Kebijakan Pengembangan Koleksi Koleksi

b. Buku ajar wajib untuk mata kuliah dasar keahlian mkdk = jumlah mkdk x 1 judul. c. Buku ajar wajib untuk mata kuliah keahlian mkk atau mata kuliah bidang studi mkbs = jumlah mkkmkbs x 2 judul. d. Buku ajar anjuran dan pengayaan untuk mku, mkdk, dan mkkmkbs = jumlah 1,2,3 x 5 judul ”. 32 Kemudian SK mendikbud 0686U1991 ini diperbaharui dengan keputusan Menteri Pendidikan Nasional RI nomor 234U2000 tentang pedoman pendirian perguruan tinggi. Namun didalam pedoman ini ada persyaratan minimum apa saja yang harus dimiliki oleh perguruan tinggi yang akan dibentuk termasuk didalamnya mengenai perpustakaan. Pasal 12 ayat 2 butir d KepMendikbud 234 tahun 2000 mengatur tentang jumlah minimum koleksi buku yang harus disediakan oleh perpustakaan pada suatu perguruan tinggi. Pasal ini merupakan penyempurnaan pasal 11 ayat 1 butir 3 SK Mendikbud 0686 tahun 1991 dimana isinya masih sama yaitu untuk program diploma dan program S1 harus disediakan: a. “Buku mata kuliah pengembangan kepribadian MPK 1 judul per-mata kuliah; b. Buku mata Kuliah keterampilan dan keahlian MKK 2 judul per-mata kuliah; c. Jumlah buku sekurang-kurangnya 10 dari jumlah mahasiswa dengan memperhatikan komposisi jenis judul; d. Berlangganan jurnal ilmiah sekurang-kurangnya 1 judul untuk setiap program studi. Dalam keputusan ini hanya istilah MKDU dan MKDK saja yang berubah menjadi MPK. Maka pasal inilah yang digunakan sebagai dasar untuk menentukan jumlah koleksi minimum perpustakaan dalam buku pedoman perpustakaan perguruan tinggi. ” 33

