42
3.6. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh atau dikumpulkan dan disatukan oleh studi-studi sebelumnya
atau yang di terbitkan oleh berbagai instansi lain situmorang lutfi, 2014:3. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang bersumber dari laporan keuangan
Bank Umum syariah yang terdaftar di Bank Indonesia pada tahun 2011- 2014. Data sekunder diperoleh melalui media internet dengan situs www.bi.go.id
www.brisyariah.co.id, www.bcasyariah.co.id,
www.bankmuamalat.co.id, www.bjbsyariah.co.id, www.syariahmandiri.co.id, www.bnisyariah.co.id
3.7. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan terutama dengan cara studi dokumenter berupa literatur, buku, jurnal penelitian, artikel, serta laporan-laporan
keuangan yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia.
3.8. Metode Analisis 3.8.1 Analisis Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran dari fenomena atau karakteristik dari data. Karakteristik data yang digambarkan adalah
karakteristik distribusinya Jogiyanto, 2004:163. Teknik analisis data yang digunakan di dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis
regresi berganda. Analisis linear berganda ditujukan untuk menentukan hubungan linear antara beberapa variabel bebas X dengan variabel terikat
Y. Analisis statistik deskriptif meliputi jumlah, maksimum, minimum, nilai
Universitas Sumatera Utara
43
rata-rata mean, standar deviasi. Untuk data yang berupa kategori digunakan sub menu deskriptif frequencies Situmorang dan Lutfi, 2014:166.
3.8.2 Regresi Linier Berganda
Analisis linear berganda ditujukan untuk menentukan hubungan linear antara beberapa variabel bebas X dengan variabel terikat Y. Persamaan
regresi tersebut adalah sebagai berikut : LN Y = α + β1 LN X1 + β2 LN X2 + β3 LN X3 + Σ
Dimana: α
= Konstanta β1, β2
= koefisien Regresi Y
= Laba Bersih X1
= Pembiayaan Mudharabah X2
= Pembiayaan Musyarakah X3
= Pembiayaan Ijarah ∑
= Error Term kesalahan pengganggu LN
= Logaritma Natural
3.9. Uji Asumsi Klasik
Di dalam ilmu ekonometrika, agar suatu model dikatakan baik dan sahih, maka perlu dilakukan beberapa pengujian yang biasa disebut dengan uji asumsi
klasik. Uji asumsi klasik adalah suatu pengujian yang harus dipenuhi untuk suatu hasil estimasi regresi linier agar hasil tersebut dapat dikatakan baik efisien.
Adapun uji asumsi klasik yang digunakan di dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
Universitas Sumatera Utara
44
3.9.1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk
lonceng. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal, yakni distribusi data tersebut tidak menceng kekiri atau menceng ke
kanan Situmorang dan Lutfi, 2014:114. Pengujian normalitas ini dapat dilakukan melalui:
a. Analisis Grafik
Menurut Ghozali 2012: 160, Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram
yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Namun demikian hanya dengan
melihat histogram hal ini dapat menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. Metode yang lebih handal adalah
dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Dasar pengambilan
keputusan dari analisis normal probability plot adalah sebagai berikut:
1. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal, maka menunjukkan pola distribusi normal. Model regresi memenuhi asumsi normalitas.
Universitas Sumatera Utara
45
2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak
mengikuti arah garis diagonal serta tidak menunjukkan pola distribusi normal maka model regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas. b.
Analisis Statistik Untuk mendeteksi normalitas data, dapat pula dilakukan melalui
analisis statistik Kolmogorov-Smirnov Test K-S. Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis:
H
O
= Data residual berdistribusi normal. H
a
= Data residual tidak berdistribusi normal. Dasar pengambilan keputusan dalam uji K-S adalah sebagai
berikut: 1.
Apabila probabilitas nilai Z uji K-S signifikan secara statistik ditolak, yang berarti data terdistribusi tidak normal.
2. Apabila probabilitas nilai Z uji K-S tidak signifikan secara
statistik maka H
O
diterima, yang berarti data terdistribusi normal.
3.9.2. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen.
