Standar Mutu Produk Proses Produksi

Srihartati Sarmauly Rajagukguk : Evaluasi Postur Tubuh Di Tinjau Dari Segi Ergonomi Di Bagian Pengepakan Pada PT. Coca Cola Bottling Indonesia Medan,2009. USU Repository © 2009

2.8.1. Standar Mutu Produk

PT. Coca Cola Bottling Indonesia Medan sangat mengutamakan kualitas standar mutu produk. Dalam setiap kali memproduksi Coca Cola, Sprite, Fanta dan Frestea dilakukan pemeriksaan produk, mulai dari water treatment, sympel syrup, final syrup dan beverage hasil minuman ringan. Adapun yang menjadi standar mutu produk PT. Coca Cola Bottling Indonesia Medan adalah : 1. Kemurnian Purity 2. Rasa Taste 3. Bau Odor 4. Penampakan Pemeriksaan dilakukan dalam 1 jam setiap kali produksi untuk melihat hasil standar mutu produk. Pemeriksaan dilakuka n di laboratorium. Untuk mendapatkan kualitas produk yang baik, perlu dilakukan quality control secara berkesinambungan. Pengontrolan dilakukan mulai dari bahan baku, proses produksi hingga produk jadi. Pada PT. Coca Cola Bottling Indonesia Unit Medan proses quality control dilakukan oleh Departemen Laboratorium. Adapun proses quality control dibagi atas 3 bagian yaitu : 1. Quality Internal Tugas bagian ini adalah memastikan bahan baku dan chemical yang digunakan dalam keadaan baik. Pemeriksaan antara lain dilakukan terhadap : Srihartati Sarmauly Rajagukguk : Evaluasi Postur Tubuh Di Tinjau Dari Segi Ergonomi Di Bagian Pengepakan Pada PT. Coca Cola Bottling Indonesia Medan,2009. USU Repository © 2009 a. Air Air dari sumur bor diperiksa setiap hari dengan prosedur uji yang menentukan apakah semua kandungan air berada dalam batas normal. Bila ditemukan kandungan yang tidak sesuai standar maka dilakukan perubahan dosing pada bahan kimia yang akan diinjeksikan keair. Sedangkan inskeksi terhadap bahan kimia yang akan diinjeksikan keair pada proses water treatment dilakukan satu kali dalam seminggu dengan dosis : - H 2 SO 4 : 3,5 - 4 - Klorin : 5 – 10 - PAC : 6000 – 7500 ppm - Kapur : 300 – 500 D b. Gula Pengecekan yang dilakukan terdiri atas : - Visual : Kemasan dan jenis gula - Analisis : Bau, rasa warna, kadar air, dan lain-lain c. CO 2 Pengecekan yang dilakukan antara lain : - Kemurnianpurity - Rasa dan bau Srihartati Sarmauly Rajagukguk : Evaluasi Postur Tubuh Di Tinjau Dari Segi Ergonomi Di Bagian Pengepakan Pada PT. Coca Cola Bottling Indonesia Medan,2009. USU Repository © 2009 2. Quality Bottling Line Tugas bagian ini adalah mengontrol mulai dari proses pembuatan sirup, pembotolan hingga menjadi produk jadi. Pemeriksaan antara lain dilakukan terhadap : a. Tingkat kemanisanBrix pada proses pembuatan sirup. Brix adalah perbandingan gram gula ditambah air dalam 100 gram. Standar Brix sudah ditentukan dan sama untuk semua produk Coca Cola diseluruh dunia dapat dilihat pada Tabel 2.6. dibawah ini : Tabel 2.6. Ukuran Brix untuk Tiap Flavour Rasa Flavour Brix Coca Cola 10,37 Fanta Strawberry 14,00 Fanta Apple 12,50 Fanta Soda Water - Sprite 12,50 Sprite Ice 12,50 Frestea 9,50 Frestea Green 9,50 Sumbar : Departemen QA Laboratorium PT. Coca Cola Bottling Indonesia Medan b. Proses pencampuran pada mesin paramix Sebelum dilakukan proses pencampuran, bagian Quqlity Control menentukan kadar setiap bagian yang akan dicampurkan yaitu sirup, air dan CO 2 menurut flavournya masing-masing. Srihartati Sarmauly Rajagukguk : Evaluasi Postur Tubuh Di Tinjau Dari Segi Ergonomi Di Bagian Pengepakan Pada PT. Coca Cola Bottling Indonesia Medan,2009. USU Repository © 2009 c. Pemeriksaan level botol Sebelum dilakukan proses packanging yaitu caser pemasukan botol kedalam crate dan pallettizer penyusunan crate ke pallet, terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan terhadap tinggilevel beverages didalam botol. Inspeksi dilakukan oleh beberapa inspektor dimana level yang berada dibawah atau diatas tali batas yang dipasang akan direject. 3. Quality External Tugas bagian ini adalah menjamin kualitas produk di pasar. Apabila ditemukan produk yang sudah kadaluarsa akan ditarik dari pasar. Bahan yang Digunakan Dalam melakukan aktivitas proses produksi pasti memerlukan bahan- bahan untuk dapat menghasilkan jenis produk yang diinginkan. Demikian pula dengan PT. Coca Cola Bottling Indonesia Unit Medan juga memerlukan bahan baku, bahan penolong dan bahan tambahan untuk dapat menghasilkan minuman ringan.

