39
dibawah bidang ptik diusahakan setebal 15-20 cm. Jenis Pucuk yang dipetik adalah P+2 t, P+3 m, B+1 t, B+2 m.
3. Pemetikan gendesan
Petikan gendesan dilaksanakan satu sampai dengan tiga hari menjelang pangkasan. Petikan dilakukan dengan memetik semua pucuk yang
memenuhi syarat mutu standar MS untuk diolah dipetik bersih tanpa memerhatikan daun yang ditinggalkan.
5. Penanganan Bahan Baku
Pemetikan pucuk dilakukan dengan hati-hati yaitu dengan kedua tangan, daun dalam genggaman tidak terlalu banyak dan langsung
dimasukkan ke dalam wadah tanpa adanya penekanan. Selanjutnya setelah semua pekerjaan pemetikan selesai pucuk teh dimasukkan ke dalam waring
agar sirkulasi udara berjalan lancar dan tidak terjadi kenaikan panas bahan dan dikumpulkan di TPH Tempat Pengumpulan Hasil. Di TPH ini dilakukan
analisa petik. Analisa petik bertujuan untuk mengetahui sistem pemetikan yang dilakukan, sesuai atau tidak dengan rumus petik yang diterapkan dan
dinyatakan dalam persen. Selanjutnya pucuk teh ditimbang untuk tiap-tiap pemetik yang
kemudian digunakan sebagai dasar pemberian upah. Setelah selesai penimbangan pucuk teh dimasukkan kedalam truk pengangkut. Di dalam truk
digunakan pembatas antar tingkat supaya pucuk teh terhindar dari penumpukan. Hal ini dilakukan supaya pucuk teh tidak mengalami kerusakan
selama pengangkutan ke pabrik. Setelah sampai di pabrik pucuk teh bersamaan dengan truknya ditimbang dengan jembatan timbang untuk
mengetahui berat basah. Berat basah pucuk dapat diketahui dengan cara berat truk yang berisi pucuk segar dikurangi dengan berat truk dan waring.
Selanjutnya pucuk dibeberkan di
withering trough
untuk dilakukan proses pelayuan.
40
6. Organisasi petik
Untuk melaksanakan petikan yang baik dan dapat menghasilkan produksi optimal dengan pembagian group kemandoran, masingmasing group
kemandoran dibagi menjadi beberapa hanca wilayah petik sesuai daur petik. Organisasi petikan teh dilaksanakan sebagai berikut :
1. Masing –masing afdeling bagian kebun dibagi menjadi beberapa group
kemandoran dengan luas sekitar 50 Ha. 2.
Petikan pada masing-masing blok dilaksanakan secara giring bebek, sehingga tetap terpisahkan antara petikan group A, B, C dan seterusnya
sesuai dengan luas area kemandoran agar bias dipenuhi daur petikannya dan tidak terjadi keterlambatan kemandoran.
3. Kebutuhan jumlah petikan disesuaikan dengan luas area petikan masing-
masing group kemandoran agar bias dipenuhi daur petikannya dan tidak terjadi keterlambatan petimetikan.
4. Hasil petikan jendangan harus dipisahkan dari hasil petikan produksi.
5. Sinder kebun, mandor kepala dan mandor petik setiap hari harus
mengetahui hasil analisa petikan yang dibuat oleh bagian pabrik, sehingga bila terjadi petikan kasar dapat segera diperbaiki pada petikan hari
berikutnya.
41
D. Proses Produksi Teh Hitam di PTPN IX Kebun Semugih