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen Ghozali, 2012:106. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya
multikolinearitas didalam model regresi antara lain dapat dilakukan dengan
Universitas Sumatera Utara
46
melihat 1 nilai tolerance dan lawannya 2 varians factor VIF, yaitu dengan rumus:
R
2
k = koefisien determinasi R
2
berganda ketika X
k
diregresikan dengan variable-variabel X lainnya.
a. Jika nilai tolerance 10 persen dan nilai VIF 10, maka dapat
disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.
b. Jika nilai tolerance 10 persen dan nilai VIF 10, maka dapat
disimpulkan bahwa ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.
3.9.3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas pada prinsipnya ingin menguji apakah sebuah grup mempunyai varians yang sama di antara anggota grup tersebut. Jika
varians sama, maka dikatakan ada homokedastisitas. Sedangkan jika varians tidak sama, dikatakan terjadi heteroskedastisitas Situmorang dan Lutfi, 2014:
121. Pengujian heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan scatterplot. Apabila terlihat titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk pola yang
jelas serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastitas pada model regresi sehingga model
regresi layak di pakai.
Universitas Sumatera Utara
47
3.9.4. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengguna pada periode t dengan
kesalahan pada periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada masalah autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi
yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual kesalahan pengganggu tidak bebas dari satu observasi ke
observasi lainnya. Hal ini biasanya terjadi pada data time series. Karena gangguan pada satu data cenderung mengganggu data lainnya Situmorang
dan Lutfi, 2014: 134. Pengujian asumsi ini, dilakukan dengan menggunakan Durbin Watson
Durbin Watson Test. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelsi. Adapun kriteria pengujiannya adalah
Tabel 3.4 Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Autokorelasi
Hipotesis nol Keputusan
Jika Tidak ada autokorelasi positif
Tolak 0 d dl
Tidak ada autokorelasi positif No decision
dl ≤ d ≤ du
Tidak ada autokorelasi negatif Tolak
4 - dl d 4 Tidak ada autokorelasi negatif
No decision 4 -
du ≤ d ≤ 4 - dl Tidak ada autokorelasi, positif atau
negatif Tidak
ditolak du d
4 - du Sumber: Situmorang dan Lutfi 2014 : 140
Keterangan : du = batas atas, dl = batas bawah. 3.10. Pengujian Hipotesis
3.10.1. Uji Hipotesis Secara Serempak Uji F
Uji F pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh
Universitas Sumatera Utara
48
secara serempak terhadap variabel dependen. Pengujian hipotesis secara serempak adalah sebagai berikut :
1. H
o
: β 1 = β 2 = β 3 = 0, artinya variabel Mudharabah, Musyarakah,
dan Ijarah secara serempak berpengaruh tidak signifikan terhadap
Profitabilitas pada bank Umum syariah yang terdaftar di Bank Indonesia.
2. H
1
: Minimal satu β
i ≠ 0, artinya minimal ada satu pengaruh variabel independen Mudharabah, Musyarakah, dan Ijarah berpengaruh
signifikan terhadap Profitabilitas pada bank Umum syariah yang terdaftar di Bank Indonesia.
Kriteria pengambilan keputusan pada pengujian hipotesis secara serempak adalah sebagai berikut:
1. Jika Sig 0,05 dan F
hitung
F
tabel
, maka H
o
ditolak dan H
1
diterima 2. Jika Sig 0,05 dan F
hitung
F
tabel
, maka H
o
diterima dan H
1
ditolak
3.10.2. Uji Hipotesis Secara Parsial Uji t
Uji statistik t untuk menguji pengaruh variabel independen Mudharabah, Musyarakah, dan Ijarah secara parsial terhadap variabel
dependen Profitabilitas atau untuk melihat variabel apa yang memberikan pengaruh yang paling dominan diantara variabel yang ada Situmorang dan
lufti:2014:179. Hipotesis untuk uji statistik t adalah sebagai berikut: 1. H
o
: bi = 0, artinya Mudharabah, Musyarakah, dan Ijarah secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap Profitabilitas pada bank Umum syariah
yang terdaftar di Bank Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
49
2. H1 : β
i ≠ 0, artinya Mudharabah, Musyarakah, dan Ijarah secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas pada bank Umum syariah yang
terdaftar di Bank Indonesia. Kriteria pengambilan keputusan dalam pengujian hipotesis secara
parsial adalah sebagai berikut: 1
. Jika Sig 0,05 dan t
hitung
t
tabel
, maka H ditolak dan H
1
diterima 2. Jika Sig 0,05 dan t
hitung
t
tabel
, maka H diterima dan H
1
ditolak
3.9.3. Koefisien Determinasi R2
Koefisien determinasi R2 pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai
koefisien determinasi berada diantara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variable-variabel independen dalam menjelaskan variabel
dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variable-variabel independen memberikan hamper semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel dependen.