c. Kebijakan Pengembangan Koleksi

Kegiatan pengembangan koleksi biasanya berbeda-beda antara satu perpustakaan dengan perpustakaan lainnya. Perbedaan ini dipengaruhi oleh beberapa 32 Ibid, h. 36 33 Abdul Rahman Saleh, “Menentukan jumlah Koleksi Minimum Perpustakaan Perguruan Tinggi Bogor: Rahman Blog, 2010. Diakses pada tanggal 21 Agustus 2011 dari http:rahman.staff.ipb.ac.id20101128menentukan- jumlah-koleksi-minimum-perpustakaan-perguruan-tinggi. faktor seperti kebijaksanaan pemerintah, kondisi ekonomi yang berpengaruh terhadap kebijaksanaan pendanaan, suasana sikap masyarakat serta faktor-faktor lain yang bersifat lokal kondisi setempat. “Pada umumnya, pengembangan koleksi meliputi rangkaian kegiatan sebagai berikut: a. Menentukan kebijakan umum, pengembangan koleksi berdasarkan identifikasi kebutuhan pengguna sesuai asas tersebut. Kebijakan ini disusun bersama oleh sebuah tim yang dibentuk dengan keputusan rektor dan anggotanya terdiri atas unsur perpustakaan, fakultas atau jurusan dan unit lain. b. Menentukan kewanangan, tugas, dan tanggung jawab semua unsur yang terlibat dalam pengembangan koleksi. c. Mengidentifikasi kebutuhan akan informasi dari semua anggota sivitas akademika yang di layani. Hal ini dapat dilakukan dengan cara, antara lain: 1. Mempelajari kurikulum setiap fakultas, jurusan dan program studi. 2. Mengadakan pertemuan dengan unit tersebut. 3. Menyediakan formulir usulan pengadaan buku. 4. Menyigi pengguna secara berkala untuk menilai keberhasilan perpustakaan dalam melayani pengguna. 5. Memilih dan mengadakan pustaka lewat pembelian, tukar menukar, hadiah, dan penerbitan sendiri menurut prosedur yang tertib. 6. Merawat pustaka. 7. Menyiang koleksi. 8. Mengevaluasi koleksi.” 34 Dengan berbagai faktor tadi, maka kesamaan standar untuk pengembangan koleksi perpustakaan sulit untuk dirumuskan. Masing-masing perpustakaan akan mengembangkan koleksinya, sesuai dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. 35 Kebijakan pengembangan koleksi didasari asas berikut 36 : a. Kerelevanan, koleksi harus relevan dengan program pendidikan, pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat yang ada diperguruan tinggi. b. Berorientasi kepada kebutuhan pengguna, pengembangan koleksi harusnya ditujukan kepada pemenuhan kebutuhan pengguna. 34 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman, Edisi kedua, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI Direktorat Jendral Pendidikan TInggi, 1994, h. 29 35 Darmono, Perpustakaan Sekolah: Pendekatan Aspek Manajemen dan Tatakerja, Jakarta: Grasindo, 2007 h. 45 36 Ibid, h. 29 c. Kelengkapan, koleksi hendaknya jangan hanya terdiri atas buku ajar yang langsung dipakai dalam perkuliahan saja, tetapi juga meliputi bidang ilmu yang berkaitan erat dengan program yang ada secara lengkap. d. Kemutakhiran, koleksi, hendaknya mencerminkan kemutakhiran. Agar koleksi mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan. e. Kerja sama, pengembangan koleksi hendaknya dapat hasil kerja sama semua pihak yang berkepentingan dalam pengembangan koleksi, yaitu antara pustakawan, tenaga pengajar, dan mahasiswa. Kebijakan dalam mengembangkan koleksi sangat diperlukan untuk mengarahkan kinerja pustakawan secara sistematis. Kebijakan pengembangan koleksi adalah kebijakan yang tertulis, tanpa adanya suatu kebijakan tertulis, maka pengembangan koleksi berjalan tanpa arah dan tujuan yang jelas. Tujuan pengembangan koleksi perpustakaan perlu dirumuskan dan disesuaikan dengan kondisi serta kenyataan yang ada di perguruan tinggi agar perpustakaan dapat secara berencana mengembangkan koleksinya. Untuk itu, perpustakaan menjalin hubungan yang serasi dengan berbagai pihak, baik dengan petugas dan pengunjung perpustakaan sendiri maupun dengan fakultas dan unit lain. “Yang perlu dipertimbangkan dalam merumuskan kebijakan pengembangan koleksi, antara lain: a. Program lembaga b. Kebutuhan pengguna c. Jenis Koleksi d. Kriteria Pustaka e. Jumlah eksemplar f. Bahasa”. 37 37 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman: Edisi kedua, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI Direktorat Jendral Pendidikan TInggi, 1994, h. 30 Kebijakan pengembangan koleksi hendaknya selalu dapat mencerminkan fungsi perpustakaan sebagai penunjang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Sebagai unsur penunjang Tri Dharma perguruan tinggi tersebut, perpustakaan merumuskan tujuannya sebagai berikut 38 : a. Mengadakan buku, jurnal, dan pustaka lainnya untuk dipakai oleh dosen, mahasiswa, dan staf lainnya bagi kelancaran program pengajaran di perguruan tinggi. b. Mengadakan buku, jurnal, dan pustaka lainnya yang diperlukan untuk penelitian sejauh dana tersedia. c. Mengusahakan, menyimpan, dan merawat pustaka yang bernilai sejarah yang dihasilkan oleh sivitas akademika. d. Menyediakan sarana bibliografi untuk menunjang pemakaian pemustaka. e. Menyediakan tenaga yang cakap serta penuh dedikasi untuk melayani kebutuhan pengguna perpustakaan, dan bila perlu mampu memberikan pelatihan penggunaan pustaka. f. Bekerjasama dengan perpustakaan lain untuk mengembangkan program perpustakaan. Maka pentingnya perpustakaan memiliki kebijakan tertulis mengenai pengembangan koleksi sebagai pedoman dalam memilih pustaka. Kebijakan semakin perlu karena mengingat pustaka makin banyak dan beragam, dan biaya untuk pembelian dan pengolahannya meningkat dan kebijakan ini perlu ditinjau kembali 38 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman, Edisi kedua, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI Direktorat Jendral Pendidikan TInggi, 1994, h. 32 secara teratur dan sebaiknya setiap tahun agar kebutuhan akan informasi dalam situasi yang selalu berubah dapat dipenuhi.

C. Kerjasama Perpustakaan

kerjasama team work adalah keinginan untuk bekerja sama dengan orang lain secara kooperatif dan menjadi bagian dari kelompok. Bukan bekerja secara terpisah atau saling berkompetisi. Kompetensi kerjasama menekankan peran sebagai anggota kelompok, bukan sebagai pemimpin. Kelompok disini dalam arti yang luas yaitu sekelompok individu yang menyelesaikan suatu tugas atau proses. 39 Sedangkan kerjasama antar perpustakaan artinya kerjasama yang melibatkan dua perpustakaan atau lebih. 40 Adapun faktor-faktor yang mendorong kerja sama antar perpustakaan adalah sebagai berikut 41 : 1. Adanya peningkatan luar biasa dalam pengetahuan dan membawa pengaruh semakin banyak buku yang ditulis tentang pengetahuan tersebut. 2. Meluasnya kegiatan pendidikan, mulai dari sekolah dasar hingga ke perguruan tinggi mendorong semakin banyaknya dan semakin banyak beranekanya permintaan pemakai yang dari hari ke hari semakin banyak memerlukan informasi. 39 “Indosdm, Kamus Kompetensi : Kerjasama Team work,” Value media, 4 November 2008, h.1 diakses pada 5 November 2011 dari Http:www.Indosdm.comkamus-kompetensi-kerjasama-team-work. 40 Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, Jakarta: gramedia Pustaka Utama, 1991, h.54 41 Ibid, h. 54