77
pendidikan anaknya. Kekuatan hukum mereka hanya sebuah selembar kertas yang bermaterai saja, itu tidak bisa dijadikan kekuatan hukum tetap atau
kekuatan hukum yang kuat dan bersifat mengikat karena tidak ada keputusan dari pengadilan, itu hanya keputusan dari kedua orang tua mereka masing-
masing. Tradisi perceraian di Desa Kadu Ti’is tidak pernah mengalami
permasalahan seperti menuntut mantan suami agar memberikan biaya pemeliharaan dan pendidikan anak atau sebaliknya mantan isteri dituntut
untuk melakukan keadilan dalam mengatur anaknya untuk bisa hidup bersama mantan suaminya
B. Akibat Perceraian Masyarakat Di Desa Kadu Ti’is
Akibat perceraian ialah bahwa suami dan isteri hidup sendiri-sendiri, isteri atau suami dapat bebas untuk menikah lagi dengan orang lain.
Perceraian membawa konsekwensi yuridis yang berhubungan dengan status isteri, status anak dan status harta kekayaan. Sesudah perceraian bekas isteri
dapat bebas untuk menikah setelah masa iddah berakhir. Persetubuhan antara bekas suami dan bekas isteri dilarang, sebab mereka sudah tidak terikat dalam
pernikahan yang sah lagi. Terhadap isteri, sebagai akibat terjadinya perceraian, isteri dapat menikah kembali setelah masa iddah berakhir baik
dengan bekas suami ataupun dengan orang lain.
29
29
Masyudin, ‘Akibat Perceraian’, Artikel Diakses Pada Tanggal 19 Juli 2010 dari http:www.Skripsi-Tesis.com,
78
Akibat dari perceraian tersebut yaitu berdampak terhadap isteri yang berstatus janda atau suami yang berstatus duda, perebutan hak asuh anak,
perkembangan anak dan psikologi terhadap anak, kecewanya orang tua dari masing pihak yang melihat anaknya telah bercerai dan masih banyak lagi
akibat dari perceraian. Apabila perkawinan yang diharapkan tidak tercapai, dan perceraian
yang diambil sebagai jalan keluarnya maka akan timbul akibat dari perceraian itu sendiri. Dalam hal ini baik Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 atau
Kompilasi Hukum Islam KHI mengatur hal tersebut pada pasal-pasal berikut ini, yaitu :
1. Dalam pasal 41 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
30
disebutkan, akibat putusnya perkawinan karena percerian ialah :
a. Baik Ibu atau Bapak tetap berkewajiban memelihara dan mendidik
anak-anaknya, semata-mata berdasarkan kepentingan anak; bilamana ada perselisihan mengenai penguasaan anak-anak pengadilan
menghindari keputusan: b.
Bapak yang bertanggung jawab atas semua biaya pemeliharaan dan pendidikan yang di perlukan anak itu; Bilamna bapak dalam
kenyataan tidak dapat memenuhi kewajiban tersebut pengadilan dapat menentukan bahwa ibu ikut memikul biaya tersebut:
30
Subekti dan R.Tjitrosudibio, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Jakarta : Pradnya Paramita, 2006, h. 549
79
c. Pengadilan dapat mewajibkan kepada bekas suami untuk memberikan
biaya penghidupan dan atau menentukan sesuatu kewajiban bagi bekas isteri;
2. Dalam Pasal 149 Kompilasi Hukum Islam KHI
31
dinyataakan, bilamana perkawinan putus karena talak, maka bekas suami wajib:
a. Memberikan Mut’ah yang layak kepada bekas isterinya, baik berupa
uang atau benda kecuali bekas isteri tersebut Qobla al-Dukhul; b.
Memberikan nafkah, maskan dan kiswah kepada bekas isteri selama dalam iddah, kecuali bekas isteri telah dijatuhi talak bain atau nusyuz
dan dalam keadaan tidak hamil: c.
Melunasi mahar yang masih terutang seluruhnya, dan separoh apabila Qobla al-Dukhul;
d. Memberikan biaya hadhanah untuk anak-anaknya yang belum
mencapai umur 21 tahun: e.
Dalam Pasal 150 dinyatakan, bekas suami berhak melakukan rujuk’ kepada bekas isterinya yang masih dalam masa iddah;
f. Dalam Pasal 151 dinyatakn, Bekas Isteri selama dalam masa iddah,
wajib menjaga dirinya tidak menerima pinangan dan tidak menikah dengan pria lain;
31
Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam di Indonesia, Jakarta ; Akademik Presindo, 2004, h. 149
80
g. Dalam Pasal 152 dinyatakan, Bekas isteri berhak mendapat nafkah
iddah dari bekas suaminya kecuali bila ia nusyuz; h.
Dalam Pasal 156 dinyatakan Akibat putusnya perkawinan karena perceraian ialah:
a. Anak yang belum mumayiz berhak mendapatkan hadhanah dari ibunya,
kecuali bila ibunya telah meninggal dunia, maka kedudukannya digantikan oleh:
1. Wanita-wanita dalam garis lurus dari ibu;
2. Ayah;
3. Wanita-wanita dalam garis lurus ke atas dari ayah;
4. Saudara perempuan dari anak yang bersangkutan;
5. Wanita-wanita kerabat sedarah menurut garis samping dari ibu;
6. Wanita-wanita kerabat sedarah menurut garis samping dari ayah;
b. Anak yang sudah mumayiz berhak memilih untuk mendapatkan hadhanah
dari ayah atau ibunya; c.