Universitas Sumatera Utara
50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 PT. Bank BCA Syariah Tbk.
Perkembangan perbankan syariah yang tumbuh cukup pesat dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan minat masyarakat mengenai ekonomi
syariah semakin bertambah. Untuk memenuhi kebutuhan nasabah akan layanan syariah, maka berdasarkan akta Akuisisi No. 72 tanggal 12 Juni 2009 yang dibuat
dihadapan Notaris Dr. Irawan Soerodjo, S.H., Msi, .PT.Bank Central Asia, Tbk BCA mengakuisisi PT Bank Utama Internasional Bank Bank UIB yang
nantinya menjadi PT. Bank BCA Syariah. Selanjutnya berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan di Luar Rapat
Perseroan Terbatas PT Bank UIB No. 49 yang dibuat dihadapan Notaris Pudji Rezeki Irawati, S.H., tanggal 16 Desember 2009, tentang perubahan kegiatan
usaha dan perubahan nama dari PT Bank UIB menjadi PT Bank BCA Syariah. Akta perubahan tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik
Indonesia dalam Surat Keputusannya No. AHU-01929. AH.01.02 tanggal 14 Januari 2010. Pada tanggal yang sama telah dilakukan penjualan 1 lembar saham
ke BCA Finance, sehingga kepemilikan saham sebesar 99,9997 dimiliki oleh PT Bank Central Asia Tbk, dan 0,0003 dimiliki oleh PT BCA Finance. Perubahan
kegiatan usaha Bank dari bank konvensional menjadi bank umum syariah dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui Keputusan Gubernur BI No.
Universitas Sumatera Utara
51
1213KEP.GBIDpG2010 tanggal 2 Maret 2010. Dengan memperoleh izin tersebut, pada tanggal 5 April 2010, BCA Syariah resmi beroperasi sebagai bank
umum syariah.
4.1.2 Bank BRI Syariah Tbk
Berawal dari akuisisi PT. Bank Rakyat Indonesia Persero, Tbk., terhadap Bank Jasa Arta pada 19 Desember 2007 dan setelah mendapatkan izin dari Bank
Indonesia pada 16 Oktober 2008 melalui suratnya o.1067KEP.GBIDpG2008, maka pada tanggal 17 November 2008 PT. Bank BRISyariah secara resmi
beroperasi. Kemudian PT. Bank BRI Syariah merubah kegiatan usaha yang semula beroperasional secara konvensional, kemudian diubah menjadi kegiatan
perbankan berdasarkan prinsip syariah Islam. Aktivitas PT. Bank BRI Syariah semakin kokoh setelah pada 19 Desember
2008 ditandatangani akta pemisahan Unit Usaha Syariah PT. Bank Rakyat Indonesia Persero, Tbk., untuk melebur ke dalam PT. Bank BRI Syariah proses
spin off- yang berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2009. Penandatanganan dilakukan oleh Bapak Sofyan Basir selaku Direktur Utama PT. Bank Rakyat
Indonesia Persero, Tbk., dan Bapak Ventje Rahardjo selaku Direktur Utama PT. Bank BRI Syariah.
Saat ini PT. Bank BRI Syariah menjadi bank syariah ketiga terbesar berdasarkan aset. PT. Bank BRISyariah tumbuh dengan pesat baik dari sisi aset,
jumlah pembiayaan dan perolehan dana pihak ketiga. Dengan berfokus pada segmen menengah bawah, PT. Bank BRISyariah menargetkan menjadi bank ritel
modern terkemuka dengan berbagai ragam produk dan layanan perbankan. Sesuai
Universitas Sumatera Utara
52
dengan visinya, saat ini PT. Bank BRISyariah merintis sinergi dengan PT. Bank Rakyat Indonesia Persero, Tbk., dengan memanfaatkan jaringan kerja PT. Bank
Rakyat Indonesia Persero, Tbk., sebagai Kantor Layanan Syariah dalam mengembangkan bisnis yang berfokus kepada kegiatan penghimpunan dana
masyarakat dan kegiatan konsumer berdasarkan prinsip Syariah.
