BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Informed consent 2.1.1 Definisi Informed consent
Informed consent adalah suatu persetujuan mengenai akan dilakukannya tindakan kedokteran oleh dokter terhadap pasiennya. Persetujuan ini bisa dalam
bentuk lisan maupun tertulis. Pada dasarnya Informed consent merupakan suatu proses komunikasi antara dokter dan pasien mengenai kesepakatan tindakan medis
yang akan dilakukan dokter terhadap pasien.
1,2,7,8
Penandatanganan formulir Informed consent secara tertulis merupakan bukti tertulis atas apa yang telah disepakati sebelumnya. Tujuan penjelasan yang lengkap
adalah agar pasien menentukan sendiri keputusannya sesuai dengan pilihan pasien sendiri informed decision.
1,2,4,6,8
Karena itu, pasien juga berhak untuk menolak tindakan medis yang dianjurkan.
2
Pasien juga berhak untuk meminta pendapat dokter lain second opinion, dan dokter yang merawatnya.
8,12
2.1.2 Formulir Informed consent
Formulir Informed consent ini juga merupakan suatu tanda bukti yang akan disimpan di dalam arsip rekam medis pasien yang bisa dijadikan sebagai alat bukti
bahwa telah terjadi persetujuan medis antara dokter dengan pasien. Pembuktian tentang adanya persetujuan tindakan medis dapat dilakukan pasien dengan
mengajukan arsip rekam medis atau dengan persetujuan tindakan medis informed consent yang diberikan oleh pasien.
5,7,13
Bentuk persetujuan tindakan medis pada umumnya telah disusun sedemikian rupa sehingga pihak dokter dan Rumah Sakit dapat mengisi lembar informed consent
yang disediakan setelah menjelaskan kepada pasien dan keluarga pasien. Sebelum ditandatangani, sebaiknya surat tersebut dibaca sendiri atau dibacakan oleh yang
hadir terlebih dahulu. Pasien sebaiknya diberikan waktu yang cukup untuk menandatangani persetujuan tindakan medis.
5,6,8,9,13
Universitas Sumatera Utara
Oleh karena itu, dengan ditandatanganinya Informed consent secara tertulis tersebut, maka dapat diartikan bahwa pemberi tanda tangan bertanggung jawab
dalam menyerahkan sebagian tanggung jawab pasien atas dirinya sendiri kepada dokter yang bersangkutan, beserta resiko yang mungkin akan dihadapinya. Untuk itu,
tindakan medis yang ditentukan oleh dokter harus dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan standar profesinya.
11
2.1.3 Informasi Informed consent
Dalam Permenkes No.585MENKESPERIX1989 menyatakan bahwa dokter harus menyampaikan informasi atau penjelasan kepada pasienkeluarga
diminta atau tidak diminta oleh pasien. Informasi harus diberikan sebelum dilakukannya suatu tindakan operasi atau yang bersifat invasif, baik berupa prosedur
diagnostik maupun terapeutik.
2,9
Menurut Guwandi 2004, informasi yang harus diberikan sebelum dilakukan tindakan operasi oleh dokter kepada pasien atau keluarga mencakup:
a Penjelasan lengkap mengenai prosedur yang akan dilakukan dalam tindakan
medis b
Gambaran manfaat tindakan medis yang akan dilakukan c
Penjelasan tentang resiko yang dapat terjadi pada tindakan medis tersebut d
Tindakan medis lain apa yang dapat dilakukan e
Akibatnya jika tindakan medis tersebut tidak dilakukan
2,4,11,14,15
Informasi yang harus diberikan oleh dokter dengan lengkap kepada pasien menurut UU Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, Pasal 45, ayat 3
sekurang-kurangnya mencakup: a
Diagnosis dan tata cara tindakan medis; b
Tujuan tindakan medis yang dilakukan; c
Alternatif tindakan lain dan risikonya; d
Risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi; e
Prognosis kemungkinan hasil perawatan terhadap tindakan yang dilakukan.
16
Universitas Sumatera Utara
2.1.4 Bentuk Informed consent