Apabila pemegang hadhanah ternyata tidak dapat menjamin keselamatan jasmani dan rohani anak, meskipun biaya nafkah dan hadhanah telah
dicukupi, maka atas permintaan kerabat yang bersangkutan Pengadilan Agama dapat memindahkan hak hadhanah kepada kerabat lain yang
mempunyai hak hadhanah pula; d.
Semua biaya hadhanah dan nafkah anak menjadi tanggung jawab ayah menurut kemampuanya, sekurang-kurangnya sampai anak tersebut dewasa
dan dapat mengurus diri sendiri 21 tahun;
81
e. Bilammana terjadi perselisihan mengenai hadhanah dan nafkah anak,
Pengadilan Agama memberikan putusannya berdasarkan huruf a, b,c, dan d;
f. Pengadilan dapat pula dengan mengingat kemampuan ayahnya
menetapkan jumlah biaya untuk pemeliharaan dan pendidikan anak-anak yang tidak turut padanya.
Menurut masyarakat Desa Kadu Ti’is perceraian itu bisa berdampak kepada semua orang. Berdampak di sini dibagi menjadi dua bagian yaitu
dampak positif dan dampak negatif.
a. Dampak Positif
Perceraian adalah perbuatan yang sangat di benci oleh Allah SWT. Karena perceraian itu bisa berdampak kepada semua orang, seperti berdampak
kepada diri sendiri, orang tua dan yang terutama berdampak buat anak sendiri. Walaupun perceraian itu di benci oleh Allah tapi masih ada saja yang
melakukan perceraian karena jalan terakhirnya adalah perceraian dan hanya jalan itu yang terbaik buat keduanya.
Di Desa Kadu Ti’is perceraian menurut masyarakatnya berbeda-beda, ada yang mengatakan perceraian yang mereka lakukan itu yang terbaik buat
keduanya, ada juga yang mengatakan bahwa perceraian itu mereka lakukan karena sang suami yang kunjung tidak ada kabarnya dan tidak memberikan
nafkah lagi kepada isteri dan anaknya, ada juga yang mengatakan bahwa dari
82
pada harus menahan rasa sakit hati karena melihat suami selingkuh lebih baik perceraianlah yang Ibu Nengsih lakukan.
Menurut masyarakat Desa Kadu Ti’is perceraian dimana-mana berdampak negatif tidak ada dampak positifnya. Penulis penasaran dengan
pengakuan dari salah seorang Ibu Nengsih yang menyatakan bahwa ia mengalami perceraian oleh suaminya dikarenakan adanya perselingkuh antara
suami saya dengan perempuan lain selama ia bekerja di Jakarta. Mengapa penulis penasaran dengan perceraian yang dialami oleh ibu Nengsih?
Karena ibu Nengsih satu-satunya masyarakat di Desa Kadu Ti’is yang mengatakan bahwa perceraian berdampak positif buat dirinya sendiri dan
anaknya, walaupun tidak menutup kemungkinan perceraian tersebut berdampak negatif buat sang buah hati anak.
Timbul pertanyaan penulis mengapa ibu Nengsih mengatakan bahwa perceraian ini berdampak positif bagi ibu sendiri. Perrtanyaan penulis dijawab
bahwa
32
: ”Dampak positifnya status bagi saya jadi lebih jelas dan tidak digantung oleh yang tidak kunjung pulang dan menunggu kiriman uang buat
kebutuhan hidup sehari-hari saya dengan anak tidak kunjung dikirim, saya lama-lama jenuh menunggu yang tidak jelas dan tidak ada kepastian dari
suami sehingga saya mengambil tindakan menuntut bercerai dengan suami. Alasan lain sehingga saya berkeras menuntut bercerai diketahui bahwa selama
ini suami saya tidak mengirimkan uang dan tidak pernah pulang-pulang ke
32
Wawancara Dengan Ibu Nengsih, Desa Kadu Ti’is Pandeglang, 13 Februari 2010
83
kampung, karena suami saya telah berselingkuh dengan perempuan lain di Jakarta.
Setelah saya bercerai dengan suami saya, saya merasa lega dan senang karena pada akhirnya saya mempunyai status yang saya sandang yaitu single
parent walaupun sebenarnya di dalam hati saya merasakan sakit yang begitu mendalam karena saya tidak percaya dengan apa yang dilakukan oleh suami
saya.
33
Sebenarnya mempunyai status single parent tersebut tidaklah mudah karena saya harus berkerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidup saya dan
anak saya, yang pada saat itu masih kecil. Hidup diperkampungan seperti ini memanglah sulit karena jauh dari mana-mana apa lagi pekerjaan. Pekerjaan
saya hanya bertani menanam padi agar hasil padi saya bisa di jual ke luar kota dan yang pastinya saya bisa menghasilkan uang agar saya bisa memenuhi
kehidupan saya dan anak saya.