4.1.3 Bank Mandiri Syariah Tbk.
Nilai-nilai perusahaan yang menjunjung tinggi kemanusiaan dan integritas telah tertanam kuat pada segenap insan Bank Syariah Mandiri BSM sejak awal
pendiriannya. Kehadiran BSM sejak tahun 1999, sesungguhnya merupakan hikmah sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan moneter 1997-1998.
Sebagaimana diketahui, krisis ekonomi dan moneter sejak Juli 1997, yang disusul dengan krisis multi-dimensi termasuk di panggung politik nasional, telah
menimbulkan beragam dampak negatif yang sangat hebat terhadap seluruh sendi kehidupan masyarakat, tidak terkecuali dunia usaha. Dalam kondisi tersebut,
industri perbankan nasional yang didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami krisis luar biasa. Pemerintah akhirnya mengambil tindakan dengan
merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian bank-bank di Indonesia. Salah satu bank konvensional, PT Bank Susila Bakti BSB yang dimiliki
oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai YKP PT Bank Dagang Negara dan PT Mahkota Prestasi juga terkena dampak krisis. BSB berusaha keluar dari situasi
tersebut dengan melakukan upaya merger dengan beberapa bank lain serta mengundang investor asing. Pada saat bersamaan, pemerintah melakukan
penggabungan merger empat bank Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya,
Universitas Sumatera Utara
53
Bank Exim, dan Bapindo menjadi satu bank baru bernama PT Bank Mandiri Persero pada tanggal 31 Juli 1999. Kebijakan penggabungan tersebut juga
menempatkan dan menetapkan PT Bank Mandiri Persero Tbk. sebagai pemilik mayoritas baru BSB.
Sebagai tindak lanjut dari keputusan merger, Bank Mandiri melakukan konsolidasi serta membentuk Tim Pengembangan Perbankan Syariah.
Pembentukan tim ini bertujuan untuk mengembangkan layanan perbankan syariah di kelompok perusahaan Bank Mandiri, sebagai respon atas diberlakukannya UU
No. 10 tahun 1998, yang memberi peluang bank umum untuk melayani transaksi syariah dual banking system.
Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI No. 124 KEP.BI1999,
25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 11KEP.DGS 1999, BI menyetujui perubahan nama menjadi
PT Bank Syariah Mandiri. Menyusul pengukuhan dan pengakuan legal tersebut, PT Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak Senin tanggal 25
Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999. PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil dan tumbuh sebagai bank yang mampu memadukan idealisme usaha
dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi kegiatan operasionalnya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang menjadi salah satu
keunggulan Bank Syariah Mandiri dalam kiprahnya di perbankan Indonesia. BSM hadir untuk bersama membangun Indonesia menuju Indonesia yang lebih baik.
Universitas Sumatera Utara
54
4.1.4 Bank BNI Syariah Tbk.
Tempaan krisis moneter tahun 1997 membuktikan ketangguhan sistem perbankan syariah. Prinsip Syariah dengan 3 tiga pilarnya yaitu adil, transparan
dan maslahat mampu menjawab kebutuhan masyarakat terhadap sistem perbankan yang lebih adil. Dengan berlandaskan pada Undang-undang No.10 Tahun 1998,
pada tanggal tanggal 29 April 2000 didirikan Unit Usaha Syariah UUS BNI dengan 5 kantor cabang di Yogyakarta, Malang, Pekalongan, Jepara dan
Banjarmasin. Selanjutnya UUS BNI terus berkembang menjadi 28 Kantor Cabang dan 31 Kantor Cabang Pembantu. Disamping itu nasabah juga dapat menikmati
layanan syariah di Kantor Cabang BNI Konvensional office channelling dengan lebih kurang 1500 outlet yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Di dalam
pelaksanaan operasional perbankan, BNI Syariah tetap memperhatikan kepatuhan terhadap aspek syariah. Dengan Dewan Pengawas Syariah DPS yang saat ini
diketuai oleh KH.Ma‟ruf Amin, semua produk BNI Syariah telah melalui pengujian dari DPS sehingga telah memenuhi aturan syariah.
