Hubungan Sex Appeal dengan Tugas Seorang Dosen Dosen Dalam Proses Belajar Mengajar

C. Hubungan Sex Appeal dengan Tugas Seorang Dosen

Faktor yang mempengaruhi kinerja individu adalah kemampuan mereka, motivasi dukungan yang diterima, keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan dan hubungan mereka dengan organisasi. Menurut Jaeludin 2005: 33 Seorang karyawan bersedia melakukan suatu pekerjaan karena adanya dorongan- dorongan atau motif-motif berupa kebutuhan yang timbul dalam diri seseorang karyawan yang harus dipenuhi dengan cara bekerja. Seorang yang berprofesi sebagai seorang dosen memiliki banyak tugas yang harus dilakukan. Untuk itu sex appeal ini dibutuhkan juga oleh seorang dosen. Yaitu ketertarikan seorang dosen dalam menyelesaikan tugas dan tanggung jawab yang sudah menjadi bagian dari pekerjaannya bukan soal penampilan saja. Dengan adanya sex appeal dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab seorang dosen harus mampu dan mempersiapkan segala tugas dan tanggung jawab tersebut sesuai rencana dan tepat waktu agar mendapatkan hasil yang maksimal. Maka dari itu, hubungan Sex Appeal dengan tugas dosen juga sangat penting karena bukan soal daya tarik saja yang ditonjolkan tetapi sifat profesional yang mempunyai daya tarik positif dan dapat diterima oleh siapapun serta aplikasinya mencakup aspek-aspek yang lebih bersifat mental daripada yang bersifat manual work. Universitas Sumatera Utara Pekerjaan yang sudah menjadi profesi akan senantiasa menggunakan teknik dan prosedur yang berpijak pada landasan intelektual yang harus dipelajari secara terus menerus, berencana, dan kemudian secara langsung digunakan demi kepentingan atau faedah orang lain.

D. Dosen Dalam Proses Belajar Mengajar

Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan. Dalam proses belajar mengajar terjadi interaksi antara mahasiswa yang belajar dengan dosen yang mengajar. Menurut Winkel dalam jurnal Purwanto, 2005:150 mengatakan bahwa “belajar merupakan proses dalam diri individu untuk mendapatkan perubahan dalam perilakunya”. Belajar adalah aktivitas mentalpsikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan dan sikap. Perguruan tinggi merupakan penyelengara kegiatan belajar mengajar sebagai realisasi tujuan pendidikan. Adapun penanggung jawab kegiatan proses belajar mengajar di dalam kelas adalah dosen, karena dosenlah yang langsung memberikan kegiatan bagi mahasiswa agar terjadi proses belajar yang efektif. Hal ini menunjukkan bahwa kehadiran dosen dalam proses belajar mengajar sangat penting. Clife dalam Syah, 2008:252 menyatakan bahwa “Posisi dosen sebagai pemegang hak otoritas atas cabang-cabang ilmu pengetahuan yang berhubungan Universitas Sumatera Utara dengan pendidikan”. Walaupun demikian tugas dosen tidak hanya menuangkan ilmu pengetahuan kepada mahasiswa, tetapi juga melatih keterampilan dan menanamkan sikap serta nilai kepada mahasiswa. Sehubungan dengan hal tersebut, tujuan yang harus dicapai dosen dalam proses belajar mengajar ialah membangkitikan kegiatan belajar mahasiswa. Dengan kegiatan belajar mahasiswa diharapkan dapat berhasil mengubah tingkah lakunya sendiri kearah yang lebih maju dan positif. Berdasarkan penjelasan di atas tampaklah bahwa dosen dalam proses belajar mengajar memiliki multi peran, tidak semata-mata sebagai pengajar yang mentransfer pengetahuan, tetapi juga sebagai pendidik yang mentransfer nilai- nilai dan sekaligus sebagai pembimbing yang memberikan pengarahan dan menuntun mahasiswa dalam belajar. Dosen dituntut memiliki kualitas sesuai dengan bidang, tugas dan perannya. Menurut Gagne dan Berliner 2003:47 dosen memiliki peran, tugas, dan tanggung jawab sebagai berikut : a. Perencana planner yang harus mempersiapkan apa yang akan dilakukan di dalam proses belajar mengajar preteaching problems. b. Pelaksana organizer yang harus menciptakan situasi, memimpin, merangsang, menggerakkan, dan mengarahkan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan rencana. Ia bertindak sebagai nara sumber resource person, konsultan kepemimpinan leader yang bijaksana dalam arti demokratis dan humanistik manusiawi selama proses berlangsung during teaching problems. Universitas Sumatera Utara c. Penilai evaluator yang harus mengumpulkan, menganalisis, menafsirkan, dan akhirnya harus memberikan pertimbangan judgement atas tingkat keberhasilan belajar mengajar PBM tersebut berdasarkan kriteria yang ditetapkan baik mengenai aspek keefektifan prosesnya maupun kualifikasi produknya. d. Pembimbing yang menekankan bahwa segala proses yang berlangsung itu memiliki tujuan pusposive, yang berarti aspek intrinsik niat, tekad, azam dari dalam diri individu merupakan faktor penentu yang penting untuk melahirkan perilaku tertentu meskipun tanpa adanya perangsang stimulus yang datang dari lingkungannya naturalistic. Di sisi lain, pola-pola perilaku dapat dibentuk melalui proses pembiasaan dan pengukuhan reinforcement dengan mengkondisikan stimulus conditio-ning dalam lingkungannya environmentalistic. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa jika dosen itu lebih cakap dalam menyesuaikan dirinya, maka ia akan lebih memiliki keterbukaan diri. Karakteristik kepribadian dosen itu merupakan karakteristik dosen sebagai sifat khas yang dimilikinya sesuai dengan perwatakan tertentu dalam menjalankan tugasnya. Selain itu tugas dosen bukan hanya menyampaikan materi pelajaran, akan tetapi juga merupakan pembimbing bagi mahasiswa untuk belajar. Hal ini akan tercapai jika dosen dapat menciptakan iklim yang baik yang dapat merangsang Universitas Sumatera Utara mahasiswa untuk belajar dan kebutuhan mahasiswa terpenuhi, kemudian dosen dapat menampilkan dirinya sebagai figure bagi para mahasiswanya.

E. Hubungan Teori Sex Appeal daya tarik Dengan Kepribadian Dosen