Perkembangan psikososial Rancangan penelitian Populasi dan sampel

Seiring dengan masuknya anak ke sekolah dasar, maka kemampuan kognitifnya turut mengalami perkembangan yang pesat, karena dengan masuk sekolah, berarti dunia dan minat anak bertambah luas, dan dengan meluasnya minat maka bertambah pula pengertian tentang manusia dan objek-objek yang sebelumnya kurang berarti bagi anak. 2 Pola perkembangan anak dibagi menjadi 4 tahapan; stadium sensorimotorik 0-18 atau 24 bulan, stadium praoperasional 1-7 tahun, stadium operasional konkrit 7-11 tahun , stadium operasional formal 11-15 tahun atau lebih. 9 Pemikiran anak usia sekolah dasar disebut stadium operasional konkret artinya aktifitas mental yang difokuskan pada objek-objek peristiwa nyata atau konkret. 7 Dalam upaya memahami alam sekitarnya, mereka tidak lagi terlalu mengandalkan informasi yang bersumber dari panca indera, karena ia mulai mempunyai kemampuan untuk membedakan apa yang tampak oleh mata dengan kenyataan sesungguhnya. Hanya saja, apa yang dipikirkan oleh anak masih terbatas pada hal-hal yang ada hubungannya dengan sesuatu yang konkret, suatu realitas secara fisik, benda-benda yang benar-benar nyata. Sebaliknya, benda-benda atau peristiwa-peristiwa yang tidak ada hubungannya secara jelas dan konkrit dengan realitas, masih sulit dipikirkan oleh anak. 8

d. Perkembangan psikososial

Pada tahap ini, anak dapat menghadapi dan menyelesaikan tugas atau perbuatan yang dapat membuahkan hasil, sehingga dunia psikososial anak menjadi kompleks. Anak lebih memahami dirinya melalui karakteristik internal daripada Universitas Sumatera Utara karakteristik eksternal dan dapat memilah apa yang baik bagi dirinya, maupun memecahkan masalahnya sendiri dan mulai melakukan identifikasi terhadap tokoh tertentu yang menarik perhatiannya. 8 Masa usia anak sekolah adalah transisi dalam interaksi sosial yaitu terjadinya perubahan figur tokoh yang akan berpengaruh pada diri anak. Dalam hal ini tokoh ibu akan digantikan oleh tokoh guru. Menurut Suryosubroto, bahwa keberhasilan proses belajar mengajar sangat ditentukan oleh kemampuan guru dalam mengelola proses belajar mengajar. Untuk itu, di dalam penyuluhan kesehatan gigi dan mulut perlu dilakukan kerja sama dengan guru. 5

2.2 Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut

Penyuluhan adalah proses belajar non formal kepada sekelompok masyarakat tertentu, sehingga pada penyuluhan kesehatan gigi dan mulut diharapkan terciptanya suatu pengertian yang baik mengenai kesehatan gigi dan mulut. 10 Penyuluhan mempunyai efek terhadap anak-anak yang disuluh sehingga diharapkan akan terjadi perubahan tingkah laku yang meliputi aspek kognitif dan psikomotor. 11 Penyuluhan memiliki beberapa metode, antara lain metode ceramah, diskusi, curah pendapat, panel, bermain, demonstrasi, simposium dan metode seminar. 12 Menurut Budiharto, metode yang paling sering digunakan adalah penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dengan metode ceramah dan metode bermain. 13

2.2.1 Penyuluhan dengan metode ceramah

Universitas Sumatera Utara Metode ceramah adalah suatu cara dalam penyuluhan untuk menerangkan dan menjelaskan suatu ide, pengertian atau pesan secara lisan kepada sekelompok sasaran sehingga memperoleh informasi tentang kesehatan. 12 Kelebihan metode ceramah: a. Dapat dipakai pada orang dewasa maupun anak-anak. b. Seluruh materi tersampaikan dengan baik. c. Dapat dipakai pada kelompok besar. d. Tidak melibatkan terlalu banyak alat bantu. e. Dapat dipakai untuk mengulang atau memberi pengantar pada pelajaran atau aktifitas. Kekurangan metode ini adalah: a. Komunikasi satu arah. b. Hanya sedikit pengajar yang dapat menjadi pembicara yang baik. c. Pembicara harus menguasai pokok pembicaraan. d. Pembicara kurang dapat mengetahui dengan pasti sejauh mana siswa telah menguasai bahan ceramah. e. Cenderung membosankan dan perhatian siswa berkurang, kerena pembicara kurang memperhatikan faktor-faktor psikologis siswa, sehingga bahan yang dijelaskan menjadi kabur. f. Pembicara kurang dapat memanfaatkan pendengarnya. g. Daya ingatnya terbatas. h. Pembicara tidak selalu dapat menilai reaksi pendengar.

2.2.2 Penyuluhan dengan metode bermain

Universitas Sumatera Utara Metode bermain adalah memerankan sebuah situasi dalam kehidupan manusia dengan tanpa diadakan latihan, dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk dipakai sebagai bahan pemikiran oleh kelompok. 12 Kelebihan metode bermain adalah: a. Peserta dapat langsung berperan di dalamnya. b. Proses menjadi lebih aktif. c. Karena bersifat aktif, maka dapat membantu proses pengamatan, pengenalan dan ingatan. d. Lebih menyenangkan dan menarik perhatian jika digunakan pada anak- anak. e. Mendorong rasa kesatuan antara peserta. f. Mendapatkan hasil yang nyata. Kekurangan metode ini adalah: a. Melibatkan anggota tubuh sehingga menguras energi b. Melibatkan banyak alat bantu. c. Mahal d. Memerlukan ruangan yang cukup luas.