34
Dampak positif yang ibu Nengsih rasakanpun bukan hanya itu saja tapi ibu Nengsih bisa lebih banyak mendapatkan pengalaman hidup, bisa
mengontrol emosinya sendiri, bisa menata hidupnya kembali dengan orang lain dan lain sebagainya. Dengan kesabaran ibu Nengsih dan terus
menjalankan hidupnya sendiri beserta anaknya dan mendidiknya dengan sungguh-sungguh.
33
Wawancara Pribadi dengan Ibu Nengsih, Desa Kadu Ti’is Pandeglang, 13 Februari 2010
34
Wawamcara Pribadi dengan Ibu Nengsih, Desa Kadu Ti’is Pandeglang, 13 Februari 2010
84
Seperti yang telah kita ketahui menurut Kompilasi Hukum Islam KHI Pasal 153 ayat 2 b : Apabila perkawinan putus karena perceraian waktu
tunggu yang masih haid ditetapkan 3 tiga kali suci dengan sekurang- kurangnya 90 sembilan puluh hari dan bagi yang tidak haid ditetapkan 90
sembilan puluh hari.
35
Seperti yang sudah dijelaskan diatas, sebelum Ibu Nengsih menjalankan masa Iddah selama 3 tiga kali suci selama masih datang bulam
jika tidak datang bulan maka masa Iddah 90 sembilan puluh hari setelah masa Iddah selesai maka Ibu Nengsih diperbolehkan menikah kembali.
Setelah menikah dan mempunyai keluarga baru, ibu Nengsih tidak ingin mengalami perceraian untuk yang kedua kalinya, untuk itu ibu Nengsih
akan lebih memperbaiki lagi kehidupannya.
b. Dampak Negatif
Jika kita melihat dari sisi negatif perceraian, maka dampak dari perceraian itu sangatlah buruk kepada psikologi anak dan perkembangan anak
itu sendiri. Memang sangat tidak adil khususnya buat anak sendiri yang harus melihat kedua orang tuanya berpisah atau bercerai. Mengapa sebagai orang
tua tidak pernah melihat atau memikirkan dampak dari perceraian yang mereka lakukan terhadap anaknya dan kenapa harus anak yang menjadi
korban dari perceraian orang tua kita
35
Kompilasi Hukum Islam, Bandung: Fokus Media, 2007, h. 49
85
Idealnya, seorang anak dibesarkan dalam keluarga yang terdiri dari ayah dan ibu. Tetapi kadangkala keadaan ”memaksa” seorang ibu
membesarkan anak seorang diri. Meski si ibu sudah merawat dan memperhatikan si anak, tapi tetap saja ada dampak psikologis yang akan
dialami oleh anak yang dibesarkan tanpa figur ayah.
36
Menurut Lifina Dewi, M. Psi, psikolog dari Universitas Indonesia, ”Pada anak-anak yang memiliki sifat tegar atau tidak memperdulikan keadaan
yang sebenarnya mungkin dampaknya tidak terlalu terlihat tapi untuk anak yang sensitif pasti akan terjadi perubahan perilaku, misalnya jadi pemurung
atau suka menangis diam-diam, hal ini biasanya terjadi pada anak yang orang tuanya bercerai.
37
Kadangkala, perceraian adalah satu-satunya jalan bagi orang tua untuk dapat terus menjalani kehidupan sesuai yang mereka inginkan. Namun apapun
alasannya, perceraian selalu menimbulkan akibat buruk pada anak, meskipun dalam kasus tertentu perceraian dianggap merupakan alternatif terbaik
daripada membiarkan anak tinggal dalam keluarga dengan kehidupan pernikahan yang buruk.
Jika memang perceraian adalah satu-satunya jalan yang harus ditempuh dan tak terhindar lagi, apa tindakan terbaik yang harus dilakukan
36
Anton, ‘Dampak Perceraian Terhadap Anak’, Artikel Diakses Pada Tanggal 09 Februari 2010 dari http:docs.google.com,
37
Anton, ‘Dampak Perceraian Terhadap Anak’, Artikel Diakses Pada Tanggal 09 Februari 2010 dari http:docs.google.com,
86
oleh orang tua Mama dan Papa untuk mengurangi dampak negatif perceraian tersebut bagi perkembangan mental anak-anak mereka. Dengan
kata lain bagaimana orang tua menyiapkan anak agar dapat beradaptasi dengan perubahan yang terjadi akibat perceraian.
38
Sebagai orang dewasa, mudah bagi kita memahami bahwa pernikahan tidak selamanya berlangsung sesuai harapan dan rencana. Setiap orang
berubah, perubahan berdampak pada penyesuaian kebutuhan; termasuk kebutuhan untuk diperhatikan dan dicintai. Kondisi ini beresiko mengubah
perasaan pada pasangan, rasa cinta bekurang, atau jatuh cinta pada orang lain, hingga akhirnya berujung pada keputusan untuk berpisah.
