44
1. Penerimaan Pucuk
Pucuk segar merupakan bahan dasar atau bahan baku pembuatan teh hitam. Bahan baku sangat menentukan terhadap kualitas teh jadi, sehingga
keadaan pucuk harus dikontrol dan dalam keadaan segar serta memenuhi syarat pengolahan. Setelah pemetikan selesai, pucuk kemudian diangkut
menuju ke pabrik dengan menggunakan truk. Truk yang digunakan adalah yang bersih dari kotoran dan diberi raksekat antar tingkat serta yang
dilengkapi dengan tutup atas. Hal ini bertujuan untuk menjaga kualitas pucuk agar tetap bagus misalnya; pada waktu hujan pucuk tidak basah kena air
hujan dan diwaktu panas supaya tidak terkena sinar matahari langsung. Sesampainya di pabrik pucuk bersamaan dengan truk ditimbang dengan
menggunakan jembatan timbang untuk mengetahui berat basah. Pucuk dalam truk kemudian dibongkar dengan hati-hati dan dibeberkan dalam
withering trough
WT. Setelah semua pucuk dibeberkan dalam Withering trough, selanjutnya
dilakukan analisa pucuk sebagai langkah pengendalian mutu bahan baku tingkat pabrik. Kegiatan ini bertujuan untuk Mengetahui Mutu Standar MS
pucuk dan menentukan tingkat harga tiap kilogramnya. Mutu Standar MS pucuk teh pada PT. Perkebunan Nusantara IX
Persero Kebun Semugih dibedakan menjadi kriteria uji mutu Standar halus pucuk halus: pucuk muda, lembar muda, serta rusak muda dan mutu Standar
kasar : burung tua, lembar tua, rusak tua, dan tangkai tua. Untuk penghitungan nilai MS, dilakukan pada hasil petikan masing-
masing kemandoran. Hal pertama yang dilakukan adalah mengambil sampel pucuk teh secara acak disepanjang Withering trough sebanyak 1 kg.
Selanjutnya pucuk-pucuk tersebut di aduk-aduk secara perlahan agar tercampur dan diambil sebanyak 200 gram. Kemudian pucuk-pucuk tersebut
dikelompokkan sesuai dengan kriteria uji MS.
45
Nilai MS diambil dari persentase mutu standar halus. Rumusnya : MS =
100
X ruhPucuk
JumlahSelu gr
halus BeratPucuk
Nilai MS yang dipakai pada PT. Perkebunan Nusantara IX Persero Kebun Semugih berkisar antara 58
– 62. Semakin tinggi nilai MS maka semakin bagus mutu petikannya, karena pucuk muda yang dipetik lebih
banyak. Adapun toleransi kerusakan yang diizinkan berkisar antara 10-15. Toleransi kerusakan pucuk diperoleh dari penjumlahan pucuk yang masuk
kriteria rusak muda dan rusak tua. Setelah dilakukan analisa pucuk, kemudian hasilnya diberikan kepada mandor petikan dan ditulis pada papan keterangan
penerimaan pucuk. Proses produksi teh memerlukan bahan baku yaitu pucuk teh yang
sangat menentukan kualitas akhir. Pucuk teh pada umumnya terdiri dari daun muda yang merupakan bahan baku pengolahan teh sehingga perlu dijaga
kualitasnya tetap baik, agar menghasilkan teh yang bermutu tinggi.
2. Pelayuan