2.2.3 Perbedaan bermain dan permainan dalam penyuluhan kesehatan gigi dan mulut

Sudono mengemukakan bahwa bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa mempergunakan alat yang menghasilkan pengertian atau memberikan informasi, memberi kesenangan maupun mengembangkan imajinasi anak. Dengan bermain anak mampu mengembangkan potensi yang ada dalam Universitas Sumatera Utara dirinya, anak-anak akan lebih senang dan menjadikan si anak lebih aktif. 9 Belajar dengan bermain akan memberi kesempatan kepada anak untuk memanipulasi, mengulang-ulang, menemukan sendiri, bereksplorasi serta mempraktekkannya. 14 Bermain bukan saja mencerminkan tahap perkembangan kognitif anak itu sendiri. Saat anak bermain, anak-anak tidak belajar sesuatu yang baru, tetapi mereka mempraktekkan dan mengkonsolidasikan keterampilan baru yang diperoleh. Dengan bermain, keterampilan baru yang diperoleh melalui praktek tidak akan segera hilang dan akan selalu diingatnya. 9 Bermain tidak sama dengan permainan. Permainan adalah salah satu bentuk aktifitas sosial yang dominan pada awal masa anak-anak dengan menghabiskan lebih banyak waktunya di luar rumah bermain dengan teman-temannya dibandingkan terlibat dalam aktifitas lain. 7 Permainan mempunyai arti yang sangat penting bagi perkembangan kehidupan anak. 9 Permainan memiliki beberapa fungsi. Ada tiga fungsi utama permainan, yaitu: a. Fungsi kognitif yaitu membantu perkembangan kognitif anak, menjelajahi lingkungannya, mempelajari objek-objek sekitarnya, dan belajar memecahkan masalah yang dihadapinya. b. Fungsi sosial yaitu meningkatkan perkembangan sosial anak, khususnya dalam memerankan suatu peran, anak belajar dari peran-peran yang akan ia mainkan. c. Fungsi emosi yaitu memungkinkan anak untuk memecahkan sebagian dari masalah emosionalnya, belajar mengatasi kegelisahan dan konflik batin. Universitas Sumatera Utara Bermain adalah produk dari bermain, mainan dan simulasi. 15 Bermain digunakan anak-anak untuk menjelajahi dunianya, menggunakan kemampuan fisik dan mental guna mengatur selalu atau mengorganisasi pengalaman-pengalamannya. 7 Dalam pendidikan, metode bermain diartikan sebagai sebuah interaksi tiga komponen yang juga dikombinasikan dengan diri anak sendiri, anak yang berperan didalamnya kemudian menyimpulkan serta mempelajari pengetahuan yang didapatnya. 5 Permainan dapat dilakukan oleh semua kelompok umur, permainan mempengaruhi penampilan anak-anak di muka umum menjadi lebih nyaman, sebagai penolong dalam penyuluhan kesehatan gigi dan mulut. 2 Permainan merupakan suatu alternatif dalam penyuluhan kesehatan gigi dan mulut di sekolah dasar. 16 Penyuluhan yang merupakan suatu proses belajar akan lebih berpengaruh dalam meningkatkan pengetahuan jika dikombinasi dengan permainan karena proses belajar lebih aktif, dan lebih menyenangkan jika digabungkan dengan permainan. 17 BAB 3 Universitas Sumatera Utara METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Rancangan penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental, yaitu pre and post test grup design. Dalam penelitian ini murid-murid dibagi atas dua kelompok yaitu kelompok yang diberi penyuluhan dengan metode ceramah menggunakan poster dan kelompok yang diberikan penyuluhan dengan metode bermain.

3.2 Populasi dan sampel

Populasi terdiri atas murid-murid kelas VI SD Islam An-Nizam yang berjumlah 161 orang. Sampel dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan rumus : n = Z α + Z β σ đ 2 Keterangan: σ = Standard deviasi skor pengetahuan dari penelitian Makuch A dan Rescke K 7,41 Z α = Batas atas nilai konversi pada tabel distribusi normal untuk batas kemaknaan pada α 5 adalah 1,96 Z β = Batas bawah nilai konversi pada tabel distribusi normal untuk batas kemaknaan pada β 95 adalah 1,64 đ = Derajat ketepatan ditentukan oleh peneliti 5,0 Universitas Sumatera Utara Maka: n = Z α + Z β σ đ 2 = 1,96 + 1,64 7,41 5,0 2 = 28 orang Berdasarkan perhitungan, diperoleh jumlah sampel minimum adalah 28 orang. Dalam penelitian ini besar sampel yang diambil peneliti adalah masing-masing 30 orang anak yang di berikan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dengan metode ceramah dan 30 orang anak diberikan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dengan metode bermain, sehingg total sampel menjadi 60 orang. Sampel berasal dari empat kelas, yaitu: kelas 6A, 6B, 6C, dan 6D yang diambil secara random.

3.3 Variabel penelitian