39
Entah apapun penyebabnya, perpisahan selalu menciptakan kesedihan bagi pihak yang merasa ditinggalkan, atau dikhianati. Akan lebih mudah
kondisinya jika perpisahan hanya melibatkan pasangan. Banyak sekali dampak negatif perceraian yang bisa muncul pada
anak.”Marah pada diri sendiri, marah pada lingkungan, jadi pembangkang, tidak sabaran, impulsif, dan lain-lain. Bisa jadi, anak akan merasa bersalah
dan menganggap dirinyalah biang keladi atau penyebab perceraian orang tuanya. ”Anak akan mempunyai pikiran: ’Ah jangan-jangan saya yang
membuat papa dan mama bercerai,’ sehingga muncul rasa marah dan bersalah
38
Anton, ‘Dampak Perceraian Terhadap Anak’, Artikel Diakses Pada Tanggal 09 Februari 2010 dari http:docs.google.com,
39
Wawancara Pribadi dengan Bapak Sanuri, Desa Kadu Ti’is Pandeglang, 13 Februari 2010
87
pada dirinya.” Apalagi jika dalam proses selanjutnya, terjadi perebutan anak antara suami isteri. ”Anak menjadi sulit untuk memilih, pingin ikut ayah, tapi
kok akhirnya ikut sang ibu. Ia akan merasa menjadi biang keladi perebutan hak asuh anak.” Dampak lain adalah anak jadi apatis, menarik diri, atau
sebaliknya, mungkin kelihatan tidak terpengruh oleh perceraian orang tuanya. ”Orang tua harus berhati-hati melihat, apakah ini memang reaksi yang wajar,
karena dia sudah secara matang bisa menerima hal itu, atau hanya pura-pura.” Anak juga bisa menjadi tidak percaya diri dan merasa takut menjalani
kedekatan dengan lawan jenis, anak bisa jadi akan dendam pada orang tuanya, seperti terlibat drugs dan alkohol, dan yang ekstrem, muncul pikiran untuk
bunuh diri.”
40
Psikolog, Dra. Sugiarti Musabiq, M. Kes, mengungkap pentingnya ayah dan ibu yang telah berpisah untuk tidak mementingkan kepentingan diri
sendiri. ”Perceraian, bagaimanapun prosesnya, memang tetap mengandung konflik dan mempengaruhi emosi pasangan maupun anak. Senantiasa ada
masa transisi yang relatif berat. Masa transisi yang dimaksud adalah perubahan keadaan yang semula tenang menjadi bergejolak karena
ketidaksepahaman maupun konflik antara pasangan, yang mau tidak mau
40
Anton, ‘Dampak Perceraian Terhadap Anak’, Artikel Diakses Pada Tanggal 09 Februari 2010 dari http:docs.google.com,
88
berefek pada sikap, tingkah laku dan perkataan, baik yang disadari maupun tidak”.
41
Agar dampak proses perceraian dapat diminimalisasi pada anak, pastikanlah anda dan pasangan melakukan langkah-langkah berikut ini :
a. Sampaikan baik-baik
Anak mengingat saat-saat orang tua menyampaikan berita perceraian dalam waktu yang sangat panjang. Karena berita ini membuatnya panik,
menguncang rasa aman dirinya. Idealnya berita ini disampaikan bersama- sama pada anak oleh anda dan pasangan. Sampaikan bahwa keputusan itu
diambil untuk kebaikan bersama. Jelaskan juga bahwa pernikahan ini diawali oleh cinta, dan sebenarnya anda mengharapkan untuk selalu bersama. Tetapi
setelah dijalani hal tersebut tidak terlaksana. Ungkapan juga bahwa anda sebenarnya sedih dan kecewa. Pastikan pula bahwa perpisahan ini bukan salah
anak, anda dan pasangan tetap akan mencintai mereka dan selalu menemani mereka sekalipun berpisah.
42
b. Jangan saling menjelekkan
Sekalipun tergolong sulit, sebaiknya anda tidak mengungkapkan hal- hal buruk tentang pasangan. Jika anda butuh bercerita atau ingin curhat
tentang pasangan, pastikan anak tidak mendengar apapun. Tidak mengabaikan. Hal yang menjadi masalah pada anak-anak korban perceraian
41
Anton, ‘Dampak Perceraian Terhadap Anak’, Artikel Diakses Pada Tanggal 09 Februari 2010 dari http:docs.google.com,
42
Anton, ‘Dampak Perceraian Terhadap Anak’, Artikel Diakses Pada Tanggal 09 Februari 2010 dari http:docs.google.com,
89
adalah mereka selalu menduga-duga tentang kepastian mendapat perhatian dari orang tua. Karenanya sebaiknya anda dan pasangan selalu menepati janji
dan jadwal yang berhubungan dengan anak.
c. Masa transisi
Kondisi yang paling menegangkan bagi anak adalah ketika dia pergi meninggalkan orang tua yang satu ke orang tua yang lain. Hal ini disebabkan
karena anak merasakan ketegangan diantara kedua orang tuanya. Atasi kondisi ini dengan memberi penguatan positif bahwa anda dan pasangan
mencintai mereka, dan sangat ingin mereka menikmati suasana yang gembira ketika berada bersama anda ataupun pasangan.
d. Tenggang rasa
Umunya orang tua berpikiran bahwa agar semuanya berjalan lancar, peraturan yang diterapkan ketika anak bersama ibu haruslah konsisten
diterapkan saat ia ada bersama ayah. Sebenarnya tidak perlu demikian, tidak perlu membuat perdebatan baru dengan mantan. Anak yang paling kecil
sekalipun bisa menemukan dan memahami bahwa ayah ibunya berbeda, demikian pula aturan ketika dia bersama ayah atau ibunya.
e. Kepentingan bersama.
