Ritus-ritus Musim Dingin Ritus-ritus Terima Kasih Pada Dewa DESEMBER

Pada tanggal 15 ada perayaan yang disebut dengan sichi-go-san 7-5-3. Anak-anak yang berumur 7, 5, 3 tahun di bawa ke kuil dengan mengenakan pakaian yang bagus. Dan pada perjalanan pulang diberika chitose-ame permen millenium. Pada tanggal 23,ada perayaan yang disebut dengan Daishi-ko dewa bayi, uantuk merayakanya di buatlah nasi bubur serta persembahan kepada dewa juga adalah bubur. Ada cerita menarik tentang hari ini, Daishi 774 M-835 M suatu hari ia berkelana dan tinggaldi rumah orang miskin. Pemilik rumah tersebut tidak mempunyai apapun untuk diberikan sebagai makanan maka ia mencuri lobak milik tetangganya yang ternyata seorang nenek yang tua dan lemah. Karena merasa kasihan maka ia menutupi jejak kakinya dengan salju. Namun versi lain menceritakan ia mencuri untuk memberi makan anak-anaknya dan pada waktu mencuri ia menggunakan sumpit panjang. Maka untuk alasan ini sumpit yang di pakai dalam persembahan Daishi adalah sama dengan kobo Daishi. Tetapi ini salah, karena pada tanggal 23 benar-benar yang di sembah adalah anak dewa. Dan persembahan yang di ambil dari hasil yang tersegar dan dipergunakan juga untuk menjamu seluruh anggota keluarga.

