xxxv
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Menurut Moffat 2004, nifedipin mempunyai spektrum serapan maksimum pada daerah ultraviolet dalam larutan asam pada panjang gelombang
235 nm A
1 1
= 595 b dan 338 nm A
1 1
= 195 b. Menurut Merck Indeks 2001 , dalam larutan asam memberikan spektrum serapan maksimum pada panjang
gelombang 235 nm = 20600 dan 338 nm = 5740, dalam larutan basa pada
panjang gelombang 238 nm = 20600 dan 340 nm = 5740 dan dalam metanol pada panjang gelombang 235 nm
= 21590 dan 340 nm = 5010. Dari data kedua literatur diatas kemungkinan nifedipin dapat ditetapkan kadarnya
secara spektrofotometri ultraviolet. Dalam penelitian ini digunakan pelarut metanol, karena dari hasil orientasi dalam larutan asam diperoleh larutan yang
kurang jernih. Adapun alasan peneliti memilih panjang gelombang 235 nm untuk
pengukuran karena panjang gelombang tersebut nifedipin memiliki nilai absorptivitas molar
yang lebih besar daripada panjang gelombang 334 nm. Holme dan Peck 1983 menyatakan bahwa dengan nilai absorptivitas yang besar
maka pengukuran dapat dilakukan pada konsentrasi yang rendah, sehingga sensitivitas maksimum dari metode ini dapat tercapai.
4.1 Penentuan Panjang Gelombang Serapan Maksimum Nifedipin BPFI
Sebelum dilakukan penetapan kadar dengan menggunakan metode Spektrofotometri ultraviolet terlebih dahulu dilakukan penentuan panjang
xxxvi gelombang maksimum, meskipun panjang gelombang tersebut sudah diketahui
dalam literatur. Hal ini dikarenakan panjang gelombang suatu senyawa dapat berbeda bila ditentukan pada kondisi dan alat yang berbeda.
Penentuan panjang gelombang ini dilakukan pada konsentrasi yang memberikan serapan dengan kesalahan fotometrik terkecil
+ 0,4343. Untuk mendapatkan konsentrasi tersebut dapat dihitung menggunakan nilai absorptivitas
molar dari literatur, dalam metanol pada panjang gelombang 235 nm dengan absorptivitas molarnya 21590 The Merck Indeks, 2001. Contoh perhitungan
dapat dilihat pada Lampiran 9, halaman 33. Dari perhitungan didapatkan konsentrasi pengukuran adalah 7 mcgml dan
dari hasil pengukuran diperoleh panjang gelombang maksimum, pada 235 nm dan 334 nm dengan serapan masing-masing 0,4370 dan 0,1050 seperti terlihat pada
Gambar 1 dan tabel 1.
Gambar 1. Kurva serapan Nifedipin Baku Pembanding Farmakope Indonesia
konsentrasi 7 mcgml dalam pelarut metanol
xxxvii
Tabel 1. Data Absorbansi dari Kurva Serapan Maksimum
Selanjutnya, untuk penetapan kadar nifedipin dalam sediaan tablet yang beredar di pasaran dilakukan pada panjang gelombang maksimum nifedipin BPFI
dengan absorptivitas terbesar yaitu pada panjang gelombang 235 nm. Menurut Satiadarma 2004, penentuan kadar dilakukan dengan mengukur serapan pada
panjang gelombang maksimum puncak kurva, agar dapat memberikan serapan tertinggi untuk setiap konsentrasi. Bila suatu senyawa mempunyai lebih dari satu
puncak absorpsi maksimum, lebih diutamakan panjang gelombang absorpsi maksimum yang absorptivitasnya terbesar dan memberikan kurva kalibrasi linier
dalam rentang konsentrasi yang relatif lebar.
4.2 Pembuatan Kurva Kalibrasi
Penentuan linieritas kurva kalibrasi nifedipin BPFI dalam pelarut metanol dengan konsentrasi 4; 6; 8; 10 dan 12 mcgml pada panjang gelombang
maksimum 235 nm dengan menggunakan metanol sebagai blangko dapat dilihat pada tabel 2 dan gambar 2 berikut ini.
xxxviii
Tabel 2. Data Kurva Kalibrasi dari Nifedipin BPFI
Gambar 2. Kurva kalibrasi nifedipin BPFI dalam pelarut metanol pada panjang
gelombang 235 nm. Dari hasil pembuatan kurva kalibrasi nifedipin BPFI diperoleh hubungan
yang linier antara konsentrasi dan serapan dengan koefisien korelasi r = 0,9996 dan persamaan garis regresi Y = 0,052807 X + 0,002798 yang dapat dilihat pada
gambar 2. Kriteria penerimaan untuk korelasi adalah r ≥ 0,995 Shargel, 1985.
xxxix
4.3 Penentuan Kadar Nifedipin dalam sediaan tablet