Berdasarkan Keputusan
Gubernur Bank
Indonesia Nomor
1241KEP.GBI2010 tanggal 21 Mei 2010 mengenai pemberian izin usaha kepada PT. Bank BNI Syariah. Dan di dalam Corporate Plan UUS BNI tahun
2000 ditetapkan bahwa status UUS bersifat temporer dan akan dilakukan spin off tahun 2009. Rencana tersebut terlaksana pada tanggal 19 Juni 2010 dengan
beroperasinya BNI Syariah sebagai Bank Umum Syariah BUS. Realisasi waktu spin off bulan Juni 2010 tidak terlepas dari faktor eksternal berupa aspek regulasi
yang kondusif yaitu dengan diterbitkannya UU No.19 tahun 2008 tentang Surat
Universitas Sumatera Utara
55
Berharga Syariah Negara SBSN dan UU No.21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Disamping itu, komitmen Pemerintah terhadap pengembangan perbankan
syariah semakin kuat dan kesadaran terhadap keunggulan produk perbankan syariah juga semakin meningkat. Juni 2014 jumlah cabang BNI Syariah mencapai
65 Kantor Cabang, 161 Kantor Cabang Pembantu, 17 Kantor Kas, 22 Mobil Layanan Gerak dan 20 Payment Point.
4.1.5 PT. Bank BJB Syariah Tbk.
Pendirian bank bjb syariah diawali dengan pembentukan DivisiUnit Usaha Syariah oleh PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk.
pada tanggal 20 Mei 2000, dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Jawa Barat yang mulai tumbuh keinginannya untuk menggunakan jasa perbankan
syariah pada saat itu. Sebagai tindak lanjut keputusan Rapat Umum Pemegang Saham PT Bank
Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. maka pada tanggal 15 Januari 2010 didirikan bank bjb syariah berdasarkan Akta Pendirian Nomor 4 yang dibuat
oleh Notaris Fathiah Helmi dan telah mendapat pengesahan dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor AHU.04317.AH.01.01 Tahun 2010
tanggal 26 Januari 2010. Hingga saat ini bank bjb syariah berkedudukan dan berkantor pusat di
Kota Bandung, Jalan Braga No 135, dan telah memiliki 8 delapan kantor cabang, 44 empat puluh empat kantor cabang pembantu, 54 empat puluh enam
jaringan Anjungan Tunai Mandiri ATM yang tersebar di daerah Propinsi Jawa Barat, Banten dan DKI Jakarta dan 49.630 jaringan ATM Bersama. Pada tahun
Universitas Sumatera Utara
56
2013 diharapkan bank bjb semakin memperluas jangkauan pelayanannya yang tersebar di daerah Propinsi Jawa Barat, Banten dan DKI Jakarta.
4.1.6 PT. Bank Muamalat
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk didirikan pada 24 Rabius Tsani 1412 H atau 1 Nopember 1991, diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia MUI dan
Pemerintah Indonesia, dan memulai kegiatan operasinya pada 27 Syawwal 1412 H atau 1 Mei 1992. Dengan dukungan nyata dari eksponen Ikatan Cendekiawan
Muslim se-Indonesia ICMI dan beberapa pengusaha Muslim, pendirian Bank Muamalat juga menerima dukungan masyarakat, terbukti dari komitmen
pembelian saham Perseroan senilai Rp 84 miliar pada saat penandatanganan akta pendirian Perseroan. Selanjutnya, pada acara silaturahmi peringatan pendirian
tersebut di Istana Bogor, diperoleh tambahan komitmen dari masyarakat Jawa Barat yang turut menanam modal senilai Rp 106 miliar.
