2.3 Kontrasepsi
2.3.1 Pengertian Kontrasepsi
Menurut etimologinya Kontrasepsi berasal dari kata ”kontra” yang artinya melawan dan “konsepsi” yang memiliki arti penyatuan sel telur dan sel sperma yang kemudian
disebut dengan pembuahan. Maksud dari kontrasepsi adalah obat, alat, atau cara untuk mencegah terjadinya konsepsi kehamilan. Secara umum jenis kontrasepsi ada dua macam,
yaitu : 1.
Kontrasepsi yang mengandung hormonal pil, suntik dan implant. 2.
Kontrasepsi non-hormonal IUD,Kondom. Efektivitas dan tingkat kenyamanan penggunaan kontrasepsi bersifat individual
tergantung klien yang menggunakan, oleh karena itu berbagai faktor harus dipertimbangkan seperti status kesehatan, efek samping potensial, konsekuensi kegagalan dan kehamilah
yang tidak diinginkan, rencana besarnya jumlah keluarga, persetujuan orang tua dan pasangan, pada dasarnya penggunaan alat ataupun metode kontrasepsi berbeda antara satu
klien dengan klien lainnya, tergantung pada kesesuaian alat dengan kondisi klien. Namun secara umum persyaratan metode kontrasepsi ideal adalah :
1. Aman, artinya tidak akan menimbulkan komplikasi berat bila digunakan.
2. Berdaya guna, artinya bila digunakan sesuai aturan akan dapat mencegah terjadinya
kehamilan. 3.
Dapat diterima, bukan hanya oleh klien melainkan juga oleh lingkungan budaya di masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
4. Harganya terjangkau oleh masyarakat
5. Bila metode dihentikan penggunaannya klien akan segera kembali kesuburannya,
kecuali untuk kontrasepsi mantap.
2.3.2 Jenis Metode Kontrasepsi
1. Metode Amenorea Laktasai MAL
a. MAL adalah kontrasepsi yang mengandalkan pemberian ASI secara eksklusif.
b. MAL dapat dipakai sebagai kontrasepsi bila : menyusui secara penuh, lebih
efektif jika pemberian sebelum haid, dengan frekuensi 8 x sehari, dan usia bayi kurang dari 6 bulan.
c. Efektif sampai dengan jangka waktu 6 bulan dan harus dilanjutkan dengan
pemakaian metode kontrasepsi lainnya Keuntungan metode MAL :
- Efektifitas tinggi keberhasilan sampai dengan 98 pada 6 bulan pertama
setelah melahirkan. -
Tidak mengganggu proses senggama. -
Tidak ditemukan efek samping secara sistemik. -
Tidak memerlukan pengawasan medis dan biaya. -
Mengurangi pendarahan post partum sekaligus mengurangi resiko anemia. Keterbatasan metode MAL:
- Perlu persiapan sejak perawatan kehamilan agar segera menyusui dalam 30
menit pasca persalinan.
Universitas Sumatera Utara
- Kemungkinan sulit dilaksanakan karena kondisi sosial.
- Efektifitas tinggi hanya sampai dengan 6 bulan.
- Tidak melindungi terhadap infeksi menular seksual.
- Hanya dapat digunakan oleh ibu yang menyusui secara eksklusif, dan belum
mendapat haid setelah melahirkan. 2.
Metode Kontrasepsi Alamiah Metode kontrasepsi alamiah efektif bila dilaksanakan secara tertib. Yang termasuk
ke dalam metode kontrasepsi alamiah adalah : a.
Metode Kalender Ogino-Knaus b.
Metode Suhu Badan Basal Termal c.
Metode Lendir Serviks Ovulasi Billings d.
Metode Sympto-Termal. e.
Metode senggama terputus Coitus Interuptus 3.
Metode Barier .
Metode Barier bertujuan untuk menghalangi terjadinya proses pembuahan, yang termasuk dalam metode barier :
a. Kondom untuk pria
Kondom merupakan salah satu alat kontrasepsi yang terbuat dari karet lateks berbentuk tabung tidak tembus cairan, dimana salah satu ujungnya tertutup rapat
dan dilengkapi kantung untuk menampung sprema yang dikeluarkan pria pada saat senggama sehingga tidak tercurah ke dalam vagina. Kondom menghalangi
Universitas Sumatera Utara
terjadinya pertemuan sperma dan sel telur dengan cara mengemas sperma di ujung selubung karet sehingga sperma tidak tercurah ke dalam alat reproduksi
wanita saat berhubungan seksual. Keuntungan menggunakan kondom : 1.
