Uji Asumsi Klasik METODE PENELITIAN 3.1

3.9 Uji Asumsi Klasik

3.9.1 Uji Normalitas Data Tujuan dari uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah dalam regresi variabel dependen, variabel independen, dan atau keduanya mempunyai distribusi data normal atau mendekati normal santoso, 2004 :212. Uji normalitas dilakukan dangan menggunakan kolmogorov-smirnov test dengan menetapkan derajat keyakinan α sebesar 5 uji ini dilakukan pada setiap variabel dengan ketentuan bahwa secara individual masing-masing variabel memenuhi asumsi normalitas, maka secara simultan variabel-variabel tersebut juga bisa dinyatakan memenuhi asumsi normalitas. Kriteria pengujian dengan melihat besaran kolmogorov- smirnov test adalah sebagai berikut: Jika signifikasi 0,05 maka data tersebut berdistribusi normal Jika signifikasi 0,05 maka data tersebut tidak berdistribusi normal 3.9.2 Uji Multikolinearitas Uji Multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik multikolinearitas, yaitu adanya hubungan linear antar variabel independent dalam model regresi. Apabila terjadi suatu multikolinearitas, maka nilai parameter estimasi dari variabel tersebut tidak tertentu karena mempunyai standar error yang tinggi sehingga parameternya secara statistik tidak signifikan. Ada beberapa metode pengujian yang bisa digunakan, salah satunya dengan melihat Variance Inflation Factor VIF pada model regresi. Pada umumnya jika VIF lebih besar dari 5, maka variabel tersebut mempunyai persoalan multikolinearitas dengan variabel bebas lainnya. Apabila nilia VIF 5, maka terjadi multikolinearitas. Begitupun sebaliknya, jika nilai VIF 5 maka tidak terjadi multikolinearitas Gujarati, 1991:299. Apabila dari model regresi terjadi multikolinearitas, berikut ini adalah beberapa cara untuk mengatasi adanya multikolinearitas yaitu Umar, 2003:205 : a. Menghilangkan sebuah atau beberapa variabel X b. Pemakaian informasi sebelumnya c. Menambah ukuran sampeldata baru 3.9.3 Uji Heterokedastisitas uji Heterokedastisitas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan asuumsi klasik heterokedastisitas, yaitu adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Ada beberapa metode pengujian yang bisa digunakan, salah satunya dilakukan uji heterokedastisitas dengan Glejser. Menurut Gujarati 1997:187, pengujian heterokedastisitas dengan menggunakan uji glejser dilakukan dengan carameregresikan nilai absolute residual terhadap seluruh variabel bebas. Apabila hasil regresi absolute terhadap seluruh variabel bebas mempunyai nilai t hitung yang tidak signifikan maka dapat dikatakan bahwa model penelitian lolos dari adanya heterokedastisitas. 3.9.4 Uji Autokorelasi Uji autokorelasi untuk mengetahi apakah dalam sebuah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan penggangu pada periode t-1. Cara yang dapat digunakan untuk mengetahui apakah terjadi autokorelasi atau tidak adalah sebagai berikut : a. Apabila ada d berada diantara 0 dan dl atau 4-dl 0ddl, maka Ho ditolak, artinya terdapat autokorelasi pada model tersebut. b. Apabila dl ddu, maka uji ini hasilnya tidak konklusif, sehinga tidakdapat ditentukan apakah terdapat autokorelasi atau tidak. c. Apakah 4-dld4, maka ho ditolak, artinya terdapat autokorelasi pada model tersebut. d. Apabila 4-dud4-dl, maka uji ini hasilnya tidak konklusif, sehingga tidak dapat ditentukan apakah terdapat autokorelasi atau tidak. e. Apabila dud4-du, maka ho diterima, artinya tidak ada autokorelasi pada model tersebut.

3.10 Uji Hipotesis Uji t