas dari faktor-faktor apa yang dijadikan sebagai alat pengukur kepuasan kerja,tetap penting untuk mengusahakan agar terdapat
hubungan positif antara iklim organisasi dengan kepuasan kerja seseorang dalam organisasi. Artinya menjadikan iklim organisasi untuk memacu kepuasan
karyawan yang lebih baik. Seseorang yang berada dalam iklim organisasi yang baik akan dapat
menimbulkan kemauan yang kuat untuk mengerjakan suatu kegiatan yang menjadi kewajibannya bahkan tidak segan-segan melakukan tugas diluar
perannya. Adanya iklim organisasi yang baik tentunya akan menimbulkan kepuasan kerja bagi karyawan.
2.1.7 pengaruh gaya kepemimpian terhadap kinerja guru Gaya kepemimpinan leadership style merupakan cara pimpinan untuk
mempengaruhi orang lain atau bawahannya sedemikian rupa sehingga orang tersebut mau melakukan kehendak pimpinan untuk mencapai tujuan organisasi
meskipun secara pribadi hal tersebut mungkin tidak disenangi. Menurut Dharma 1985:55 mengemukakan bahwa hampir seluruh cara
pengukuran kinerja mempertimbangkan hal-hal berikut : kuantitas jumlah yang harus diselesaikan, kualitas mutu yang dihasilkan, dan ketepatan waktu
“kesesuaian dengan waktunya yang telah direncanakan. Menurut Alberto et al. 2005 kepemimpinan berpengaruh positif kuat
terhadap kinerja, juga berpengaruh signifikan terhadap learning organisasi. Temuan ini memberikan indikasi bahwagaya kepemimpinan seorang pemimpin
sangat berpengaruh terhadap kinerjabawahannya, di samping itu untuk mendapatkan kinerja yang baik diperlukan adanya pemberian pembelajaran
terhadap bawahannya.
2.1.8 Pengaruh iklim organisasi terhadap kinerja Guru Iklim organisasi merupakan kualitas dari proses interaksi dalam suatu
organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan Boone dan Kurtz dalam Swastha, 2002;130. Seseorang yang berada pada iklim organisasi yang baik akan
menimbulkan kemauan yang besar untuk melakukan suatu kegiatan yang menjadi kewajibannya dan bahkan tidak segan-segan melaksanakan tugas diluar perannya.
Jika suatu karyawan berada dalam iklim organisasi yang baik, maka dia akan terpacu untuk terus meningkatkan kinerjanya menjadi lebih baik lagi. Dan dari
penelitian yang dilakukan penelitian Devi Kurniasari 2012 dapat dibuktikan bahawa kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.
2.1.9 Pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja Menurut Robbins 2001;180 mendefinisikan kepuasan kerja sebagai sikap
umum seorang individu terhadap pekerjaannya, seseorang dengan tingkat
kepuasan yang tinggi akan menunjukkan sikap yang positif terhadap pekerjaannya, sedangkan seseorang yang tidak merasa puas dengan pekerjaannya
akan menunjukkan sikap yang negatif. Sikap postif karyawan terhadap pekerjaannya dikarenakan kepuasan kerja yang didapatnya. Jadi semakin tinggi
tingkat kepuasan yang dirasakan karyawan terhadap pekerjaannya, semakin tinggi pula kinerja pegawai tersebut.
2.2 Penelitian terdahulu