3.1.4 Ritus-ritus Musim Dingin Ritus-ritus Terima Kasih Pada Dewa DESEMBER

Tanggal 1 Desember disebut dengan otogo no tsuitachi hari pertama anak termuda. Dan karena ini adalah bulan diakhir tahun maka disebut dengan bulan muda. Hari ini dirayakan dengan membuat kue beras di seluruh negeri. Kue Mochi yang dibuat dinamakan kawabitari-mochi kue beras yang dialirkan ke Universitas Sumatera Utara sungai. Dan bagi orang yang memakan kue ini dipercayai akan terhindar dari penyakit air. Dan di hari ini dewa air bebas dipuja. Pada tanggal 8 Desember ada perayaan seperti tanggal 8 Feberuari yang disebut dengan koto hajime permulaan sesuatu, dan ritualnya disebut dengan koto-asame akhir dari sesuatu. Di Jepang bagian barat ada acara untuk pencuci dosa yang dibuat oleh para pedagang yang disebut dengan seimon-barai penjualan cuci gudang. Pada tanggal 13 Desember persiapan untuk menyambut tahu baru sudah dimulai. Cemara tahun baru sudah dipotong dan rumah sudah di bersihkan. Hadiah-hadiah tahun baru juga sudah dikirimkan. Pada tahun baru ada yang disebut dengan toshi-koshi mempercepat tahun lama dengan cara makan ikan yang utuh bagi setiap orang. Di distrik Tohoku makanan yang sama juga di buat sebagai persembahan kepada roh nenek moyang yang disebut dengan mitama-no-mishi. Beberapa orang berjaga-jaga sepanjang malam untukmenyaksika tahun baru berlalu yang disebut dengan toshi-gomori berjaga diakhir tahun. JANUARI Hari pertama di tahun baru adalah hari untukmemuja Tuhan. Dan diadakan ritual-ritual yang erat hubunganya dengan Dewa padi. Pada perayaan ini pintu masuk rumah di dekorasi dengan daun pinus. Pohon di letakkan di pintu masuk sebagai tempat duduk Dewa Padi. Dan di dalam rumah juga ada tempat duduk untuk dewa lain dalam bentuk rak yang disebut dengan toshidanna rak tahunan. Universitas Sumatera Utara Pada waktu pagi-pagi sekali, perwakialan keluarga yang laki-laki Thoshikoto, pergi ke sumur untuk menggambil air yang pertama yang disebut dengan air muda waka mizu. Dan dalam melakukannya dia menggambil sedikit kue mochi kue beras, dan melemparkan setengahnya ke sumur dan sisanya dibawa pulang kembali. Ini menandakan bahwa ia sudah memberikan persembahan kepada Dewa Air. Dan biasanya yang membuat hidangan untuk tahun baru adalah laki-laki, dan makanan yang dibuat disebut dengan zoni sup yang terdiri dari daging, kue beras dan sayur. Di hari kedua setiap orang harus merayakan permulaan dari pekerjaan masing-masing misalnya, pembuatan tali pertama, jahitan pertama, goresan kuas yang pertama. Para pedagang mulai membuka bisnisnya yang disebut dengan hatsuni perdagangan-perdana, mimpi yang di mimpikan pada malam ini disebut dengan Hatsuyumei mimpi pertamadi tahu baru yang melambangkan peruntungan di tahun berikutnya. Pada hari ketujuh biasanya dirayakan dengan membuat masakan khusus yang disebut dengan nanakusa tujuh jenis rumput, bubur yang dimasak dengan tujuh jenis rumput ini adalah satu dari 5 sekku hari-hari pesta. Nyanyian yang dinyanyikan sambil mengetuk-ngetukkan pisau ke alas pemotongan : Nanakusa nanazuna, Todo no tori ga Nihon no Kuni ni, Wataranu saki ni Suto ton-ton Artinya : Tujuh macamrumput ,tujuh macam rumput, mari kita makan seperti burung Universitas Sumatera Utara Dapat melintasi laut dari Cina, Ke pulau-pulau Jepang Suto ton-ton, suto ton-ton Pada hari kesebelas ada ritual yang dilakukan sebelum membajak sawah. Pada hari ini mochi dilemparkan kearah burung gagak untuk meramalkan hasil panen. Jika burung gagak memakannya maka hasil panen akan bagus, tetepi jika tidak dimakan maka berarti panen akan gagal. Pada hari ini juga ada dibuat objek lain yaitu membuat alat bertani kezurikake yang disebut dengan awa-bo-dan hie-bo. Sejenis alat untuk menggambil buah, yaitu buah yang penuh dengan daun di kebun akan di potong oleh seseorang dengan ayunan ringan dengan kapak sambil berkata “akankah atau tidakkah kamu memberikan buah?” dan orang yang lainnya akan berkata “saya akan berbuah, saya akan berbuah”. Di daerah utara yang bersalju pada hari ini merayakan apa yang disebut dengan menanam padi. Mereka membuat sawah tiruan yang terbuat dari salju. Ritus ini bertujuan untuk meyakinkan tahun yang penuh dengan panen yang berlimpah. Upacara yang paling mengesankan adalah upacara kembang api yang dirayakan pada hari kelimabelas. Sering juga ada festival Doso-jin dewa jalan raya. Dan pada hari ini semua dekorasi yang ada dari pintu masuk, pada tahun baru dikumpulkan dan dibakar dengan api unggun dimana yang lebih berperan aktif adalah anak-anak. Pada hari inijuga mereka membuat gubuk bambu dan jerami di daerah yang agak tinggi dan anak-anak tinggal sepanjang malam di gubuk itu. Merekajuga makan kue beras yang disumbangkan oleh beberapa keluarga dan melewati malam mereka makan dan bernyanyi. Dan ketika gubuk itu Universitas Sumatera Utara dibakar secara keseluruhan, maka dipercayai dewa tahun baru sudah pulang ke rumah bersama asap yang terbakar. FEBERUARI Pada tanggal 4 Feberuari ada upacara pelemparan kacang rishun. Semua kuil-kuil yang besar dan terkenal mengadakan acara untuk menhusir setan dan semua orang-orang berkumpuluntukmelihat acara ini. Dan dalammelempar kacang ini ada mantera-mantera yang di ucapka yaitu : Fuku-wa uchi; oni-wa soto datanglah keberuntungan dan pergilah kesialan. Dalam setsubun selain melempar kacang, ritual yang dikenal adalah Yaekagasai juga diteliti. Ini adalah ritual magis untuk mengusir setan jahat dan penyakit. Kepalaikan dibakar dan digantung dengan daun suci dipinti masuk rumah, juga dibuat dari rambut yang dibakar, sandal tua atau benda-benda dengan bau yang busuk. Daun panjang yang suci dipercayai dapat menusuk mata setan dan bau busuk itu dapat juga mengusirnya. Pada tanggal 8 Feberuari ada perayaan yang disebut dengan kotoyoka. Koto berasal dari kata kegiatan, dan ini adalah untuk hari yang spesial. Pada perayaan ini dipercayai bahwa mahlik dari dunia roh akan mengunjungi keluarga- keluarga dalam bentuk setan. Orang-orang diharapkan untuk hidup dengan hati- hati. Keranjang dengan mata besar ditegakkan dipintu masuk. Hiasan ini bertujuan untuk mata setan. Di Propvinsi Sagami dan Iju, Hitotsume Koze mahluk satu mata dikatakan akan berjalan berkeliling, singgah pada tiap rumah dan melihat pada buku kelakuan tiap orang pada tahun lalu. Jadi pada waktu siang dan sore Universitas Sumatera Utara alas kaki tidak boleh di tinggalkan di luar rumah, sekalipun demikan monsrer satu mata akan meninggalkan sandalnya dan orang yang memakai sandalitu akan sakit. Hari pertama dari hari tanda kuda yang disebut dengan Hatsu-uma kuda pertama. Ini adalah hari pesta dimana dewa yang disebut Inari datang ke negeri. Dewa Oni bertanggung jawab terhadap ladang dan ia mempekerjakan srigala- srigala sebagai pembawa pesannya. Dan biasanya persembahan yang dibuat untuk hari ini adalah terbuat dari beras yang dimasak dengan kacang merah dan juga kacang yang dipanggang. Pada hari ini pera petani juga membawa kuda-kudanya ke kuil inari dan berdoa untuk keselamatannya. Untuk pertumbuhan ulat sutra juga di doakan dan persembahan yang dibuat dari beras berbentuk kepompong. 3.2 Ritus-ritus Pertanian Padi di Karo 3.2.1 Ngumbang Juma Ritus-ritus sebelum Menanam atau Menabur