Pada tanggal 27 Oktober 1994, hanya dua tahun setelah didirikan, Bank Muamalat berhasil menyandang predikat sebagai Bank Devisa. Pengakuan ini
semakin memperkokoh posisi Perseroan sebagai bank syariah pertama dan terkemuka di Indonesia dengan beragam jasa maupun produk yang terus
dikembangkan. Saat ini Bank Mumalat memberikan layanan bagi lebih dari 4,3 juta
nasabah melalui 457 gerai yang tersebar di 33 provinsi di Indonesia. Jaringan BMI didukung pula oleh aliansi melalui lebih dari 4000 Kantor Pos OnlineSOPP di
seluruh Indonesia, 1996 ATM, serta 95.000 merchant debet. BMI saat ini juga merupakan satu-satunya bank syariah yang telah membuka cabang luar negeri,
Universitas Sumatera Utara
57
yaitu di Kuala Lumpur, Malaysia. Untuk meningkatkan aksesibilitas nasabah di Malaysia, kerjasama dijalankan dengan jaringan Malaysia Electronic Payment
System MEPS sehingga layanan BMI dapat diakses di lebih dari 2000 ATM di Malaysia. Selain itu Bank Muamalat memiliki produk shar-e gold dengan
teknologi chip pertama di Indonesia yang dapat digunakan di 170 negara dan bebas biaya diseluruh merchant berlogo visa. Sebagai Bank Pertama Murni
Syariah, bank muamalat berkomitmen untuk menghadirkan layanan perbankan yang tidak hanya comply terhadap syariah, namun juga kompetitif dan aksesibel
bagi masyarakat hingga pelosok nusantara. Komitmen tersebut diapresiasi oleh pemerintah, media massa, lembaga nasional dan internasional serta masyarakat
luas melalui lebih dari 70 award bergengsi yang diterima oleh BMI dalam 5 tahun Terakhir. Penghargaan yang diterima antara lain sebagai Best Islamic Bank in
Indonesia 2009 oleh Islamic Finance News Kuala Lumpur, sebagai Best Islamic Financial Institution in Indonesia 2009 oleh Global Finance New York serta
sebagai The Best Islamic Finance House in Indonesia 2009 oleh Alpha South East Asia Hong Kong.
4.2 Analisis Hasil Penelitian 4.2.1 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskriptif suatu data yang dilihat dari jumlah data N, nilai rata-rata mean, standar deviasi, maksimum,
dan minimum. Dari hasil pengujian statistik deskriptif atas kelima variabel independen dan satu variabel dependen, melalui data asli, maka diperoleh hasil
sesuai dengan tabel 4.1 sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
58
Tabel 4.1 Deskriptif Statistic
Descriptive Statistics
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation Mudharabah
96 20.19
27.18 24.3706
1.55544 Musyarakah
96 21.08
28.38 25.2455
1.53014 Ijarah
96 19.94
26.52 23.6153
1.37296 ROA
96 .03
3.42 .9807
.60635 Valid N listwise
96
Sumber: output spss 19 data diolah Dari Tabel 4.1 dapat dijelaskan bahwa, jumlah sampel atau N data yang
diteliti adalah 96 sampel. Dari data variabel ROA yang merupakan model dari variabel dependen menunjukkan nilai minimum sebesar 0.03 pada PT. Bank BRI
Syariah, Tbk tahun 2014 triwulan ke II, data maksimum sebesar 3,42 pada PT. Bank BNI Syariah, Tbk pada tahun 2011 triwulan I. Nilai mean atau rata-ratanya
sebesar 0.9968 dan standar deviasi sebesar 0.64482. Hasil uji statistik deskriptif variabel mudharabah pada table 4.1
menunjukkan bahwa nilai minimum sebesar 20,19 pada PT. Bank BCA Syariah, Tbk pada tahun 2012 triwulan 1, nilai maksimum sebesar 27,18 pada PT. Bank
Mandiri Syariah, Tbk pada tahun 2011 triwulan ke IV. Nilai mean atau rata- ratanya sebesar 24,3706, dan standar deviasi sebesar 1,55544.
Hasil uji statistik deskriptif variabel musyarakah pada table 4.1 menunjukkan bahwa nilai minimum sebesar 21,08 pada PT. Bank BCA Syariah,
Tbk pada tahun 2011 triwulan 1, nilai maksimum sebesar 28,38 pada PT. Bank Muamalat, Tbk pada tahun 2014 triwulan ke IV. Nilai mean atau rata-ratanya
sebesar 25,2455, dan standar deviasi sebesar 1,53014.
Universitas Sumatera Utara
59
Hasil uji statistik deskriptif variabel ijarah pada table 4.1 menunjukkan bahwa nilai minimum sebesar 19,94 pada PT. Bank BJB Syariah, Tbk pada tahun
2014 triwulan 1, nilai maksimum sebesar 26,52 pada PT. Bank Mandiri Syariah, Tbk pada tahun 2014 triwulan ke IV. Nilai mean atau rata-ratanya sebesar
23,6153, dan standar deviasi sebesar 1,37296.
4.3 Uji Asumsi Klasik