Hubungan Teori Sex Appeal daya tarik Dengan Kepribadian Dosen

mahasiswa untuk belajar dan kebutuhan mahasiswa terpenuhi, kemudian dosen dapat menampilkan dirinya sebagai figure bagi para mahasiswanya.

E. Hubungan Teori Sex Appeal daya tarik Dengan Kepribadian Dosen

Teori tentang Sex Appeal merupakan teori yang menjelaskan apa arti dari sex appeal tersebut. Didalam teori juga disebutkan untuk mengatakan bahwa seseorang memiliki sex appeal yang rendah atau tinggi dibutuhkan suatu proses. Misalnya proses ketertarikan dalam pekerjaantugas yang akan dilakukan. Seorang dosen tentu saja mengetahui tugas-tugas yang akan dilakukannya. Menurut Slameto 2002:97 Berikut tugas – tugas yang akan dilakukan oleh seorang dosen adalah: 1. Menguasai bahan 2. Mengelola kelas 3. Mengelola program belajar-mengajar 4. Menggunakan mediasumber 5. Menguasai landasan kependidikan 6. Mengelola interaksi belajar-mengajar 7. Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran 8. Mengenal fungsi dan program layanan bimbingan dan penyuluhan 9. Mengenal dan menyelanggarakan administrasi sekolah 10. Memahami prinsip-prinsip dan hasil penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran Universitas Sumatera Utara Mengenai pentingnya kepribadian guru, seorang psikolog terkemuka, Prof. Dr.Zakiah Daradjat dalam Syah, 2008:225 menegaskan : Kepribadian itulah yang akan menentukan apakah ia menjadi pendidik dan Pembina yang baik bagi abak didiknya, ataukah akan menjadi perusak atau penghancur bagi hari depan anak didik terutama bagi anak didik yang masih kecil tingkat sekolah dasar dan mereka yang sedang mengalami kegoncangan jiwa tingkat menengah. Oleh karena itu, setiap calon dosen dan dosen professional sangat diharapkan memahami bagaimana karakteristik ciri khas kepribadian dirinya yang diperlukan sebagai panutan para siswanya. Secara konstitusional, dosenpendidik pada setiap jenjang pendidikan formal wajib memiliki kualifikasi keahlian yang diperlukan dan sertifikasi kewenangan mengajar yang dihasilkan oleh perguruan tinggi yang terakreditasi. Menurut Syah 2008:226 menambahkan bahwa “karakteristik kepribadian yang berkaitan dengan keberhasilan dosen dalam menggeluti profesinya adalah meliputi : a fleksibilitas kognitif; b keterbukaan psikologis”. Untuk lebih jelasnya, dua ciri khas kepribadian tersebut akan diuraikan sebagai berikut: a Fleksibilitas Kognitif Dosen Fleksibilitas kognitif keluwesan ranah cipta merupakan kemampuan berfikir yang diikuti dengan tindakan secara simultan dan memadai dalam situasi tertentu. Kebalikaannya adalah frigiditas kognitif atau kekakuan ranah cipta yang Universitas Sumatera Utara ditandai dengan kekurangmampuan berfikir dan bertindak yang sesuai dengan situasi yang sedang dihadapi. Dosen yang fleksibel pada umumnya ditandai dengan keterbukaan berfikir dan beradaptasi. Selain itu, ia juga memiliki resitensi daya tahan terhadap ketertutupan ranah cipta yang premature terlampau dini dalam pengamatan dan pengenalan. Ketika mengamati dan mengenali suatu objek atau situasi tertentu, seorang dosen yang fleksibel selalu berfikir pertimbangan akal sehat yang dipusatkan pada pengambilan keputusan untuk mempercayai atau mengingkari sesuatu. Dalam proses belajar mengajar, fleksibilitas kognitif dosen terdiri dari tiga dimensi yakni: 1. Dimensi karakteristik pribadi dosen 2. Dimensi sikap kognitif dosen terhadap mahasiswa 3. Dimensi sikap kognitif dosen terhadap materi pelajaran dan metode mengajar b Keterbukaan Psikologis Dosen Hal lain yang juga menjadi factor yang turut menentukan keberhasilan tugas seorang dosen adalah keterbukaan psikologis dosen itu sendiri. Keterbukaan ini merupakan dasar kompetensi professional kemampuan dan kewenangan melaksanakan tugas yang harus dimiliki oleh setiap dosen. Universitas Sumatera Utara Dosen yang terbuka secara psikologis biasanya ditandai dengan kesediannya yang relatif tingi untuk mengkomunikasikan dirinya dengan faktor- faktor ekstern antara lain siswa, teman sejawat, dan lingkungan pendidikan tempatnya bekerja. Ia mau menerima kritik dengan ikhlas. Di samping itu, menurut Reber dalam Syah, 2008:228 sifat psikologis dosen juga ditandai dengan memiliki empati empathy, yakni respons afektif terhadap pengalaman emosional dan perasaan tertentu orang lain. Jika salah seorang mahasiswanya diketahui sedang mengalami kemalangan, umpannya, maka ia turut bersedih dan menunjukkan simpati serta berusaha memberi jalan keluar. Keterbukaan psikologis sangat penting bagi dosen mengingat posisinya sebagai anutan . Selain sisi-sisi positif sebagaimana tersebut di atas, ada pula signifikan lain yang terkandung dalam keterbukaan psikologis dosen seperti di bawah ini: 1. Keterbukaan psikologis merupakan prakondisi atau prasyarat penting yang perlu dimiliki dosen untuk memahami pikiran dan perasaan orang lain. 2. Keterbukaan psikologis diperlukan untuk menciptakan suasana hubungan antar pribadi dosen dan mahasiswa yang harmonis, sehingga mendorong mahasiswa untuk mengembangkan dirinya secara bebas dan tanpa ganjalan. Keterbukaan psikologis merupakan sebuah konsep yang menyatakan kontinum yakni rangkaian kesatuan yang bermula dari titik keterbukaan psikologis sampai sebaliknya, ketertutupan psikologis. Posisi seorang dosen dalam kontinum tersebut ditentukan oleh kemampuannya dalam menggunakan Universitas Sumatera Utara pengalamannya sendiri dalam hal berkeinginan, berperasaan dan berfantasi untuk menyesuaikan diri.

F. Teori kepribadian