Dasar Hukum Pajak Penghasilan PPh Pasal 21

dijadikan dasar utama dalam menentukan berapa besarnya jumlah pajak yang dapat dibebankan kepadanya. Penentuan daya pikul seseorang sangat subjektif sifatnya karena daya pikul dapat ditentukan dengan berbagai ukuran. Jumlah penghasilan, kekayaan Wajib Pajak, jumlah tanggungan keluarga adalah contoh unsur penentu dalam mengukur daya pikul. Pengertian pajak penghasilan PPh pasal 21 adalah pajak penghasilan yang dikenakan atau dipotong oleh pihak lain yang dikenakan atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lainnya dengan nama dan dalam bentuk apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa dan kegiatan yang dilakukan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri. Pegawai tetap adalah pegawai yang menerima atau memperoleh penghasilan dalam jumlah tertentu secara teratur, termasuk anggota dewan komisaris dan anggota dewan pengawas yang secara teratur terus menerus ikut mengelola kegiatan perusahaan secara langsung, serta pegawai yang bekerja berdasarkan kontrak untuk suatu jangka waktu tertentu sepanjang pegawai yang bersangkutan bekerja penuh full time dalam pekerjaan tersebut.

B. Dasar Hukum Pajak Penghasilan PPh Pasal 21

Setiap pemungutan atau pemotongan yang dilakukan oleh negara tentunya harus mempunyai dasar hukum. Begitu juga dengan pungutan pajak, dasar hukumnya termuat dalam Pasal 23 ayat 2 Undang-Undang Dasar 1945 yang menyatakan bahwa “Segala pajak untuk keperluan negara harus berdasarkan undang-undang”. Universitas Sumatera Utara Yang menjadi dasar hukum pemotongan Pajak Penghasilan PPh pasal 21 adalah: a. Undang-Undang No.6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang No.16 Tahun 2000, dan terakhir diubah dengan Undang-Undang No.28 Tahun 2007. b. Undang-Undang No.7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No.17 Tahun 2000, dan diubah terakhir dengan Undang-Undang No. 36 Tahun 2008. c. Peraturan Pemerintah No.138 Tahun 2000 tentang Perhitungan Penghasilan Kena Pajak dan Pelunasan Pajak Penghasilan dalam Tahun Berjalan. d. Peraturan Pemerintah No.149 Tahun 2000 Tentang Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 Atas Penghasilan Berupa Uang Pesangon, Uang Tebusan, Pensiun, dan Tunjangan Hari Tua. e. Peraturan Pemerintah No. 45 Tahun 1994 Tentang Pajak Penghasilan Bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri Sipil, Anggota ABRI, dan Para Pensiunan Atas Penghasilan Yang Dibebankan Kepada Keuangan Negara Atau Keuangan Daerah. f. Keputusan Menteri Keuangan No.326KMK.032003 Tentang Penentuan Tanggal Jatuh Tempo Pembayaran Dan Penyetoran Pajak, Tempat Pembayaran Pajak, Tata Cara Pembayaran, Penyetoran Dan Pelaporan Pajak, Serta Tata Cara Pembelian Pengangsuran Dan Penundaan Pembayaran Pajak. Universitas Sumatera Utara g. Keputusan Menteri Keuangan No.447KMK.042000 tentang bagian penghasilan sehubungan dengan pekerjaan pegawai harian dan mingguan serta pegawai tidak tetap lainnya yang tidak dikenakan pemotongan pajak penghasilan. h. Peraturan Menteri Keuangan No.250PMK.032008 tentang besarnya biaya jabatan dan biaya pensiun yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto pegawai tetap dan pensiunan. i. Peraturan Direktorat Jenderal Pajak No.15PJ2006 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemotongan, Penyetoran, Dan Pelaporan Pph Pasal 21 Dan 26 Sehubungan Dengan Pekerjaan, Jasa, Dan Kegiatan Orang Pribadi. j. Surat Edaran No.SE-17PJ.432000 Tanggal 20 Juni 2000 tentang kewajiban menghitung, memotong, menyetor dan melaporkan pph pasal 21 dan 26 yang ditentukan untuk setiap bulan takwim. k. Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun 2003 tentang pajak penghasilan yang ditanggung pemerintah atas penghasilan pekerja dari pekerjaaan. l. Peraturan Menteri Keuangan No. 43PMK.032009 tentang pajak penghasilan pasal 21 yang ditanggung pemerintah atas penghasilan pekerja pada kategori usaha tertentu. m. Keputusan Menteri Keuangan No. 112KMK.032001 tentang pemotongan pajak penghasilan pasal 21 atas penghasilan berupa uang pesangon, uang tebusan dan tunjangan hari tua. Universitas Sumatera Utara

C. Pemotongan Pajak Penghasilan PPh Pasal 21