Kemudian, insertion loss dalam satuan dB dapat dihitung sebagai berikut: �
� = �
− � 2.22
http: www.thorlabs.com
2.9. Amplifikasi Optik EDFA
Amplifier optik digunakan secara ekstensif dalam link data yang berbasis serat
optik. Jenis amplifier yang digunakan pada penelitian ini adalah erbium doped fiber amplifier
EDFA. Medium untuk penguatan adalah serat optik kaca yang didoping dengan ion erbium. Erbium dipompa ke keadaan populasi inversi dengan
masukan optik yang terpisah. Medium penguatan optik erbium doped glass menguatkan cahaya pada
panjang gelombang yang berada di 1550 nm, karena panjang gelombang optik tersebut yang mengalami pelemahan minimum dalam serat optik. Erbium doped
fiber amplifier EDFA memiliki kebisingan yang rendah dan dapat menguatkan
berbagai panjang gelombang secara bersamaan.
Gambar 2.15. Kofigurasi EDFA Pump
optik dikombinasikan dengan sinyal optis ke dalam serat erbium doped dengan multiplekser divisi panjang gelombang. Sebuah multiplekser kedua
menghilangkan cahaya pump residu dari serat. Isolator optik digunakan untuk mencegah cahaya yang dipantulkan dari bagian-bagian lain dari sistem optik
memasuki penguat. http:opti500.cian-erc.org Gain
dari sebuah penguat dinyatakan sebagai perbandingan antara level sinyal masukan dan level sinyal keluaran, biasanya dinyatakan dalam dB.
Universitas Sumatera Utara
� dB = 10 log
10 P
� −
P
� −
2.23 Secara konseptual sederhana, pengukuran gain dari penguat optik dipengaruhi
oleh efek polarisasi dan noise optik broadband yang menyertai sinyal pada keluaran penguat. P. C. Becker, 1997
2.10. Fotodetektor
Fotodetektor atau detektor cahaya adalah sebagai alat penerima sinyal optik. Fotodetektor mengubah sinyal optik menjadi sinyal elektrik. Keluaran dari
penerima adalah sinyal elektrik yang memenuhi spesifikasi dari pengguna kekuatan sinyal, level impedansi, bandwidth, dan parameter lainnya.
Prinsip kerja fotodetektor adalah mendeteksi sinyal cahaya yang datang dan mengubahnya menjadi isyarat listrik yang berisi isyarat informasi yang
dikirim. Detektor cahaya menyerap foton cahaya dan menghasilkan elektron, yaitu elektron yang dapat menghasilkan arus listrik. Arus listrik tersebut kemudian
diperkuat untuk selanjutnya diolah sehingga dapat ditampilkan atau dikeluarkan pada rangkaian elektronika.
Untuk mendapatkan hasil yang optimum untuk aplikasi sistem komunikasi optik, maka detektor cahaya harus memiliki fitur-fitur sebagai berikut:
1. Sensitivitas, kepekaan terhadap cahaya yang datang. Arus listrik yang
dihasilkan harus sebesar mungkin dalam merespon daya optik masukan. Karena detektor cahaya ini selektif terhadap panjang gelombang responnya
terbatasi oleh rentang panjang gelombang, maka sensitivitas ini harus bernilai besar pada daerah panjang gelombang operasi.
2. Responsibilitas, merupakan perbandingan arus keluar dengan cahaya masuk.
Waktu respon terhadap sinyal optik masukan harus cepat. Detektor cahaya harus mampu menghasilkan arus listrik meski pulsa optik masukan
berlangsung dalam waktu yang cepat. Hal ini akan memungkinkan untuk menerima data dengan laju bit tinggi.
3. Untuk sistem penerimaan data analog, detektor cahaya harus memiliki
hubungan masukan-keluaran yang linier. Hal ini diperlukan untuk menghindari distorsi sinyal keluaran.
Universitas Sumatera Utara
4. Derau internal noise harus sekecil mungkin agar piranti dapat mendeteksi
sinyal optik masukan sekecil mungkin. 5.
Efisiensi, merupakan perbandingan jumlah lubang elektron yang terjadi terhadap foton yang masuk. Bila jumlah lubang elektron yang terjadi
mendekati banyaknya jumlah foton yang masuk maka lebih baik. 6.
Waktu respon atau rise time, merupakan kecepatan yang dibutuhkan untuk menghasilkan arus terhadap cahaya yang masuk.
7. Bandwidth, berpengaruh terhadap waktu respon. Dan beberapa karakteristik
penting lainnya, misalnya keandalan, stabilitas, dan kekebalan terhadap pengaruh lingkungan. Cindy, 2013
Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Perkembangan dan kemajuan teknologi yang demikian pesat saat ini, menyebabkan penelitian dalam bidang optik maupun elektronika terus berinovasi
dan dikembangkan untuk berbagai aplikasi. Sebagai contoh, salah satu penemuan yang semakin pesat perkembangannya adalah teknologi laser. Pemanfaatan laser
sudah banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, dari keperluan yang sangat sederhana sampai pada keperluan yang sangat rumit sekalipun. Aplikasi laser
akan terus dikembangkan seiring dengan perkembangan teknologi yang ada. Pozar, 2011
Perkembangan teknologi saat ini memungkinkan laser dapat digunakan sebagai sumber pembangkit gelombang mikro. Laser memiliki kelebihan dalam
hal koherensi yang berkaitan dengan kestabilan frekuensinya, sehingga dapat dimanfaatkan untuk membangkitkan microwave maupun miliwave yang
jangkauan frekuensinya belum termanfaatkan secara maksimal. Kestabilan laser merupakan kunci yang harus diperhatikan ketika laser tersebut digunakan sebagai
sumber cahaya dalam sebuah sensor maupun instrumen optik. Setiono, 2012 Sumber frekuensi gelombang mikro digunakan untuk banyak aplikasi
seperti radar, komunikasi nirkabel, perangkat radio, instrumentasi modern dan lain sebagainya. Walaupun secara kecepatan transfer data jauh lebih unggul teknologi
serat optik tetapi komunikasi nirkabel yang memanfaatkan gelombang mikro memiliki kelebihan dalam propagasinya yang dikenal line of sight termasuk
bandwidth yang lebar dan tentunya unggul dalam hal fleksibilitas. Pozar, 2011
Gelombang mikro sendiri mempunyai jangkauan frekuensi yang luas, sekitar 1
–106 GHz. Untuk mendistribusikan sinyal microwave menggunakan teknologi serat optik, karena serat optik memiliki sifat propagasi yang baik yaitu
loss yang rendah, dispersi yang rendah dan bandwidth yang lebar sehingga ideal
digunakan untuk distribusi sinyal optik. Yao, 2010
Universitas Sumatera Utara