Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang yang sedang membangun. Dengan pembangunan Indonesia diharapkan dapat sejajar dengan bangsa-bangsa lain yang sudah maju. Untuk melaksanakan pembangunan diperlukan sumber daya manusia yang cerdas dan terampil dibidangnya masing- masing. Kecerdasan dan keterampilan tersebut dapat dikembangkan melalui pendidikan. Pendidikan memegang peran yang penting untuk menjamin kelangsungan hidup suatu bangsa dan negara, dan untuk mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan seseorang. Dengan pendidikan seseorang akan mendapat ilmu pengetahuan. Dengan ilmu pengetahuan manusia akan berkembang menuju kesuksesan. Manusia diperintahkan untuk menuntut ilmu supaya menjadi manusia yang berguna bagi dirinya maupun bagi alam sekitarnya. Dalam pandangan Islam terdapat perbedaan antara orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu. Sesuai firman Allah SWT: ﻟا ﺎَﻤِﺑ ُﮫﱠﻠﻟاَو ٍتﺎَﺟَرَد َﻢْﻠِﻌْﻟا اﻮُﺗوُأ َﻦﯾِﺬﱠﻟاَو ْﻢُﻜﻨِﻣ اﻮُﻨَﻣآ َﻦﯾِﺬﱠﻟا ُﮫﱠﻠ ٌﺮﯿِﺒَﺧ َنﻮُﻠَﻤْﻌَﺗ Artinya :“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang berilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha mengatahui apa yang kamu kerjakan”.Q.S. Al-Mujadilah:11 1 1 Departemen Agama R.I, Al-Qur’an Tajwid dan Terjemah, Jakarta : Khairul Bayaan, 2005 Q.S. Al-Mujadilah : 11, hlm 775. Ayat di atas mengandung makna motivasi bagi kita semua untuk menuntut ilmu. Dengan ilmu pengetahuan kita mendapatkan kemuliaan dan derajat yang tinggi dengan orang yang tidak berilmu. Hal ini berarti betapa pentingnya pendidikan untuk menuntut ilmu. Pendidikan adalah tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan yang dipergunakan untuk menyempurnakan perkembangan individu dalam menguasai pengetahuan, kebiasaan, sikap dan sebagainya. 2 Adapun Undang-undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 1 mengamanatkan kepada Pemerintah untuk mengusahakan dan menyelenggarakan satu pendidikan nasional yang mampu meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini senada dengan apa yang tertuang dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, yang berbunyi: Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. 3 Salah satu di antara masalah besar dalam bidang pendidikan di Indonesia yang banyak diperbincangkan adalah rendahnya mutu pendidikan yang tercermin dari rendahnya rata-rata prestasi belajar. Keadaan pendidikan di Indonesia sangat jauh dari harapan bahkan peringkatnya sampai menurun. Hal tersebut didukung oleh hasil laporan dari Badan Dunia PBB mengenai peringkat pendidikan di Indonesia. Menurut laporan Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB untuk bidang pendidikan atau yang biasa kita sebut badan UNESCO yang dirilis pada tanggal 29 November 2007, bahwa peringkat Indonesia dalam hal pendidikan turun dari 2 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2001, hlm.11 3 Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II, Pasal II hlm. 3.www.bpkp.go.idunithokumuu200320-03.pdf. peringkat 58 menjadi 62 diantara 130 negara di dunia. Yang jelas, Education Development Index EDI adalah 0,935, di bawah Malaysia 0,945 dan Brunei Darussalam 0,965. Mau tidak mau, hal itu mengilustrasikan bahwa kualitas pendidikan Indonesia semakin menurun. 4 Dan rendahnya tingkat kelulusan ujian nasional UN tingkat sekolah menengah atas SMA kembali terulang di tingkat sekolah menengah pertama SMP. Sebanyak 28,97 persen atau 39.179 siswa SMP dinyatakan tidak lulus UN. Bahkan angka kelulusan UN tahun 2010 mengalami penurunan cukup tajam dibanding tahun lalu yang mencapai 99,8 persen. Data Dinas Pendidikan DKI Jakarta menyebutkan, dari 135.236 peserta UN SMP tahun 2010, hanya sebanyak 95.057 siswa atau 71,03 persen yang dinyatakan lulus. Sedangkan sisanya dinyatakan tidak lulus. Rinciannya, dari total peserta UN SMP sebanyak 118.764 siswa, yang dinyatakan lulus 88.272 siswa 74,33 persen dan yang tidak lulus sebesar 30.492 siswa 25,67 persen. Sedangkan dari 1.702 peserta UN SMP Terbuka, yang dinyatakan lulus hanya sebanyak 375 siswa 22,03 persen dan tidak lulus 1.327 siswa 77,97 persen. Sementara dari 14.770 peserta UN Madrasah Tsanawiyah, 7.410 siswa 50,17 persen dinyatakan lulus dan sebanyak 7.360 siswa 49,83 persen tidak lulus. Tingkat kelulusan UN SMP tahun 2010 lebih rendah dibanding tahun 2009. Dari 132.956 peserta UN, yang dinyatakan lulus 132.697 atau 99,805 persen. Sedangkan yang tidak lulus sebanyak 259 siswa atau 0,195 persen. 