36
4. Fungsi Kepemimpinan
Sondang P. Siagian 1999 mengemukakan, terdapat lima fungsi-fungsi kepemimpinan yang hakiki, yaitu:
a. Pimpinan sebagai penentu arah
Arah yang dimaksud terdapat dalam strategi dan taktik yang disusun serta dijalankan oleh organisasi. Pada fungsi ini, pimpinan berperan sebagai
perumus dan penentu strategi yang akan digunakan untuk mencapai tujuan organisasi.
b. Pimpinan sebagai Wakil dan Juru Bicara Organisasi
Pada fungsi ini, pimpinan berperan sebagai wakil dan juru bicara organisasi dengan pihak luar. Kebijakan dan kegiatan organisasi perlu
dijelaskan kepada pihak luar dengan maksud agar pihak tersebut mempunyai pengertian yang tepat tentang kehidupan organisasional.
Pengertian yang tepat diharapkan bermuara pada pemahaman dan pemberian dukungan yang diperlukan serta memberikan kepercayaan
kepada organisasi. c.
Pimpinan sebagai Komunikator yang Efektif Pemeliharaan hubungan baik ke luar maupun ke dalam organisasi
dilakukan melalui proses komunikasi, baik secara lisan maupun secara tulisan. Interaksi yang terjadi antara pimpinan dengan bawahan, antara
sesama pejabat pimpinan, dan antara sesama pegawai dapat terjalin dengan baik karena adanya komunikasi yang efektif. Pada fungsi ini, pimpinan
harus dapat berperan sebagai komunikator yang efektif. Hal ini diperlukan
Universitas Sumatera Utara
37 agar tidak timbul perselisihan, perbedaan paham bahkan konflik antara
pihak-pihak yang saling berhubungan. Untuk menciptakan komunikasi yang efektif, maka sebagai seorang pimpinan harus dapat menggunakan
saluran komunikasi yang tepat apakah saluran yang bersifat formal atau yang bersifat informal.
d. Pimpinan sebagai mediator
Dalam kehidupan organisasional, selalu ada situasi konflik yang harus diatasi, baik dalam hubungan ke luar maupun di dalam organisasi. Konflik
terbagi menjadi dua yaitu konflik fungsional dan disfungsional. Konflik fungsional merupakan konflik yang mendukung tercapainya pencapaian
tujuan dan meningkatkan prestasi kerja. Tetapi konflik ini juga harus diatasi sebab apabila tidak dapat berubah akan menjadi konflik
disfungsional. Konflik disfungsional merupakan konflik yang menjadi penghalang bagi peningkatan prestasi kerja dan tidak mendukung
tercapainya tujuan. Empat faktor penyebab timbulnya situasi konflik dalam kehidupan organisasi, yaitu:
1. Komunikasi yang berlangsung dalam organisasi tidak efektif
2. Ketidakterbukaan terhadap satu sama lain
3. Ketidaksalingpercayaan antara satu orang dengan orang lain dalam
organisasi 4.
Pimpinan tidak responsif terhadap kebutuhan dan aspirasi para bawahannya
Universitas Sumatera Utara
38 Pada fungsi ini, pimpinan harus dapat mengatasi konflik yang ada dalam
organisasi baik konflik fungsional maupun disfungsional. Cara yang dilakukan pimpinan dalam mengatasi konflik adalah :
• Kompetisi
Kompetisi diartikan sebagai usaha berlomba-lomba untuk memberikan yang terbaik bagi organisasi. Cara ini digunakan untuk mengatasi konflik
fungsional. Dengan adanya kompetisi ini, maka diharapkan timbulnya persaingan yang sehat antara individu dalam satu kelompok kerja dan dapat
mendorong pegawai untuk meningkatkan prestasi kerja, produktivitas, dan inovasi.
• Kompromi
Pimpinan dapat mengatasi konflik dengan cara kompromi. Pimpinan mendiskusikan hal- hal yang menjadi penyebab konflik serta cara
mengatasinya, dan dalam cara kompromi ini diperlukan komunikasi yang baik antara pimpinan dan pegawai.
e. Pimpinan sebagai penggerak dan motivator
Sebagai penggerak dan motivator, maka pemimpin harus menjadikan semua orang yang dipimpinnya memiliki semangat yang tinggi. Jiwa, pikiran, dan
semangat dari semua orang yang dipimpin menjadi hidup dan berkembang. Para pegawai yang sebelumnya berputus asa, tidak percaya diri, dan bahkan
juga apatis terhadap nasib dan masa depannya, berubah menjadi percaya diri, optimis, memiliki harapan dan percaya bahwa nasib mereka dapat berubah
menjadi lebih baik. Dalam menggerakkan dan memotivasi pegawai, seorang
Universitas Sumatera Utara
39 pemimpin membutuhkan kemampuan berkomunikasi untuk menyampaikan ide
atau gagasannya. Selain itu, untuk menggerakkan dan memotivasi pegawai, pemimpin juga harus memiliki visi dan misi yang jelas.
5. Sifat Kepemimpinan dan Ciri Kepemimpinan Sifat-sifat dan ciri kepemimpinan yang berhasil, dapat dijelaskan sebagai
berikut: 1.
Watak dan kepribadian yang terpuji. Agar para bawahan maupun orang yang berada di luar organisasi
mempercayainya, seorang pemimpin harus mempunyai watak dan kepribadian yang terpuji. Mereka adalah cermin dari bawahan, sumber
identifikasi, motivasi dan moral para bawahan. 2.
Keinginan melayani bawahan Seorang pemimpin harus percaya pada bawahan. Ia mendengarkan
pendapat mereka dan berkeinginan untuk membantu mereka menimbulkan dan mengembangkan keterampilan mereka agar karir mereka meningkat.
3. Memahami kondisi lingkungan
Seorang pemimpin tidak hanya menyadari tentang apa yang sedang terjadi di sekitarnyya, tetapi juga harus memiliki pengertian yang memadai,
sehingga dapat mengevaluasi perbedaan kondisi organisasi dan para bawahannya.
4. Intelegensi yang tinggi
Seorang pemimpin harus mempunyai kemampuan berpikir pada taraf yang tinggi. Ia dituntut untuk mampu menganalisis permasalahan dengan
Universitas Sumatera Utara
40 efektif, belajar dengan cepat, dan memiliki minat yang tinggi untuk
mendalami dan menggali ilmu. 5.
Berorienttasi ke depan Seorang pemimpin harus memiliki intuisi, kemampuan memprediksi, dan
visi sehingga dapat mengetahui sejak awal tentang kemungkinan- kemungkinan apa yang dapat mempengaruhi organisasi yang dikelolanya.
6. Sikap terbuka dan lugas
Pemimpin harus sanggup mempertimbangkan fakta-fakta dan inovasi yang baru. Lugas, namun konsisten pendiriannya. Bersedia mengganti cara
kerja yang lama dengan cara kerja yang baru yang dipandang mampu memberikan nilai guna yang efisien dan efektif bagi organisasi.
6. Tugas dan Tanggung Jawab Pimpinan