Farmakologi Efek Samping Dosis

xviii

2.1.2 Farmakologi

Nifedipin adalah zat pertama 1975 dari kelompok dihidropiridin dengan gugusan fenil pada posisi-para. Khasiat utamanya adalah vasodilatasi, maka terutama digunakan pada hipertensi esensil ringan sedang, juga pada angina variant berdasarkan efeknya terhadap jantung yang relatif ringan: tak berkhasiat ionotrop negatif. Pada angina stabil hanya digunakan bila beta-blockers dikontra- indikasi atau kurang efektif. Khususnya dianjurkan tablet long-acting Oros =system osmotis yang melepaskan obat secara teratur untuk waktu lama. Agar efeknya pesat, tablet dapat dikunyah dan diletakkan di bawah lidah pada krisis hipertensi. Selanjutnya obat ini juga berguna pada Penyakit Raynaud dan serangan sedu hiccup Tjay dan Kirana, 2002.

2.1.3 Efek Samping

Efek samping yang sering terjadi adalah udema pergelangan kaki10. Dosis awal yang terlalu tinggi dapat memprovokasi serangan angina akibat hipotensi kuat mendadak, sporadis, malah ischemia dan infark akibat refleks tachycardia, terutama pada lansia. Beberapa penelitian memberikan indikasi mengenai peningkatan resiko jantung dan kanker Mycek et all, 2001. Selain itu nifedipin mempunyai insiden yang tinggi sekitar 20 tetapi biasanya ringan dan dapat membaik dengan berjalannya waktu. Efek samping ini dapat dikurangi dengan menurunkan dosis atau kombinas i dengan -blocker. Telah disebutkan bahwa nifedipin dapat menimbulkan serangan angina. Rasa nyeri muncul kira-kira 30 menit setelah makan obat. Bila ini terjadi, obat harus diturunkan dosisnya atau dihentikan Setiawati, A. dan Suyatna, F.D., 1995 xix

2.1.4 Dosis

• Dosis dewasa : Dosis angina dan fenomena Raynaud, sediaan konvensional, dosis awal 10 mg usia lanjut dan gangguan hati 5 mg 3 kali sehari dengan atau setelah makan; dosis pemeliharaan 5-20 mg 3 kali sehari; untuk efek yang segera pada angina: gigit kapsul dan telan dengan cairan. Hipertensi ringan sampai sedang dan profilaksis angina: sediaan lepas lambat, 30 mg sekali sehari tingkatkan bila perlu, maksimum 90 mg sekali sehari atau 20 mg 2 kali sehari dengan atau setelah makan awalnya 10 mg 2 kali sehari, dosis pemeliharaan lazim 10-40 mg 2 kali sehari. • Dosis anak-anak: Hipertrofi kardiopati 0,6-0,9 mgkg24 jam dalam 3-4 dosis terbagi. • Dosis pasien hemodialisis: tidak diperlukan dosis tambahan. • Dosis pasien dengan gangguan hepar: diperlukan penurunan dosis 50-60 pada pasien yang menderita sirosis hepatik. Anonim, 2008; Tjay dan Kirana, 2002

2.1.5 Sediaan