KESIMPULAN JENGKOL .1 Pengertian Kulit Jengkol

43

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah: 1. Bilangan iodin adsorben yang paling besar adalah 634,50 mgg yang diperoleh pada aktivasi dengan suhu 90 o C dan waktu 120 menit dan pada pengeringan dengan suhu 110 o C dan waktu 120 menit serta rasio kulit jengkol : asam nitrat 20:1 mgmL. 2. Adsorpsi terbaik terhadap ion logam Cd II diperoleh pada massa adsorben 1 gr50 mL limbah cair dengan kapasitas penyerapan 1,32 mgg 3. Dari hasil spektofotometri IR adsorben dapat disimpulkan bahwa aktivasi kimia pada adsorben dapat mereduksi ikatan hidrogen, melepas senyawa aromatik dan mengeliminasi berbagai substrat yang ringan dan volatil serta pada prosesnya, adsorpsi logam Cd II melibatkan gugus hidroksil, sulfonil, fosfor dan merkaptan. 4. Pada proses adsorpsi, konsentrasi ion Cd II yang paling rendah adalah 7,09 ppm belum memenuhi baku mutu lingkungan hidup yaitu sebesar 0,1 ppm.

5.2 SARAN

Adapun saran yang dapat diberikan kepada peneliti selanjutnya, yaitu: 1. Dilakukan uji perbandingan dengan adsorben dengan variasi tetap dan berubah yang sama, namun diaktivasi dengan cara karbonisasi untuk mengetahui perbedaan bilangan iodin yang dihasilkan. 2. Dilakukan analisa SEM dan BET pada adsorben untuk melihat topografi dan komposisi permukaan adsorben kulit jengkol. 3. Karena limbah cair elektroplating mengandung berbagai ion logam berat maka perlu diamati kompetisi adsorpsi beberapa logam berat menggunakan adsorben kulit jengkol. Universitas Sumatera Utara 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 JENGKOL 2.1.1 Pengertian Kulit Jengkol Jengkol atau Jering atau Pithecellobium jiringa Jack. atau Pithecellobium lobatum Benth. adalah tumbuhan khas di wilayah Asia Tenggara, termasuk yang digemari di Malaysia, Thailand dan Indonesia terutama di wilayah Jawa Barat yang seharinya dikonsumsi 100 ton [14]. Sementara potensi tumbuhan jengkol di Indonesia dapat di lihat pada Tabel 2.1 dibawah ini: Tabel 2.1 Pertumbuhan Luas panen, dan rata-rata hasil jengkol di Indonesia tahun 2009 – 2014 [2]. Tahun Luas Panen ha Rata-rata Hasil Tonha 2009 7.631 8,19 2010 6.943 7,24 2011 7.907 8,33 2012 7.407 8,40 2013 6.838 8,94 2014 6.678 8,04 Kulit jengkol adalah bagian terluar dari Jengkol yang berwarna coklat yang melapisi daging buah kulit jengkol dan Kulit jengkol merupakan sampah pertanian yang bisa dijadikan sebagai biosorben dengan biaya yang sangat murah [5]. Jengkol mengandung sulfur dan asam amino dengan rumus molekul C 11 H 23 N 3 S 3 O 6 dengan berat basah 0,3-1,3g100g dengan komponen cysteine thioacetal formaldehid. Berikut Gambar struktur asam jengkol adalah: Gambar 2.1 Struktur Asam Jengkol [15] Universitas Sumatera Utara 7 Jengkol merupakan salah satu tumbuhan dengan ukuran pohon yang tinggi yaitu ± 20 m , tegak bulat berkayu, licin, percabangan simpodial, cokelat kotor. Bentuk majemuk, lonjong, berhadapan , panjang 10 - 20 cm, lebar 5 - 15 cm, tepi rata, ujung runcing, pangkal membulat, pertulangan menyirip, tangkai panjang 0,5 – 1 cm, warna hijau tua. Struktur majemuk, berbentuk seperti tandan, diujung dan ketiak daun, tangkai bulat, panjang ± 3 cm , berwarna ungu kulitnya, bentuk buah menyerupai kelopak mangkok, benang sari kuning, putik silindris, kuning mahkota lonjong, putih kekuningan. Bulat pipih berwarna coklat kehitaman, berkeping dua dan berakar tunggang. Pohon Jengkol sangat bermanfaat dalam konservasi air disuatu tempat hal ini dikarenakan ukuran pohonnya yang sangat tinggi. Klasifikasi ilmiah jengkol adalah sebagai berikut : Divisi : Spermatophyta Sub divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Bangsa : Rosales Suku : Fabacceae Genus : Pithecellobium Spesies : Pithecellobium jiringa Jack Prain [16]

