34
2.3 Kerangka Konseptual
Berdasarkan telaah pustaka di atas, maka dapat dijelaskan sebagai berikut:
2.3.1 Pengaruh pembiayaan Mudharabah Terhadap ROA
Setiap bank pasti menghimpun dana dan mengalokasikan dananya untuk kegiatan lain yang menghasilkan keuntungan. Salah satu
pengalokasian dana tersebut adalah pembiayaan mudharabah. Pembiayaan mudharabah merupakan akad pembiayaan antara bank syariah sebagai
shahibul maal dan nasabah sebagai mudharib untuk melakasanakan kegiatan usaha, dimana bank syariah memberikan modal sebanyak 100
dan nasabah menjalankan usahanya. Penelitian
Permata, 2014
pembiayaan mudharabah memberikan pengaruh yang signifikan terhadap tingkat ROE. Pengaruh ini dapat dilihat dari besarnya penyertaan modal
pihak bank pada pembiayaan mudharabah ini 100, sehingga juga menentukan besar keuntungan dari usaha tersebut.Jika dilihat dari
perolehan keuntungannya, pihak bank menerima 100, tetapi resiko yang ditanggung juga besar jika usaha tersebut mengalami kerugian.
Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik hipotesis sebagai berikut: Hipotesis 1 : pembiayaan mudharabah berpengaruh terhadap Return On
Asset ROA.
2.3.2 Pengaruh pembiayaan Musyarakah Terhadap ROA
Pada penelitian
Permata, 2014
musyarakah sebagai pembiayaan bagi hasil yang menyalurkan dananya untuk pembiayaan investasi.Pembiayaan
tersebut akan menghasilkan keuntungan dan diperhitungkan berdasar rasio
Universitas Sumatera Utara
35
ROE. Al-musyarakah merupakan akad kerja sama usaha, dimana masing- masing pihak menyertakan modalnya sesuai dengan kesepakatan, dan bagi
hasil atas usaha bersama diberikan sesuai dengan kontribusi dana atau sesuai dengan kesepakatan bersama.
Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik hipotesis sebagai berikut: Hipotesis II : pembiayaan musyarakah berpengaruh terhadap Return On
Asset ROA.
2.3.3 Pengaruh pembiayaan Ijarah Terhadap ROA
Ijarah merupakan akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa, melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan
kepemilikan ownershipmilkiyyah atas barang itu sendiri. Yang menjadi indikator perhitungan adalah jumlah pendapatan ijarah. Menurut Emha,
2014 pembiayaan ijarah memiliki tanda negatif yang berarti apabila pendapatan ijarah semakin besar maka akan menurunkan besarnya tingkat
laba bersih. Hal ini sesuai dengan teori. Menurut Muhammad 2002 ketika bank akan mengeksekusi kredit
macetnya, bank tidak memperoleh hasil yang memadai, karena jaminan yang tidak sebanding dengan besarnya kredit yang diberikan. Resiko
kredit muncul manakala bank tidak dapat memperoleh kembali tagihannya atas pinjaman yang diberikan. Selanjutnya, bahwa pembiayaan yang
bermasalah macet, bank mempunyai kewajiban melakukan Penyisihan Pencadangan Aktiva Produktif PPAP sebesar 100 dari modal yang
belum dikembalikan, sehingga pengaruh laba akan menjadi turun. Karena
Universitas Sumatera Utara
36
ada potensi risiko yang harus ditanggung oleh modal bank sediri. Hal ini mengandung konsekuensi bahwa atas aktiva ini harus dibentuk PPAP
Muhammad, 2002. Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik hipotesis sebagai berikut:
Hipotesis III : pembiayaan ijarah berpengaruh terhadap Return On Asset ROA.
Gambar 2.5 Kerangka Konseptual
2.4 Hipotesis Penelitian