1. Terjadi keterlambatan pembayaran bunga danatau kredit induk , lebih dari
90 hari semenjak tanggal jatuh temponya; 2.
Tidak dilunasi sama sekali; atau 3.
Diperlakukan negosiasi kembali atas syarat pembayaran kembali kredit dan bunga yang tercantum dalam pemberian kredit.
B. Kriteria Kredit MacetPembiayaan
Ekonomi suatu negara seharusnya merupakan suatu paduan yang efisien dan suportif diantara kegiatan-kegiatan sektor riil. Saat ini dapat dikatakan bahwa
penyediaan berbagai jasa keuangan perbankan merupakan sektor yang strictly well regulated. Hal ini terjadi karena perbankan menyangkut kepentingan jumlah
orang banyak. Situasi di Indonesia adalah suatu hal yang cukup memberi gambaran bahwa perbankan merupakan sektor yang sangat diatur.
Budi Untung menyebutkan bahwa meskipun perbankan merupakan sektor yang strictly we regulated, tetapi kredit macet masih dapat terjadi diantaranya
dapat disebabkan antara lain:
57
1. Kesalahan appraisal
2. Membiayai proyek dari pemilik terafiliasi
3. Membiayai proyek yang direkomendasi oleh kekuatan tertentu
4. Dampak makro ekonomi
5. Kenakalan nasabah
57
H. Budi Untung, Kredit Perbankan di Indonesia, Cetakan kesatu, Andi Offset, Yogyakarta. 2000, hal 121.
Kriteria kredit macetpembiayaan lost antara lain: 1.
Apabila tidak memenuhi kriteria lancar, perhatian khusus, kurang lancar dan diragukan tetapi dalam jangka waktu 21 bulan sejak digolongkan
diragukan belum ada pelunasan atau usaha penyelamatan kredit. 2.
Terdapat tunggakan angsuran pokok atau bunga yang telah melampaui 270 hari.
3. Terdapat tunggakan angsuran Pokok dan Bunga yang telah melampaui 90
hari. 4.
Frekuensi mutasi rendah. 5.
Terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang telah di janjkan lebih dari 90. 6.
Dokumentasi pinjaman lemah 7.
Kerugian operasional ditutup dengan pinjaman baru dari segi hukum maupun kondisi pasar, jaminan tidak dapat dicairkan pada nilai wajar.
C. Akibat Hukum Kredit Macet
Akibat terjadinya kredit macet juga dapat dilihat dari kedua belah pihak yaitu pihaknasabah yang menunggak kredit dan bank yang memberikan kredit,
karena keduanya sama-sama menanggung akibatnya. Akibat bagi phak nasabah penerima kredit adalah nasabah harus menanggung beban kewajiban yang cukup
berat terhadap bank, karena bunga tetap dihitung terus selama kredit belum dilunasi yaitu hutang pokok ditambah dengan bunga pinjaman, sehingga jumlah
kewajiban nasabah semakin lama semakin bertambah besar. Sedangkan akibat bagi pihak bank pemberi kredit adalah bahwa sudah
jelas kredit macet merupakan masalah yang serius, karena dana bank merupakan
dana yang dihimpun dari masyarakat dan kredit macet juga mempengaruhi likuiditas sehingga mempengaruhi kegiatan usaha bank tersebut. Bank yang
terganggu kesehatannya tentunya akan mengalami kesulitan operasional melayani permintaan nasabah seperti; permohonan kredit, penarikan dan pencairan
deposito, sehingga secara otomatis akan mempengaruhi kepercayaan masyarakat. Implikasi bagi pihak bank sebagai akibat adanya kredit bermasalah
apalagi jika sudah masuk kategori kredit macet adalah sebagai berikut:
58
1. Hilangnya kesempatan untuk memperoleh pendapatan dari kredit yang
diberikannya, sehingga mengurangi perolehan laba dan berpengaruh buruk bagi rentabilitas bank;
2. Rasio kualitas aktiva produktif Bad Debt Ratio BDR menjadi semakin
besar, yang menggambarkan situasi yang semakin buruk; 3.
Bank harus memperbesar penyisihan untuk cadangan aktiva produktif yang diklasifikasikan berdasarkan ketentuan yang ada. Hal ini pada akhirnya akan
mengurangi besarnya modal bank dan akan sangat berpengaruh terhadap CAR Capital Adequacy Ratio;
4. Return on Assets ROA mengalami penurunan;
5. Sebagai akibat komplikasi butir 2,3, dan 4 tersebut adalah menurunnya
kesehatan bank. Adanya kredit macet apabila macet yang menjadi beban bagi bank menjadi
salah satu indikator penentu kinerja bank, oleh karena itu adanya kredit macet
58
Joko Rizkie Widokarti, Masalah Kredit Macet dan Pemecahannya, Makalah, Unit Program Belajar Jarak Jauh–Universitas Terbuka, Batam, 2014, hal 5
apabila macet memerlukan penyelesaian yang cepat, tepat dan akurat dan memerlukan tindakan penyelematan dan peyelesaian dengan segera.
Akibat hukum terjadinya kredit macet pada PT. Bank Sumut Syariah bagi debitur adalah debitur harus melaksanakan kewajiban apa yang telah diperjanjikan
dalam kontrak perjanjian antara debitur dan kreditur, sebagai contoh barang jaminan dari debitur dapat disita dan dapat dilelang untuk melunasi pinjaman
kepada kreditur.
59
Akibat hukum bagi kreditur adalah bahwa kreditur dapat mengeksekusi jaminan dari debitur untuk mendapat manfaat dari penjualan lelang sebagai
pelunasan pinjaman dari debitur.
59
Wawancara dengan Aulia Sufyan Lubis, selaku Petugas Gadai Emas Bank Sumut Syariah tanggal 15 April 2015
63
BAB IV PENYELESAIAN KREDITPEMBIAYAAN MACET DENGAN