Maristella Simamora : Pengaruh Pemberian Beberapa Jenis Pupuk Kandang Terhadap Perkembangan Penyakit Penting Tanaman Jagung Zea Mays l. Di Lapangan, 2008.
USU Repository © 2009
Semangun 1991 yang menyatakan bahwa infeksi juga ditentukan oleh umur tanaman, tanaman yang telah berumur 3 minggu cukup tahan terhadap infeksi,
makin muda tanaman makin rentan. Jagung berumur lebih dari 2 bulan tidak begitu peka dan mudah terhindar dari serangan.
Perkembangan penyakit ini di lahan penelitian cukup tinggi pada perlakuan pupuk kandang burung Puyuh dan pupuk kandang Kuda. Pada
perlakuan pupuk kandang Ayam dan pupuk kandang Lembu serangan sama sekali tidak ditemui pada semua perngamatan. Agrios 1996 menyatakan secara umum
tumbuhan yang mendapatkan hara yang seimbang yaitu semua kebutuhan tersedia dengan jumlah yang cukup akan lebih mampu melindungi dirinya dari infeksi
baru dan membatasi infeksi yang terjadi dibanding dengan bila salah satu hara dalam keadaan kelebihan atau kekurangan. Berdasarkan analisa tanah pada pupuk
kandang mempunyai kandungan N sebesar 2,51, pupuk kandang Lembu
5
sebesar 3,435 dan K
2
O sebesar 2,027. Sedangkan nisbah CN sebesar 7,16 dan pH sebesar 7,01 yang berarti pupuk kandang Ayam tersebut sudah termasuk
kriteria kompos yang baik. Begitu juga dengan pupuk kandang Lembu pupuk kandang Lembu dimana kandungan N-nya sebesar 2,59, pupuk kandang
Lembu
5
sebesar 0,887 dan K
2
O sebesar 2,027. Sedangkan nisbah CN sebesar 7,8 dan pH sebesar 6,57.
2. Intensitas Serangan Drechslera maydis Nisik. Subram. et Jain
Hasil analisa sidik ragam pengamatan intensitas penyakit Hawar daun
terdapat pada lampiran 10 – 15 menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang berpengaruh tidak nyata pada 7,8,9,10,11 dan 12 mst.
Maristella Simamora : Pengaruh Pemberian Beberapa Jenis Pupuk Kandang Terhadap Perkembangan Penyakit Penting Tanaman Jagung Zea Mays l. Di Lapangan, 2008.
USU Repository © 2009
Tabel 3. Rataan Persentase Serangan Penyakit Drechslera maydis pada 7-12 mst
Perlakuan Minggu setelah tanam mst
7 8
9 10
11 12
P0 0,00
0,00 0,20
2,34 3,39
P1 0,00
0,00 0,00
0,50 1,65
3,65 P2
0,00 0,09
0,10 0,30
3,56 3,64
P3 0,00
0,18 0,30
0,88 3,65
5,3 P4
0,00 0,00
0,00 2,08
4,85 6,51
P5 6,25
0,00 0,2
1,38 2,34
3,39 Keterangan : Hasil analisa sidik ragam untuk semua perlakuan pada setiap
pengamatan menunjukkan perbedaan yang tidak nyata.
Dari tabel dapat dilihat bahwa intensitas serangan tertinggi sebesar 6,51 terdapat pada perlakuan pupuk kandang burung Puyuh pada 12 mst, sedangkan
Intensitas serangan terendah sebesar 3,39 pada perlakuan tanpa pupuk kandang 12 mst.
Rendahnya intensitas serangan hawar daun ini disebabkan oleh karena faktor lingkungan yang tidak sesuai dengan perkembangan penyakit ini. Musim
hujan selama penelitian lampiran 29 tidak mendukung perkembangan penyakit
ini. Hal ini dapat dilihat dai suhu harian selama penelitian yang rendah yaitu
26,39
o
C dan kelembaban udara harian sebesar 83,45 serta curah hujan sebesar 12,5 mmhari. Menurut Pakky 2005 kondisi terbaik untuk perkembangan
penyakit ini adalah pada suhu 30
o
C dengan kelembaban 90. Menurut Sudjono
1990 bahwa dengan curah hujan yang rendah 6-16,50 mmbulan Intensitas penyakit hawar daun sangat rendah di lapangan. Intensitas serangan penyakit
hawar daun sangat rendah dibanding pada musim hujan dengan curah hujan 210-
Maristella Simamora : Pengaruh Pemberian Beberapa Jenis Pupuk Kandang Terhadap Perkembangan Penyakit Penting Tanaman Jagung Zea Mays l. Di Lapangan, 2008.
USU Repository © 2009
480 mmbulan. Perkembangan penyakit tersebut berkaitan dengan suhu dan kelembaban. Pada musim kemarau, suhu udara meningkat dan pada siang hari
kelembaban menurun. Sebaliknya pada musim hujan suhu siang hari lebih rendah dan stabil serta kelembaban cenderung lebih tinggi. Kondisi tersebut
mengakibatkan sporulasi meningkat atau spora di udara cukup tersedia sehingga peluang terjadinya infeksi cukup besar.
0, 2
2, 34
3, 39
0, 5
1, 65
3, 65
0, 09
0, 1
0, 3
3, 56
3, 64
0, 18
0, 3
0, 88
3, 65
5, 3
2, 08
4, 85
6, 51
1, 38
3, 81
4, 69
1 2
3 4
5 6
7
7 8
9 10
11 12
Minggu setelah tanam mst
In ten
si tas S
er an
g an
D . m
ayd is
P0 P1
P2 P3
P4 P5
Gambar 11: Histogram pengaruh pemberian pupuk kandang terhadap Intensitas serangan
Drechslera maydis
Diagram pada gambar di atas dapat dilihat pengaruh pupuk kandang
terhadap penyakit Hawar daun. Munculnya penyakit pada tanaman terjadi pada 7 mst namun tidak terdapat pada tanaman sampel. Pada perlakuan pupuk kandang
Lembu 0,09 dan pupuk kandang Kambing 0,18 pada 8 mst. Pada daun terjadi bercak-bercak coklat yang meluas pada permukaan daun, bercak dimulai
pada daun terbawah. Menurut Semangun 1993 Penyakit Hawar daun menyebabkan bercak agak memanjang pada daun, bagian tengah agak melebar,
berwarna coklat keabuan dikelilingi oleh warna kuning sejajar tulang daun dan bercak terutama terdapat pada daun bawah. Dari gambar 8 dapat dilihat bahwa
Maristella Simamora : Pengaruh Pemberian Beberapa Jenis Pupuk Kandang Terhadap Perkembangan Penyakit Penting Tanaman Jagung Zea Mays l. Di Lapangan, 2008.
USU Repository © 2009
peningkatan Intensitas serangan penyakit Hawar daun di lapangan pada semua perlakuan terus meningkat pada tiap pengamatan. Namun intensitas serangan
tertinggi terdapat pada perlakuan pupuk kandang burung Puyuh sebesar 14,65 dan diikuti oleh perlakuan pupuk kandang Kambing sebesar 13,13 pada 12 mst
yaitu pada akhir pengamatan. Tanaman terserang penyakit Hawar di lapangan
menunjukkan gejala berupa bercak berbentuk lonjong, bercak berwarna kuning dikelilingi oleh warna cokelat. Penyakit menyerang daun, pelepah dan tongkol.
3. Intensitas Serangan Puccinia sp.