5 Untuk mencapai tujuan pendidikan maka diselenggarakan rangkaian dalam kependidikan secara sengaja, berencana, terarah, berjenjang dan sistematis melalui pendidikan formal seperti sekolah. Di sekolah siswa harus menguasai semua bidang mata pelajaran salah satunya adalah matematika. Pelajaran 4 Jaringan Inovasi Pendidikan JIP Kendal, “Peringkat Pendidikan Turun dari 58 ke 62”, dari: http:jipkendal.blogspot.com200712peringkat-pendidikan-turun-dari-58-ke.html , 29 juli 2010, 09:24 WIB. 5 Kompas, kamis-06-05-2010, jam 16:55, 17 februari 2011, 13:00 WIB. matematika diajarkan disetiap jenjang pendidikan mulai dari jenjang pendidikan dasar hingga keperguruan tinggi. Matematika bagi sebagian siswa merupakan suatu kesenangan mental yang timbul secara alamiah, tetapi bagi sebagian besar siswa yang lain, matematika adalah pelajaran yang rumit dan sulit. Pelajaran matematika bagi banyak siswa menjadi beban selama menjalani masa sekolah, padahal matematika adalah ilmu dasar dari tingkat pendidikan dasar sampai tingkat pendidikan tinggi. Menurut James dan James yang dikutip oleh Erman Suherman mengatakan bahwa “matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep berhubungan lainnya dengan jumlah yang banyak yang terbagi kedalam tiga bidang yaitu : aljabar, analisis dan geometri.” 6 Matematika perlu dipelajari dan dikuasai sampai batas tertentu oleh segenap warga negara Indonesia baik penerapannya maupun pola pikirnya. Realitas saat ini, banyak siswa merasa kesulitan dalam mempelajari dan menguasai pelajaran matematika di sekolah, hal ini berakibat rendahnya hasil belajar matematika siswa. Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar matematika, baik yang berasal dari dalam diri sendiri faktor internal maupun faktor yang berasal dari lingkungan luar siswa faktor eksternal. Pada umumnya faktor internal yang mempengaruhi siswa adalah kurangnya motivasi dari dalam diri siswa untuk belajar dan keinginan untuk mencoba. Selain faktor internal, juga terdapat faktor eksternal antara lain yaitu metode mengajar guru yang masih menggunakan metode konvensional atau ceramah, sarana dan prasarana dalam sekolah yang kurang mendukung misalnya ruang untuk diskusi belajar matematika dan kurangnya multimedia dalam mengajar atau pembelajaran, serta lingkungan sekitar siswa yang kurang kondusif. Salah satu solusi yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran multimedia yaitu ICT. ICT adalah sistem teknologi yang dapat mereduksi batasan 6 Erman Suherman, Strategi Pembelajar Matematika Kontemporer, Bandung: UPI, 2003, hlm.16 ruang dan waktu untuk mengambil, memindahkan, menganalisis, menyajikan, menyimpan dan menyampaikan data menjadi sebuah informasi. Pemahaman yang lebih umum istilah tersebut mengarah pada perkembangan teknologi, computer dan telekomunikasimultimedia dalam berbagai bentuk, yang telah memiliki berbagai kemampuan sebagai pengolah data atau informasi, alat kontrol, alat komunikasi, media pendidikan, hiburan dan lainnya. ICT dan teknologi kunci domain TI jelas sekali bahwa teknologi informasi tidak bisa dilepaskan dengan teknologi komputer dan telekomunikasi. Dengan demikian salah satu alternatife dalam media pembelajarn adalah dengan menggunakan multimedia berbasis Camtasia Studio. Multimedia berbasis camtasia studio ini tidak sama dengan model pembelajaran multimedia powerpoint biasa. Camtasia Studio adalah salah satu Software Multimedia pembuat Tutorial sekaligus untuk Editing Video. Software ini cukup ringan dalam pengoperasiannya dengan standart spesifikasi komputer yang biasa-biasa saja, dan mudah dalam pengoperasiannya, Software ini juga cocok untuk digunakan dalam pembelajaran interaktif Pembuatan Tutorial, Company Profile, atau Presentasi dalam belajar mengajar. Ada beberapa yang menarik dalam mengunakan media pembelajaran ini. Karena dengan software camtasia studio ini selain dapat membuat video tutorial dalam pembelajaran. Serta siswa dapat belajar dengan mudah dan siswa diharapkan lebih giat belajar serta dapat memahami materi pelajaran dengan lebih baik termasuk menyelesaikan soal-soal dalam bentuk konsep matematika. Dan selain itu dapat meningkatkan minat siswa dalam belajar matematika, sehingga akan tercipta aktivitas belajar mengajar yang efisien, efektif dan menyenangkan. Pada penelitian ini penulis menggunakan multimedia berbasis Camtasia studio yang dikembangkan oleh TechSmith. Pembelajaran menggunakan multimedia berbasis camtasia studio ini dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar lebih fokus dan mudah dimengerti. Pembelajaran multimedia ini dapat sebagai pengganti buku yang mudah dibawa kemana saja untuk belajar. Dengan demikian penulis memilih judul: PENGARUH PENGGUNAAN MULTIMEDIA BERBASIS CAMTASIA STUDIO TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA.

B. Identifikasi Masalah