57
BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG KREDITPEMBIAYAAN MACET
A. Pengertian Kredit MacetPembiayaan
Dikatakan kredit macet apabila debitur mengingkari janjinya membayar bunga danatau kredit induk yang telah jatuh tempo, sehingga terjadi
keterlambatan pembayaran atau sama sekali tidak ada pembayaran, dengan demikian mutu kredit menjadi merosot. Dalam kredit macet ini kemungkinan ada
kreditur yang terpaksa melakukan tindakan hukum, atau kalau tidak akan menderita kerugian dalam jumlah yang jauh lebih besar dari jumlah yang
diperkirakan dapat ditolerir. Oleh karena itu bank harus mengalokasikan perhatian, tenaga, dana, waktu, dan usaha secukupnya guna menyelesaikan kredit
bermasalah itu. Pemberian kredit tanpa analisis terlebih dahulu akan sangat embahayakan
bank. Nasabah dalam hal ini ada kalanya memberikan data-data fiktif, sehingga mungkin saja kredit sebenarnya tidak layak, akan tetapi tetap diberikan.
Kemudian apabila salah menganalisa, maka kredit yang disalurkan yang sebenarnya tidak layak menjadi layak sehingga akan berakibat sulit untuk ditagih
atau macet. Menurut Tjoekam menyatakan bahwa:“ Kredit macet kredit bermasalah
adalah gambaran dari suatu kondisi kredit berupa principal, bunga, biaya-biaya, dan overdraft akan mengalami kegagalan karena tanda-tanda penyimpangan
dibiarkan berakumulasi sehingga menurunkan mutu kredit dan cenderung
menimbulkan kerugian potensial bagi bank.
55
Sedangkan menurut Siamat kredit macetbermasalahproblem loan dapat diartikan sebagai pinjaman yang
mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya faktor kesengajaan dan atau karena faktor eksternal diluar kemampuan kendali debitur
56
55
Tjoekam, Muhammad. Perkreditan Bisnis Inti Perbankan. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1999, hal 264
56
Siamat, Dahlan. Manajemen Bank Umum. Intermedia, Jakarta, 2001, hal 174
Istilah kredit macetbermasalah telah digunakan oleh dunia perbankan Indonesia sebagai terjemahan dari problem loan yang merupakan istilah yang
sudah lazim digunakan dalam dunia perbankan internasional. Pada asasnya, kasus kredit bermasalah ini adalah persoalan perdata yang menurut terminologi hukum
perdata, hubungan antara debitur dengan kreditur bank selaku pemberi kredit merupakan hubungan utang piutang. Hubungan yang bersangkutan lahir dari
perjanjian. Pihak debitur berjanji untuk mengembalikan pinjaman beserta biaya dan bunga, dan pihak kreditur memberikan kreditnya.
Kredit macet apabila debitur mengingkari janjinya membayar bunga danatau kredit induk yang telah jatuh tempo, sehingga terjadi keterlambatan
pembayaran atau sama sekali tidak ada pembayaran, dengan demikian mutu kredit menjadi merosot. Dalam kredit macet ini kemungkinan ada kreditur yang terpaksa
melakukan tindakan hukum, atau kalau tidak akan menderita kerugian dalam jumlah yang jauh lebih besar dari jumlah yang diperkirakan dapat ditolerir. Oleh
karena itu Bank harus mengalokasikan perhatian, tenaga, dana, waktu, dan usaha secukupnya guna menyelesaikan kredit macet itu dalam dunia perbankan, suatu
kredit dapat dikategorikan dalam kredit macet apabila:
1. Terjadi keterlambatan pembayaran bunga danatau kredit induk , lebih dari
90 hari semenjak tanggal jatuh temponya; 2.
Tidak dilunasi sama sekali; atau 3.
Diperlakukan negosiasi kembali atas syarat pembayaran kembali kredit dan bunga yang tercantum dalam pemberian kredit.
B. Kriteria Kredit MacetPembiayaan