Definisi Gigi Berjejal Etiologi Gigi Berjejal

2.2 Gigi Berjejal

Salah satu jenis maloklusi yang sering ditemukan pada pasien-pasien ortodonti adalah gigi berjejal. 10,11 Gambar 3. Gigi Berjejal 26

2.2.1 Definisi Gigi Berjejal

Gigi berjejal secara umum dinyatakan sebagai ketidaksesuaian ruang lengkung rahang yang dibutuhkan bagi gigi untuk terletak dalam lengkung yang normal. 9,22 Gigi berjejal terjadi sebagai akibat dari ketidakseimbangan antara ukuran gigi dan ukuran lengkung rahang, baik dari kurangnya ruang karena berkurangnya pertumbuhan rahang ataupun peningkatan ukuran gigi. 23,24

2.2.2 Etiologi Gigi Berjejal

Baskaradoss dkk., menyatakan etiologi dari maloklusi adalah multifaktorial. Struktur dentofasial terutama disebabkan oleh faktor genetik dan faktor lingkungan seperti kebiasaan buruk dapat menyebabkan maloklusi selama masa pertumbuhan dan perkembangan. 25 Gigi berjejal dapat disebabkan oleh pengurangan ukuran rahang dan ukuran gigi pada masa perkembangan, tetapi itu bukan merupakan faktor utama penyebab gigi berjejal. Faktor genetik seperti ukuran rahang dan gigi yang paling berpengaruh. 26 Karies dan premature loss gigi desidui merupakan faktor predisposisi Universitas Sumatera Utara bagi anomali oklusi dan ruang pada masa gigi bercampur dan pada masa gigi permanen. 23,25 Bhalajhi menyatakan etiologi gigi berjejal disebabkan oleh lengkung rahang yang kecil disertai dengan ukuran gigi yang besar, adanya gigi berlebih supernumerary teeth, gigi desidui yang presisten, dan premature loss gigi desidui yang dapat menyebabkan gigi tentangganya bergeser drifting ke tempat yang kosong. 23,26 Penelitian lain mengatakan ada tiga kondisi yang mempengaruhi gigi berjejal, yaitu ukuran gigi yang berlebih lebih besar dari normal, ukuran rahang yang kecil, dan kombinasi dari keduanya. 25,26,27 Padma dkk., menyatakan gigi molar desidui yang premature loss dapat menyebabkan kekurangan ruang untuk gigi permanen yang akan erupsi dan juga dapat menyebabkan gigi permanennya erupsi menyimpang. 28 Gigi- gigi desidui yang berfungsi untuk mengunyah dan menyediakan tempat bagi gigi geligi permanen yang akan tumbuh menggantikannya, juga berfungsi untuk merangsang pertumbuhan rahang dan hal ini terbukti bahwa anak-anak yang hilang gigi desiduinya secara dini menyebabkan rahangnya kecil. 27 E.Tüfekçi dan Niedzielska menyatakan bahwa impaksi molar ketiga merupakan salah satu faktor penyebab gigi anterior berjejal dan ketidak cukup ruang untuk gigi molar ketiga erupsi, maka gigi tersebut akan memberikan gaya kepada gigi lain dan menyebabkan berjejal. 29 Karies aproksimal pada gigi desidui yang tidak dirawat dapat menyebabkan adanya ruang sehingga terjadi pergeseran gigi tetangganya ke ruang tersebut. Hal ini menyebabkan gigi permanen yang akan erupsi di luar lengkung gigi sehingga menyebabkan berjejal. 23,25 Faktor lingkungan seperti kebiasaan buruk oral juga dapat berdampak pada gigi berjejal seperti mengisap ibu jari menyebabkan protrusi insisivus permanen atas dan retrusi insisivus permanen bawah, juga menghambat perkembangan mandibula. 12,13,23,26 Mengisap botol susu dalam waktu yang lama akan menuntun aktivitas otot-otot yang bersangkutan, sehingga dapat menyebabkan perkembangan rahang bawah akan terhambat. 12,30 Universitas Sumatera Utara Kebiasaan bernafas melalui mulut dapat mengubah ekuilibrium tekanan pada rahang dan gigi serta mempengaruhi pertumbuhan rahang dan posisi gigi. Singh menyatakan dampaknya terutama pada perkembangan transversal maksila yang akan menyebabkan palatum berbentuk V V shape dan tinggi, gigi insisivus atas yang protusif, crowding pada rahang atas dan rahang bawah serta pertumbuhan vertikal pada wajah. Pasien biasanya mengalami crossbite posterior. 30,31 Kebiasaan mengisap bibir bawah Lip Sucking atau menggigit adalah kebiasaan menahan bibir bawah dibelakang gigi anterior atas dan menekan bibir bagian dalam oleh gigi anterior bawah secara terus-menerus. Germeç dan Singh menyatakan akibat dari kebiasaan mengisap bibir adalah protrusif gigi anterior rahang atas, retrusif gigi anterior rahang bawah, peningkatan overjet, diastema anterior rahang atas, crowding gigi anterior rahang bawah, hiperaktivitas muskulus mentalis, dan pendalaman sulkus mentolabialis. 31,32

2.3 Hubungan Status Gizi dengan Gigi Berjejal