Jika anda adalah orang tua yang mendapatkan mandat perwalian anak, pastikan bahwa mantan pasangan tahu bahwa anda sangat menginginkan
90
keterlibatannya dalam kehidupan anak. Hal ini akan membuat mantan pasangan merasa lebih nyaman ketika ia akan bertemu dengan anak.
43
f. Menikmati hubungan baru
Sekalipun semula tidak terpikirkan, sebaiknya sejak awal dipahami bahwa anda ataupun pasangan memiliki kemungkinan menjalin hubungan
baru. Pastikan anda siap menghadapi situasi ini. Hal yang penting untuk diingat bahwa reaksi dan dampak perceraian
terhadap anak sebenarnya dapat diatasi jika anda dan pasangan memberi dukungan yang positif pada anak sejak awal. Tetapi jika perceraian anda
sudah terlanjur mengarah ke situasi yang negatif, tidak pernah ada kata terlambat untuk memperbaikinya, karena anak-anak anda membutuhkannya,
berapa pun usia mereka. Keinginan untuk menarik anak ke salah satu pihak dan menentang
pihak yang lain akan sangat menonjol pada model perceraian tersebut. Tapi jika itu dilakukan, berarti orang tua sungguh-sungguh merupakan individu
egois yang hanya memikirkan diri sendiri, dan tidak memikirkan kesejahteraan dan masa depan anak.
Kalau perceraian memang tidak terhindar lagi, maka mari membuat perceraian tersebut menjadi perceraian yang tidak merugikan anak. Suami
isteri memang bercerai, tapi jangan sampai anak dan orang tua ikut juga
43
Anton, ‘Dampak Perceraian Terhadap Anak’, Artikel Diakses Pada Tanggal 09 Februari 2010 dari http:docs.google.com,
91
bercerai. Anak-anak sangat membutuhkan cinta dari kedua orang tua dan menginginkan kedua orang tuanya menjadi bagian dalam hidup mereka. Bagi
anak, rasa percaya diri, rasa terima dan bangga pada dirinya sendiri bergantung pada ekspresi cinta kedua orang tuanya. Bagi anda yang akan atau
sedang atau telah bercerai, cobalah untuk selalu mengingat hal tersebut dan masa depan anak-anak anda. Perhatian berupa materi memang perlu, namun
itu saja sangat tidak memadai untuk membuat anak mampu beradaptasi dengan baik. Jangan lagi menjadikan negeri ini semakin riwet dengan
membiarkan anak-anak kita yang tidak berdosa menjadi terlantar.
44
Perceraian yang dilakukan di Desa Kadu Ti’is ini memang dilihat dari Undang-Undang tidak sah karena tidak ada kekuatan hukum tetapnya, tetapi
masyarakat di Desa ini yang sudah bercerai tidak pernah ada masalah sama sekali seperti masalah kepada anak, harta bersama serta masalah pendidikan
dan pemeliharaan anak sekalipun. Memang setelah orang tuanya bercerai anaklah yang menjadi korbannya tetapi mereka bercerai secara baik-baik dan
tidak meninggalkan tanggung jawabnya kepada anak mereka masing-masing. Seperti dengan perceraian yang dialami oleh ibu Nengsih dengan
mantan suaminya. Mereka bercerai dengan mempunyai anak yang masih kecil, lalu mereka berdua tidak memperebutkan anaknya harus ikut dengan
siapa karena mereka sebagai orang tua tahu bahwa dengan perceraian mereka
44
Anton, ‘Dampak Perceraian Terhadap Anak’, Artikel Diakses Pada Tanggal 09 Februari 2010 dari http:docs.google.com,
92
sudah membuat anak mereka menjadi hancur hatinya, maka dari itu mereka berdua sebagai orang tuanya tidak mengharuskan anaknya ikut dengan siapa.
Bagi ibu Nengsih serta mantan suami anaknya adalah segala-galanya buat mereka dan mereka tidak akan pernah menghilangkan rasa kasih sayang
mereka buat anak-anaknya. Ibu Nengsih dan mantan suami mempercayai anaknya dididik oleh
neneknya karena ibu Nengsih dan mantan suami harus bekerja di jakarta untuk memenuhi kebutuhan hidup buat anaknya juga agar anaknya bisa
terpenuhi semua kebutuhannya. Bukan hanya itu saja tapi ibu Nengsih dan mantan suami tidak pernah lepas untuk memberikan kasih sayang mereka
kepada anaknya seperti menjenguk atau merawatnya sesekali jika mereka sedang pulang ke kampung. Selama mereka berada di kampung mereka tidak
henti-hentinya memberikan kasih sayang, merawatnya, mendidiknya, memberikan apa yang dibutuhkan anaknya walaupun sebenarnya keadaan
mereka sangat sulit dalam perekonomiannya mereka tetap berusaha membuat anaknya senang dan bahagia, bagi mereka apapun yang akan mereka lakukan,
itu yang terbaik buat anaknya. Ibu Nengsih beruntung anaknya tidak berdampak terhadap perceraian
mereka, tetapi sesungguhnya ibu Nengsih serta mantan suami tidak mengetahui bahwa anaknya mempunyai rasa minder atau tidak percaya diri
93
jika kumpul dengan ibu Nengsih dengan suami barunya dan bapak dengan isteri barunya yang masing-masing sudah diberikan anak.
