kertas saring. Hasil yang diperoleh disebut dengan pektin masam Akmaludin dan Kurniawan, 2009.
d. Pencucian pektin masam
Pektin masam ditambahkan dengan etanol 96 sambil diaduk untuk kemudian dilakukan penyaringan dengan menggunakan kertas saring. Hal ini
dilakukan beberapa kali sampai etanol bekas pencucian berwarna jernih dan tidak bereaksi dengan asam, adapun tanda dari tidak lagi bereaksi dengan
asam adalah ketika air bekas pencucian pektin berwarna berwarna merah bila ditetesi dengan phenolftalein Akmaludin dan Kurniawan, 2009.
e. Pengeringan
Pektin yang sudah dilakukan pencucian tersebut selanjutnya dikeringkan dalam oven pada suhu 30-40
selama 6-10 jam. Hasil yang diperoleh disebut dengan pektin kering Akhmaludin dan Kurniawan, 2009
3.5. Analisa Kadar 3.5.1. Penimbangan bobot pektin
Bobot pektin adalah banyaknya pektin yang dihasilkan dari ekstraksi kulit pisang uli pada masing-masing variasi waktu
3.5.2. Penentuan kadar air
Sebanyak 0,3 g sampel pektin dikeringkan di dalam oven pada suhu 100
selama 4 jam. Selanjutnya sampel didinginkan dalam desikator lalu ditimbang sampai diperoleh bobot yang tepat
Kadar air = 100
Dimana : Wa = bobot sebelum dikeringkan gram Wb = bobot setelah dikeringkan gram
Pardede, et.al., 2013
3.5.3. Penentuan kadar abu
Cawan krus dikeringkan di dalam tanur pada suhu 600 , kemudian
didinginkan di dalam desikator dan ditimbang sebagai wadah, kemudian
0,3 g pektin ditimbang dalam cawan porselin yang telah diketahui bobotnya untuk selanjutnya dimasukkan ke dalam tanur pada suhu 600
selama 4 jam. Residu kemudian didinginkan dalam desikator lalu ditimbang untuk mengetahui berat konstan
Kadar abu = Keterangan :
W = bobot sampel awal W1 = bobot wadah + sampel setelah pemanasan gram
W2 = bobot wadah kosong gram Ranggana, 1997 dalam Hariyati, 2006
3.5.4. Penentuan berat ekivalen
Nilai berat ekivalen digunakan untuk perhitungan kadar asam anhidrouronat dan derajat esterifikasi. Berat ekivalen ditentukan dengan
menimbang 0,5 g pektin yang diperoleh lalu dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml dan dilembabkan dengan 5 ml etanol. Sebanyak 1 g
NaCl ditambahkan ke dalamnya guna mempertajam titik akhir titrasi. Air suling bebas CO2 sebanyak 100 ml dan 6 tetes indikator phenolptalein
ditambahkan. Campuran tersebut kemudian diaduk cepat guna memastikan bahwa semua substansi pektin telah terlarut dan tidak ada gumpalan yang
menempel pada dinding erlenmeyer. Titrasi dilakukan secara perlahan untuk menghindari kemungkinan terjadinya deesterifikasi dengan titran
standar 0,1 N NaOH sampai warna campuran berubah menjadi merah muda pH dan tetap bertahan selama kurang lebih 30 detik. Larutan
tersebut kemudian dinetralkan guna penentuan kadar metoksil Berat ekivalen =
Ranggana, 1997 dalam Hariyati, 2006
3.5.5. Analisa Kadar Metoksil
Penentuan kadar metoksil dilakukan dengan penambahan 25 ml 0,5N NaOH ke dalam larutan yang dititrasi kemudian dikocok secara perlahan,