2.8.2.1. Bahan Baku

Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam pembuatan produk, ikut dalam proses produksi dan memiliki persentase terbesar dibandingkan bahan-bahan lainnya dan terkandung dalam produk akhir. Jadi bahan baku ini juga disebut bahan utama. Adapun bahan baku yang digunakan Srihartati Sarmauly Rajagukguk : Evaluasi Postur Tubuh Di Tinjau Dari Segi Ergonomi Di Bagian Pengepakan Pada PT. Coca Cola Bottling Indonesia Medan,2009. USU Repository © 2009 PT. Coca Cola Bottling Indonesia Medan dalam pembuatan minuman ringan ini adalah : 1. Air Air digunakan sebagai bahan baku untuk minuman berkarbonasi maupun yang tidak berkarbonasi. Air diperoleh dari sumur bor dengan kedalaman 100-200 meter untuk kemudian diolah sebelum digunakan dalam proses produksi maupun untuk kebutuhan sehari-hari perusahaan. Adapun cara pengolahan air berbeda menurut jenisnya yang diperoleh dari sumur bor yang dikategorikan menjadi 2 jenis : a. Treated Water Digunakan untuk produksi, keperluan air minum kantin dan kantor. b. Soft Water Digunakan untuk membersihkan tangki, botol, keperluan kamar mandi, pencucian ruangan, perkarangan, boiler, Washer dan lain-lain. 2. Gula Gula yang dipakai adalah gula murni dengan mutu prima yang berasal dari luar negeri. Gula dari luar negeri lebih disukai untuk digunakan karena gula dalam negeri kurang memenuhi syarat dalam segi warna yang kurang bersih, mengandung kotoran dan memiliki kadar air yang lebih banyak bila dibandingkan dengan gula dari luar negeri. Gula yang digunakan haruslah memenuhi standar yang telah ditetapkan, diantaranya adalah gula yang memiliki kadar 99,99 dan bebas dari kotoran. Gula diperoleh dari Australia, Thailand dan China. Rata-rata kebutuhan gula yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 2.7. Srihartati Sarmauly Rajagukguk : Evaluasi Postur Tubuh Di Tinjau Dari Segi Ergonomi Di Bagian Pengepakan Pada PT. Coca Cola Bottling Indonesia Medan,2009. USU Repository © 2009 Tabel 2.7. Rata-rata Jumlah Pemakaian Gula Jumlah Produksi Jumlah Gula KgUnit Coca Cola Sprite Fanta Strawberry Frestea 203.225 258.081 292.65 166.80 Sumbar : Departemen QA Laboratorium PT. Coca Cola Bottling Indonesia Medan 3. Concentrat Concentrate merupakan formula khusus yang digunakan untuk memberikan rasa flavour yang berbeda-beda untuk setiap jenis minuman. Concentrate dibeli dari PT. Coca-Cola Indonesia Jakarta satu-satunya perusahaan yang menyediakan bahan ini untuk Coca Cola Company di Indonesia. Concentrate terdiri dari 2 jenis yaitu Concentrate Dry Part I serta Concentrate liquid Part II dan III. Rata-rata kebutuhan Concentrate yang digunakan dalam proses produksi dapat dilihat pada Tabel 2.8. berikut : Tabel 2.8. Rata-rata Jumlah Pemakaian Concentrate Jenis Produksi Concentrate Part Keterangan I II III Coca Cola Sprite Fanta Strawberry Fanta Soda Water 66 Bks 25 Bks 5 Bks 5 Bks 26 Ltr 25 Ltr 5 Ltr 6 Ltr 5 Ltr 10 Ltr 1 Bks = 2 kg I = Aroma II = Warna III = Rasa Sumber : Departemen QA Laboratorium PT. Coca Cola Bottling Indonesia Medan Srihartati Sarmauly Rajagukguk : Evaluasi Postur Tubuh Di Tinjau Dari Segi Ergonomi Di Bagian Pengepakan Pada PT. Coca Cola Bottling Indonesia Medan,2009. USU Repository © 2009 4. Carbon Dioksida CO 2 Carbon dioksida CO 2 merupakan bahan baku yang berfungsi sebagai penyegar dan pengawet minuman. Selain dari itu secara kualitas berfungsi untuk menunjukkan ciri dari Coca Cola itu sendiri. CO 2 di beli dari PT. INDOHANZEL di Medan.