45
Penulis yang kebetulan dekat dengan anak dari ibu Nengsih yang bernama Suprana yang sudah dewasa berusia kira-kira 25 tahun dan yang
pada saat itu dia bersedia di wawancarai oleh penulis tentang bagaimana perceraian yang dialami oleh kedua orang tuanya lalu bagaimana dengan
perasaan Suprana sendiri melihat orang tuanya sudah bercerai. Suprana menceritakan semua kepada penulis.
46
Pertama kali Suprana melihat orang tuanya bercerai adalah perasaan yang sangat sedih dan merasa dirinya tidak berguna bagi orang tuanya
terutama dirinya sendiri. Dia juga mempunyai perasaan minder atau tidak percaya diri bila mendekati seorang wanita yang dia sukai, selain itu juga dia
merasa minder jika harus kumpul sama bapak tiri dan adek-adek tirinya padahal bapak dan adek-adek tirinya sangat baik kepada dirinya hanya saja
Suprana merasa tidak pantas untuk ikut bergabung bersama bapak serta adek- adek tirinya, dia lebih suka tinggal bersama neneknya dari pada harus ikut
gabung dengan keluarga baru dari ibunya sendiri. Sedangkan kepada keluarga bapak barunya pun Suprana merasa
minder dan tidak percaya diri jika sedang berkumpul sama ibu dan adek-adek tirinya. Selama Suprana bekerja di Jakarta pun Suprana tidak pernah mau
45
Wawancara Pribadi dengan Ibu Nengsih, Desa Kadu Ti’is Pandeglang, 13 Februari 2010
46
Wawancara Pribadi dengan Suprana, Desa Kadu Ti’is Pandeglang, 13 Februari 2010
94
tinggal bersama bapak kandungnya di Jakarta padahal bapaknya sendiri yang meminta Suprana untuk tinggal di rumahnya tetapi tetap saja nana tidak mau.
Paling dia ke rumah bapaknya hanya sekedar menanyakan keadaan bapak serta keluarganya setelah itu dia pergi lagi ketempat kerjanya dan dia lebih
milih untuk tinggal di tempat kerjanya dari pada tinggal di rumah bapak kandungnya sendiri.
Perasaan minder dan tidak percaya diri itu ternyata susah dihilangkan di dalam dirinya karena Suprana sendiripun tidak tahu kenapa perasaan itu
muncul dalam dirinya. Perasaan itu muncul setelah nana beranjak dewasa dan sudah bisa memilih mana yang baik dan mana yang tidak baik buat dirinya
sendiri.
47
Dalam masalah harta kekayaanpun Ibu Nengsih serta mantan suami tidak pernah meminta harta. Selain masyarakat disini mempunyai tradisi
dalam perceraiannya yang menurut Undang-Undang tidak sah tapi desa ini pun mempunyai tradisi dimana setelah suami isteri telah bercerai maka harta
yang dipunyai oleh mereka dulu, seluruh hartanya jatuh kepada mantan isteri dan mantan suami tidak berhak mendapatkan hartanya.
48
C . Perceraian Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
Pasal 14: Seorang suami yang telah melangsungkan perkawinan menurut Agama Islam, yang akan menceraikan isterinya, mengajukan surat
47
Wawancara Pribadi dengan Suprana, Desa Kadu Ti’is Pandeglang, 13 Februari 2010
48
Wawancara Pribadi dengan Suprana, Desa Kadu Ti’is Pandeglang, 13 Februari 2010
95
kepada Pengadilan di tempat tinggalnya, yang berisi pemberitahuan bahwa ia bermaksud menceraikan isterinya disertai dengan alasan-alasannya serta
meminta kepada Pengadilan agar diadakan sidang untuk keperluan itu.
49
Pasal 15: Pengadilan yang bersangkutan mempelajari isi surat yang dimaksud dalam pasal 14, dan dalam waktu selambat-lambatnya 30 tiga
puluh hari memanggil pengirim surat dan juga isterinya untuk meminta penjelasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan maksud
perceraian itu. Pasal 16
Pengadilan hanya memutuskan untuk mengadakan sidang pengadilan untuk menyaksikan perceraian yang dimaksud dalam pasal 14 apabila
memang terdapat alasan seperti yang dimaksud dalam pasal 19 Peraturan Pemerintah ini, dan pengadilan berpendapat bahwa antara suami isteri yang
bersangkutan tidak mungkin lagi didamaikan untuk hidup rukun lagi dalam rumah tangga.
Pasal 17: Sesaat setelah dilakukan sidang pengadilan untuk menyaksikan perceraian yang dimaksud dalam Pasal 16, Ketua Pengadilan
membuat surat keterangan tentang terjadinya perceraian tersebut. Surat Keterangan itu dikirimkan kepada Pegawai Pencatat di tempat perceraian itu
terjadi untuk diadakan pencatatan perceraian.
49
Ha sa nud in, ‘ Und a ng -Und a ng No mo r 1 Ta hun 1974’ , a rtike l d ia kse s p a d a ta ng g a 09 Fe b rua ri 2010d a ri http : d o c s.g o o g le .c o m.
96
Pasal 18: Perceraian itu terjadi terhitung pada saat perceraian itu dinyatakan didepan sidang Pengadilan.