2.1.2 Kandungan Dalam Kulit Jengkol

Kandungan kulit jengkol merupakan hal yang sangat penting, karena sangat menentukan dalam pemanfaatan kulit jengkol, terutama pemanfaatan kulit jengkol untuk penyerapan logam berat. Kandungan kulit jengkol dapat di lihat pada Tabel 2.1 Tabel 2.2 Kandungan dalam kulit Jengkol [6] Kadar unsur hara Kandungan Kadar Air 65,56 N-total 1,82 P-total 0,32 K-total 2,10 Ca-total 0,27 Universitas Sumatera Utara 8 Mg-total 0,25 C-total 44,02 CN 24,19 Dari Tabel kandungan kulit jengkol unsur karbon merupakan nilai persen kedua tertinggi, hal ini yang memungkinkan kulit jengkol dapat dijadikan adsorben.

2.1.3 Pemanfatan Tumbuhan Jengkol

Hampir seluruh bagian tanaman bermanfaat. Kayunya untuk bangunan rumah, peti mati dan kayu bakar. Daun mudanya untuk obat luka, rebusan dari babakannya dapat menurunkan kadar glukosa darah. Dinding polong yang di tumbuk dimanfaatkan untuk mencuci rambut. Bijinya dapat dikonsumsi namun pada orang yang memakannya air seninya akan berbau keras. Selain itu, di beberapa tempat di buat makanan ringan seperti keripik. Bagian yang dimanfaatkan untuk pewarna: Daunnya digunakan untuk memberikan warna hitam pengganti sumba. Bagian yang mengandung zat warna adalah kulit buah, kulit biji dan kulit batang. Menurut laporan, zaman dahulu di sepanjang pantai Kalimantan Barat kulit dan daun jengkol digunakan untuk member warna hitam pada bahan anyaman [17]. Sementara kulit jengkol baru dimanfaatkan sebagai bioherbisida dan biolarvasida. Padahal dalam kulit jengkol terkandung alkaloid, flavonoid, glikosida antrakinon, tannin, triterpenoidsteroid, dan saponin dan senyawa unsur kimia seperti N, P, K, Ca, Mg, C, dan CN. 2.2 INDUSTRI PELAPISAN LOGAM 2.2.1 Pengertian Industri Pelapisan Logam Elektroplating

Dokumen yang terkait

Pemanfaatan Kulit Jengkol (Pithecellobium jiringa Prain) Sebagai Adsorben Dalam Penyerapan Logam Pb (II) Pada Limbah Cair Industri Pelapisan Logam

18 60 79

Pemanfaatan Kulit Jengkol (Pithecellobium jiringa Prain) Sebagai Adsorben Dalam Penyerapan Logam Pb (II) Pada Limbah Cair Industri Pelapisan Logam

2 4 19

Pemanfaatan Kulit Jengkol (Pithecellobium jiringa Prain) Sebagai Adsorben Dalam Penyerapan Logam Pb (II) Pada Limbah Cair Industri Pelapisan Logam

0 0 2

Pemanfaatan Kulit Jengkol (Pithecellobium jiringa Prain) Sebagai Adsorben Dalam Penyerapan Logam Pb (II) Pada Limbah Cair Industri Pelapisan Logam

0 0 5

Pemanfaatan Kulit Jengkol (Pithecellobium jiringa Prain) Sebagai Adsorben Dalam Penyerapan Logam Cd (II) Pada Limbah Cair Industri Pelapisan Logam

0 0 19

Pemanfaatan Kulit Jengkol (Pithecellobium jiringa Prain) Sebagai Adsorben Dalam Penyerapan Logam Cd (II) Pada Limbah Cair Industri Pelapisan Logam

0 0 2

Pemanfaatan Kulit Jengkol (Pithecellobium jiringa Prain) Sebagai Adsorben Dalam Penyerapan Logam Cd (II) Pada Limbah Cair Industri Pelapisan Logam

0 0 5

Pemanfaatan Kulit Jengkol (Pithecellobium jiringa Prain) Sebagai Adsorben Dalam Penyerapan Logam Cd (II) Pada Limbah Cair Industri Pelapisan Logam

0 0 13

Pemanfaatan Kulit Jengkol (Pithecellobium jiringa Prain) Sebagai Adsorben Dalam Penyerapan Logam Cd (II) Pada Limbah Cair Industri Pelapisan Logam

0 4 5

Pemanfaatan Kulit Jengkol (Pithecellobium jiringa Prain) Sebagai Adsorben Dalam Penyerapan Logam Cd (II) Pada Limbah Cair Industri Pelapisan Logam

0 0 8