Relatif murah. 2.
Tidak perlu memerlukan pemeriksaan medis, supervise atau follow-up. 3.
Cara pemakaian mudah. 4.
Dapat diandalkan. 5.
Reversibel 6.
Tingkat proteksi tinggi terhadap Infeksi Menular Seksual IMS. 7.
Pria ikut secara aktif dalam program KB. Hartanto, 2010.
Keterbatasan kondom : 1.
Angka kegagalan relatif tinggi. 2.
Perlu menghentikan sementara aktivitas dan spontanitas hubungan seks. 3.
Pada beberapa orang menyebabkan kesulitan dalam mempertahankan ereksi.
4. Pemakaian harus konsisten setiap kali berhubungan seksual.
Hartanto, 2010. b.
Barier Intra Vaginal pada perempuan, terbagi atas : -
Diafragma -
Kap Serviks
Universitas Sumatera Utara
- Spons
- Kondom perempuan
- Spermisida Vaginal dengan kemasan suppositoria, aerosol busa, ataupun
krim. 4.
Metode Kontrasepsi Hormonal a.
Kontrasepsi Hormon Steroid : Pil Oral Kombinasi dan Mini Pil hanya berisi Progestin.
Pil KB adalah suatu cara kontrasepsi untuk wanita yang berbentuk pil atau tablet di dalam strip yang berisi gabungan hormon estrogen dan progesterone.
Pil ini bekerja menekan ovulasi, yakni mencegah lepasnya sel telur dari indung telur dan mengendalikan lendir mulut rahim sehingga lebih kental dan sperma
sukar masuk ke dalam rahim. Keuntungan menggunakan Pil :
1. Reversibilitasnya tinggi.
2. Mudah dalam penggunaan.
3. Mengurangi rasa sakit ketika menstruasi.
4. Mencegah anemia.
5. Mengurangi resiko kanker ovarium.
6. Mengurangi kemungkinan infeksi panggul dan kehamilan ektopik.
7. Tidak mengganggu hubungan seksual Suratun dkk, 2008.
Keterbatasan menggunakan pil :
Universitas Sumatera Utara
1. Memerlukan disiplin dalam pemakaian.
2. Tidak mencegah penyakit menular seksual.
3. Tidak boleh diberikan kepada wanita menyusui.
4. Relatif Mahal .
5. Repot
Atikah dkk, 2010. b.
Kontrasepsi Suntikan Terdapat 2 jenis kontrasepsi hormon suntikan KB. Jenis yang beredar di
Indonesia : 1.
Suntikan progestin saja DMPA dan NET-EN. 2.
Suntikan yang mengandung 25 mg Medroxy progesterone acetat dan 5 mg estradiol cypionate Cyclofem diberikan injeksi intramuscular sebulan
sekali, dan 50 mg Noretindron Enantat dan 5 mg Estradiol Valerat yang diberikan secara injeksi intramuscular sebulan sekali.
Alat kontrasepsi ini bekerja dengan mencegah lepasnya sel telur dari indung telur, mengentalkan lendir mulut rahim sehingga menghambat spermatozoa
masuk ke rahim, dan menipiskan endometrium sehingga tidak siap untuk kehamilan. Efektifitas cara kontrasepsi suntik sangat tinggi, dimana
kegagalan sebesar 0,7 untuk kontrasepsi Depot Medroxyprogesteron asetat Depo-Provera.
Keuntungan menggunakan suntik :
Universitas Sumatera Utara
1. Praktis, efektif dan aman.
2. Efek samping terhadap resiko kesehatan kecil
3. Tidak berpengaruh terhadap hubungan suami-istri.
4. Jangka panjang.
5. Klien tidak perlu repot menyimpan obat suntik.
Keterbatasan suntik : 1.
Terjadi perubahan pola haid. 2.
Pengguna sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan 3.
Peningkatan berat badan pada beberapa kasus. 4.
Tidak menjamin perlindungan terhadap infeksi menular seksual Pinem, 2009.