Pasal 19: Perceraian dapat terjadi karena alasan atau alasan-alasan: a.
Salah satu pihak berbuat zina atau menjadi pemabok, pemadat, penjudi, dan lain sebagainya yang sukar disembuhkan;
b. Salah satu pihak meninggalkan pihak lain selarna 2 dua tahun berturut-
turut tanpa izin pihak lain dan tanpa alasan yang syah atau karena hal lain diluar kemampuannya;
c. Salah satu pihak mendapat hukuman penjara 5 lima tahun atau hukuman
yang lebih berat setelah perkawinan berlangsung; d.
Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan berat yang membahayakan pihak yang lain;
e. Salah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit dengan akibat tidak
dapat menjalankan kewajibannya sebagai suamiisteri; f.
Antar suami dan isteri terus menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga.
Pasal 20: 1
Gugatan perceraian diajukan oleh suami atau isteri atau kuasanya kepada Pengadilan yang daerah hukumnya meliputi tempat kediaman tergugat.
2 Dalam hal kediaman tergugat tidak jelas atau tidak diketahui atau tidak
mempunyai tempat kediaman yang tetap, gugatan perceraian diajukan kepada Pengadilan ditempat kediaman penggugat.
97
3 Dalam hal tergugat bertempat kediaman diluar negeri, gugatan perceraian
diajukan kepada Pengadilan ditempat kediaman penggugat. Ketua Pengadilan menyampaikan permohonan tersebut kepada tergugat melalui
Perwakilan Republik Indonesia setempat. Pasal 21
1 Gugatan perceraian karena alasan tersebut dalam pasal 19 huruf b,
diajukan kepada Pengadilan ditempat kediaman penggugat. 2
Gugatan tersebut dalam ayat 1 dapat diajukan setelah lampaui 2 dua tahun terhitung sejak tergugat meninggalkan rumah.
3 Gugatan dapat diterima apabila tergugat menyatakan atau menunjukkan
sikap tidak mau lagi kembali kerumah kediaman bersama. Pasal 22
1 Gugatan perceraian karena alasan tersebut dalam pasal 19 huruf f,
diajukan kepada Pengadilan ditempat kediaman tergugat. 2
Gugatan tersebut dalam ayat 1 dapat diterima apabila telah cukup jelas bagi Pengadilan mengenai sebab-sebab perselisihan dan pertengkaran itu
dan setelah mendengar pihak keluarga serta orang-orang yang dekat dengan suami isteri itu.
Pasal 23: Gugatan perceraian karena alasan salah seorang dari suami isteri mendapat hukuman penjara 5 lima tahun atau hukuman yang lebih
berat sebagai dimaksud dalam Pasal 19 huruf c maka untuk rnendapatkan putusan perceraian sebagai bukti penggugat cukup menyampaikan salinan
98
putusan Pengadilan yang memutuskan perkara disertai keterangan yang menyatakaan bahwa putusan itu telah mempunyai kekuatan hukum yang
tetap. Pasal 24
1 Selama berlangsungnya gugatan perceraian atas permohonan Penggugat atau tergugat atau berdasarkan pertimbangan bahaya yang mungkin
ditimbulkan. Pengadilan dapat mengizinkan suami isteri tersebut untuk tidak tinggal dalam satu rumah.
2 Selama berlangsungnya gugatan perceraian, atas permohonan pengugat atau tergugat, pengadilan dapat:
a. Menentukan nafkah yang harus ditanggung oleh suami;
b. Menentukan hal-hal yang perlu untuk menjamin pemeliharaan dan
pendidikan anak; c.
Menentukan hal-hal yang perlu untuk menjamin terpeliharanya barang barang yang menjadi hak bersama suami isteri atau barang-barang
yang menjadi hak suami atau barang-barang yang menjadi hak isteri. Pasal 25: Gugatan perceraian gugur apabila suami atau isteri
meninggal sebelum adanya putusan Pengadilan mengenai gugatan perceraian itu.
Pasal 26 1
Setiap kali diadakan sidang Pengadilan yang memeriksa gugatan perceraian, baik penggugat maupun tergugat atau kuasa mereka akan
dipanggil untuk menghadiri sidang tersebut.
99
2 Bagi Pengadilan Negeri panggilan dilakukan oleh juru sita; bagi
Pengadilan Agama panggilan dilakukan oleh Petugas yang ditunjuk oleh ketua Pengadilan Agama.
3 Panggilan disampaikan kepada pribadi yang bersangkutan. Apabila
yang bersangkutan tidak dapat dijumpai, panggilan disampaikan melalui Lurah atau yang dipersamakan dengan itu.
4 Panggilan sebagai dimaksud dalam ayat 1 dilakukan dan
disampaikan secara patut dan sudah diterima oleh penggugat maupun tergugat atau kuasa mereka selambat-lambatnya 3 tiga hari sebelum
sidang dibuka. 5
Panggilan kepada tergugat dilampiri dengan salinan surat gugatan. Pasal 27
1 Apabila tergugat berada dalam keadaan seperti tersebut dalam pasal 20 ayat 2, panggilan dilakukan dengan cara menempelkan gugatan pada
papan pengumuman di Pengadilan dan mengumumkannya melalui satu atau beberapa surat kabar atau mass
media lain yang ditetapkan
oleh Pengadilan. 2 Pengumuman melalui surat kabar atau surat-surat kabar atau mass
media tersebut ayat 1 dilakukan sebanyak 2 dua kali dengan tenggang waktu satu bulan antara pengumuman pertama dan kedua.