2.8.2.2. Bahan Tambahan Bahan tambahan adalah bahan yang terpisah dari produk, tetapi bahan

tersebut mempertinggi tampilan atau berfungsi sebagai pengaman dari produk tersebut, atau yang biasa dikenal dengan pengemasan packing. Bahan tambahan pada proses pembuatan minuman ringan ini pada umumnya dibutuhkan atau digunakan pada proses pengemasan yaitu : 1. Botol Botol adalah bahan pengemas minuman ringan yang dihasilkan oleh PT. Coca Cola Bottling Indonesia Unit Medan yang siap dipasarkan. Botol dibeli oleh perusahaan dari PT. Iglass Surabaya, PT. Kangar Cosulidate Industries dan PT. Milia Jakarta. 2. Crown Cork Penutup Botol Digunakan untuk menutup botol minuman ringan. Perusahaan membeli penutup botol dari PT. Ancol Terang dan dari PT. Citra Mandiri Metalindo Abadi PT.CMMA. Pada crown telah tercantum merk dari perusahaan. Srihartati Sarmauly Rajagukguk : Evaluasi Postur Tubuh Di Tinjau Dari Segi Ergonomi Di Bagian Pengepakan Pada PT. Coca Cola Bottling Indonesia Medan,2009. USU Repository © 2009 3. Crate Peti Plastik Berfungsi sebagai tempat penyusunan botol-botol dengan kapasitas 24 botol per crate. Crate yang dipakai yaitu crate full depth. Crate dibeli dari PT. Pioneer Plastik dan PT. Pluit Aneka Plasindo Jakarta. 4. Karton Digunakan sebagai tempat pengepakan minuman yang dikemas dalam botol plastik.

2.8.2.3. Bahan Penolong Bahan penolong adalah bahan yang digunakan dalam proses produksi

yang fungsinya adalah untuk memperbaiki kualitas produk. Dalam produksi bahan penolong ini tidak ikut dalam produk akhir tetapi dibutuhkan pada proses produksi. Bahan penolong ini dibutuhkan jauh lebih kecil dibandingkan bahan baku. Fungsi bahan penolong ini adalah untuk membantu proses produksi agar produk dapat dihasilkan seperti sifat produk yang diinginkan. Yang digunakan sebagai bahan penolong dalam proses pembuatan minuman ringan adalah sebagai berikut : 1. Chlorine CaOCl2 Digunakan dalam proses pengolahan air, membunuh bakteri, membilas botol dan sanitasi peralatan. 2. Asam Sulfat H 2 SO 4 Bahan ini digunakan untuk membebaskan dan menghilangkan gas-gas yang terlarut dalam air. Srihartati Sarmauly Rajagukguk : Evaluasi Postur Tubuh Di Tinjau Dari Segi Ergonomi Di Bagian Pengepakan Pada PT. Coca Cola Bottling Indonesia Medan,2009. USU Repository © 2009 3. Filter Aid Hyplo Supercell Berfungsi untuk melapisi filter paper sewaktu proses penyaringan sympel syrup di filter press, sehingga mempermudah filtrasi dan menahan carbon aktif sehingga tidak lolos ke final syrup tank. 4. Karbon Aktif Digunakan untuk pembuatan syrup untuk menjernihkan larutan gula dan menghilangkan bau-bau asing. 5. Pasir Berfungsi sebagai media menyaring pada sand filter diproses pengolahan air agar dapat menyaring benda-benda asing yang larut dalam air olahan. 6. Caustik Soda NaOH Dipakai pada proses pencucian botol pada bottle washer sebagai deterjen. 7. Kapur CaCO 3 Untuk menstabilkan pH air antara 6-7 sehingga proses pembentukan flok menjadi sempurna. 8. PAC Poly Alumunium Chlorida Untuk menyatukan partikel-partikel kecil dalam air membentuk flok gumpalan sehingga dapat dipisahkan dengan air yang jernih didalam floculator. Srihartati Sarmauly Rajagukguk : Evaluasi Postur Tubuh Di Tinjau Dari Segi Ergonomi Di Bagian Pengepakan Pada PT. Coca Cola Bottling Indonesia Medan,2009. USU Repository © 2009

2.8.3. Uraian Proses Produksi