5. Kontrasepsi Implan Subdermal atau Alat Kontrasepsi Bawah Kulit AKBK
Implant adalah alat kontrasepsi yang diinsersikan di bawah kulit, dilakukan pada bagian dalam lengan atas atau di bawah siku melalui insisi tunggal dalam bentuk
kipas. Jenis implant :
a. Norplant, terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm,
diameter 2,4 mm, yang diisi dengan 36 mg Levonorgestrel dengan lama kerja 5 tahun.
b. Implanon, terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang 40 mm, diameter
2mm, diisi dengan 68 mg 3 Keto desogestrel dengan lama kerja 3 tahun.
Universitas Sumatera Utara
c. Jadena dan indoplant, terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg
Lenovorgestrel dengan lama kerja 3 tahun. Jenis yang paling sering digunakan di Indonesia adalah Norplant. Cara kerja
susukimplan dalam mencegah kehamilan pada dasarnya hampir sama dengan pil dan suntik.
Keuntungan menggunakan implan : 1.
Daya guna tinggi kegagalan 0,2 – 1 kehamilan per 100 perempuan. 2.
Memberi perlindungan jangka panjang 5 tahun. 3.
Tingkat kesuburan cepat kembali setelah implant dicabut. 4.
Tidak mengganggu kegiatan senggama. 5.
Tidak mengganggu produksi ASI. 6.
Dapat dicabut setiap saat jika dibutuhkan. Keterbatasan menggunakan implan :
1. Tidak member perlindungan terhadap infeksi menular seksual.
2. Memerlukan tindakan medis dalam pemasangan maupun pencabutannya,
sehingga tidak dapat dilakukan oleh klien sendiri. 3.
Efektivitasnya menurun jika penggunaan bersamaan dengan obat epilepsy maupun obat TBC.
4. Cara ini belum begitu dikenal sehingga beberapa masih enggan memakainya
5. Implan terlihat di bawah kulit.
6. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim AKDR atau Intra Uterine Devices IUD
Universitas Sumatera Utara
Jenis AKDR : a.
Un-Medicated Devices b.
Medicated Devices -
Yang mengandung logam -
Yang mengandung hormone : Progesterone atau levonorgestrel. 7.
Kontrasepsi Mantap Terdiri dari 2 jenis, yaitu :
a. Medis Operatif Wanita MOW.
Tubektomi, adalah prosedur bedah sukarela untuk menghentikan kesuburan dengan oklusi tuba falopii sehingga spermatozoa tidak dapat bertemu dengan
ovum. Keuntungan Tubektomi :
- Sangat efektif 0,5 kehamilan per 100 perempuan selama tahun pertama
penggunaan. -
Permanen. -
Tidak mempengaruhi produksi ASI dan proses menyusui. -
Tidak dipengaruhi faktor senggama. -
Baik digunakan oleh klien yang mengalami resiko serius bila hamil. -
Pembedahan sederhana. -
Tidak ada efek samping dalam jangka panjang. -
Tidak terdapat perubahan fungsi seksual.
Universitas Sumatera Utara
- Mengurangi resiko kanker ovarium.
Keterbatasan Tubektomi : -
Bersifat permanen, sehingga membutuhkan pertimbangan matang dari pasangan.
- Ditemukan rasa sakit atau tidak nyaman dalam jangka pendek setelah
pemasangan. -
Tidak melindungi terhadap infeksi menular seksual. b.
Medis Operatif Pria MOP. Vasektomi, adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas reproduksi
pria dengan jalan melakukan oklusi vasa defrensia sehingga alur transportasi sperma terhambat dan proses fertilisasi tidak terjadi.
Keuntungan Vasektomi: -
Sangat efektif. -
Aman, morbiditas rendah. -
Sederhana dan cepat. -
Efektif setelah 20 ejakulasi atau 3 bulan. -
Biaya relatif murah. Keterbatasan Vasektomi:
- Diperlukan tindakan operasi.
- Kadang terjadi komplikasi seperti pendarahan ataupun infeksi.
Universitas Sumatera Utara
- Tidak langsung memberikan perlindungan total sampai dengan 20 kali
ejakulasi atau 3 bulan. -
Problem psikologis yang berhubungan dengan prilaku seksual mungkin timbul.
2.4. Konsep Perilaku Kesehatan