100
3 Tenggang waktu antara panggilan terakhir sebagai dimaksud dalam ayat 2 dengan persidangan ditetapkan sekurang-kurangnya 3 tiga
bulan. 4 Dalam hal sudah dilakukan panggilan sebagai dimaksud dalam ayat
2 dan tercatat atau kuasanya tetap tidak hadir, gugatan diterima tanpa hadirnya tergugat, kecuali apabila gugatan itu tanpa hak atau tidak
beralasan. Pasal 28: Apabila tergugat berada dalam keadaan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 20 ayat 3 panggilan disampaikan melalui Perwakilan Republik Indonesia setempat.
Pasal 29 1 Pemeriksaan gugatan perceraian dilakukan oleh Hakim selambat-
lambatnya 30 tiga puluh hari setelah diterimanya berkassurat gugatan perceraian.
2 Dalam menetapkan waktu mengadakan sidang pemeriksaan gugatan perceraian perlu diperhatikan tenggang waktu pemanggilan dan
diterimanya panggilan tersebut oleh penggugat maupun tergugat atau kuasa mereka.
3 Apabila tergugat berada dalam keadaan seperti tersebut dalam pasal 20 ayat 3 sidang pemeriksaan gugatan perceraian ditetapkan sekurang-
kurangnya 6 enam bulan terhitung sejak dimasukkannya gugatan perceraian pada Kepaniteraan Pengadilan.
101
Pasal 30: Pada sidang pemeriksaan gugatan perceraian, suami dan isteri datang sendiri atau mewakilkan kepada kuasanya.
Pasal 31 1 Hakim yang memeriksa gugatan perceraian berusaha mendamaikan
kedua pihak. 2 Selama perkara belum diputuskan, usaha mendamaikan dapat dilakukan
pada setiap sidang perneriksaan. Pasal 32: Apabila tercapai perdamaian, maka tidak dapat diajukan
gugatan perceraian baru berdasarkan alasan atau alasan-alasan yang ada sebelum perdamaian dan telah diketahui oleh penggugat pada waktu
dicapainya perdamaian. Pasal 33: Apabila tidak dapat dicapai perdamaian, pemeriksaan
gugatan perceraian dilakukan dalam sidang tertutup. Pasal 34
1 Putusan mengenai gugatan perceraian diucapkan dalam sidang terbuka. 2
Suatu perceraian dianggap terjadi beserta segala akibat-akibatnya terhitung sejak saat pendaftarannya pada daftar pencatatan kantor
pencatatan oleh Pegawai Pencatat, kecuali bagi mereka yang beragama Islam terhitung sejak jatuhnya putusan Pengadilan Agama yang telah
mempunyai kekuatan hukum yang tetap.
102
Didalam PP No.9 Tahun 1975 pasal 16 dinyatakan hal-hal yang menyebabkan terjadinya perceraian. Perceraian dapat terjadi karena alasan
sebagai berikut : a.
Salah satu pihak berbuat zina atau menjadi pemabuk, pemadat, penjudi dan lain sebagainya yang sukar disembuhkan ;
b. Salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama 2 tahun berturut-
turut tanpa izin pihak lain dan tanpa alasan yang sah atau karena hal yang lain diluar kemampuannya;
c. Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan berat yang
membahayakan pihka lain ; d.
Salah satu pihak mendapt cacat badan atau penyakit dengan akibat tidak dapat menghilangkan kewajibannya sebagai suami atau isteri ;
e. Antara suami isteri terus-menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran
dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga. Selanjutnya pada pasal 39 UUP dinyatakan :
1 Perceraian hanya dapat dilakukan di depan sidang pengadilan setelah
pengadilan yang bersangkutan berusaha dan tidak berhasil mendamaikan kedua belah pihak.
2 Untuk melakukan perceraian harus ada cukup alasan bahwa suami isteri
tdak akan dapat hidup rukun sebagai suami isteri. 3
Tata cara perceraian di depan sidang pengadilan diatur dalam peraturan perundangan sendiri.
103
Pasal 41 UUP juga membicarakan akibat yang ditimbulkan oleh perceraian. Adapaun bunyi pasalnya sebagai berikut :
Akibat putusnya perkawinan karena perceraian adalah : a.
Baik ibu atau bapak tertap berkewajiban memelihara dan mendidik anak- anaknya, semata-mata berdasarkan kepentingan anak, bilamana ada
perselisihan mengenai penguasaan anak, pengadilan memberikan keputusannya.
b. Bapak yang bertanggung jawab atas semua biaya pemeliharaan dan
pendidikan yang diperlukan anak itu, bilamana bapak dalam kenyataan tidak dapat memenuhi kewajiban tersebut, pengadilan dapat menentukan
bahwa ibu ikut memikul biaya tersebut. c.
Pengadilan dapat mewajibkan kepada bekas suami untuk memberikan biaya penghidupan dan atau menentukan sesuatu kewajiban bagi bekas
isteri.
D. Analisa Penulis Dari uraian penjelasan setiap bab diatas dapat diketahui bahwa