Pendapatan Daerah Belanja Daerah

61

a. Pendapatan Daerah

Pendapatan Pemkab Serdang Bedagai berasal dari 3 tiga sumber utama, yaitu: 1 Pendapatan Asli Daerah 2 Dana Perimbangan 3 Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah Kinerja pendapatan daerah Pemkab Serdang Bedagai merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kinerja keuangan Pemkab Serdang Bedagai secara keseluruhan. Kinerja pendapatan Pemkab Serdang Bedagai tahun 2006 merupakan prestasi Pemkab Serdang Bedagai dalam mencapai target anggaran pendapatan. Berdasarkan perhitugan APBD Kabupaten Serdang Bedagai Tahun Anggaran 2006 diperoleh ringkasan data jumlah anggaran dan realisasi pendapatan secara keseluruhan capaian target APBD Tahun Anggaran 2006 sebesar Rp412.857.454.475,00 atau 102,85 lebih positif sebesar Rp11.446.478.701,00 atau 2,85 dari jumlah yang dianggarkan sebesar Rp401.410.975.774,00.

b. Belanja Daerah

Analisis evaluasi kinerja belanja daerah lebih difokuskan atau dititikberatkan pada belanja daerah menurut kelompok dan jenis belanja untuk Tahun Anggaran 2006, dengan cara membandingkan anggaran dan realisasi belanja tahun 2006. Universitas Sumatera Utara 62 1 Belanja Aparatur Berdasarkan perhitungan APBD Tahun Anggaran 2006 realisasi belanaj aparatur sebesar Rp210.570.621.213,00 atau 95,83 lebih kecil dari jumlah yang dianggarkan yaitu sebesar Rp219.743.375.044,00. oleh karena itu secara umu dapat dikatakan bahwa tercapai efisiensi belanja aparatur 4,17 atau Rp9.172.753.831,00 sehingga turut memberikan kontribusi terhadap surplus belanja daerah Tahun Anggaran 2006. Efisiensi belanja aparatur lebih disebabkan oleh 2 dua pos belanja aparatur yang tidak mencapai target anggaran belanjanya atau 100 dari yang ditetapkan. Dengan demikian dapat dikatakan tercapai efisiensi atas 2 dua pos belanja aparatur dalam Tahun Anggaran 2006, yaitu belanja administrasi umum dan belanja operasi dan pemeliharaan. 2 Belanja Pelayanan Publik Berdasarkan perhitungan APBD Tahun Anggaran 2006 dapat diketahui bahwa realisasi jumlah belanja pelayanan publik sebesar 92,06 atau Rp153.088.274.143,00 lebih kecil dari jumlah yang dianggarkan yaitu sebesar Rp166.295.754.942,00. oleh karena itu secara umum dapat dikatakan bahwa tercapai efisiensi belanja pelayanan publik sebesar 7,94 atau sebesar Rp13.207.480.799,00 sehingga turut memberikan kontribusi terhadap surplus belanja daerah Tahun Anggaran 2006. Efisiensi belanja pelayanan publik ini lebih disebakan oleh 2 dua pos belanja pelayana publik tidak mencapai target anggaran belanja 100, yaitu belanja operasi dan pemeliharaan dan belanja modal. Universitas Sumatera Utara 63 3 Belanja Bantuan Keuangan Anggaran belanja bantuan keuangan turun sebesar 16,31 atau Rp3.364.307.050,00 dari Rp20.632.045.00,00 tahun 2005 menjadi Rp17.267.737.950,00 tahun 2006. Realisasi belanja bantuan keuangan turun sebesar 12,86 atau Rp2.394.543.954,00 dari Rp18.623.209.569,00 tahun 2005 menjadi Rp16.228.665.615,00 tahun 2006. Besarnya atau cukup signifikannya penurunan anggaran dan realisasi belanja bantuan keuangan tahun 2006 ini disebabkan penyesuaian dengan ketentuan yang memperbolehkan jenis dan besar bantuan. Realisasi belanja bantuan keuangan Tahun Anggaran 2006 sebesar Rp16.228.665.615,00 atau sebesar 93,98 dari jumlah anggarannya sebesar Rp17.267.737.950,00. Dengan demikian secara umum dapat dikatakan tercapainya efisiensi belanja bantuan keuangan sebesar 6,02 atau Rp1.039.072.335,00. 4 Belanja Tidak tersangka Anggaran Belanja tidak tersangka naik sebesar 900,00 atau Rp900.000.000,00 dari Rp100.000.000,00 tahun 2005 menjadi Rp1.000.000.000,00 tahun 2006. Realisasi belanja tidak tersangka naik sebesar Rp77.822.500,00 dari Rp0,00 tahun 2005 menjadi Rp77.822.500,00 tahun 2006. Realisasi belanja tidak tersangka tahun 2006 sebesar Rp77.822.500,00 atau sebesar 7,78 dari jumlah anggaran Rp1.000.000.000,00 dan tercapai efisiensi belanja sebesar 92,22 atau Rp922.177.500,00. Universitas Sumatera Utara 64

c. Pembiayaan Daerah