BAB II ANALISA KARAKTERISTIK KECELAKAAN ANGKUTAN LAUT
A. Jenis-Jenis Kecelakaan Angkutan Laut
Berbicara mengenai angkutan laut, erat kaitannya dengan kapal yang menjadi salah satu alat transportasi yang digemari masyarakat Indonesia. Sudah
menjadi pihak penyedia kapal atau penyedia angkutan laut untuk merawat kapal,menjaga kenyaman dan keamanan kapal. Baik sebelum berlayar, sedang
berlayar, ataupun sesudah berlayar.Itu dikarenakan angkutan lautlah yang memiliki resiko kecelakaan yang cukup tinggi.Baik penumpang maupun awak
kapal bisa terancam nyawanya apabila kapal tersebut tidak layak jalan. Berbicara mengenai kecelakaan erat kaitannya dengan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja, atau yang sering disebut dengan K3. Prinsip K3 tersebut dibuat dengan maksud untuk memberikan jaminan ataupun perlindungan pada setiap
pekerja yang melakukan pekerjaan. Prinsip K3 tersebut juga dibuat dengan berbagai macam tujuan, antara lain :
25
• Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja
baik secara fisik, sosial, maupun psikologis. •
Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya, seefektif mungkin.
• Agar semua hasil produksi di pelihara keamananya.
• Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi
pegawai.
25
Mangkunegara Anwar Prabu. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. PT Remaja Rosdakarya:Bandung. 2013. Hal. 162
Universitas Sumatera Utara
• Agar meningkat kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi kerja.
• Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh
lingkungan atau konsisi kerja. •
Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja. Sesuai dengan tujuan yang dibuatnya prisnsip keselamatan dan kesehatan
kerja tersebut, maka dapat di tarik kesimpulan bahwa, agar terjadi peningkatan pekerjaan ditinjau dari hasil kerjanya, serta agar membuat para pekerja merasa
terlindungi pada saat melakukan pekerjaan, dan agar setiap pekerjaan yang dilakukan terhindar dari segala macam kecelakaan.
Untuk menghindari kecelakaan juga, perusahaan dalam mengawasi pekerjanya harus memperhatikan beberapa hal, agar terhindar dari segala kecelakaan :
• Harus memeriksa apakah calon pegawai ataupun pekerja dalam keadaan
sehat atau tidak. Artinya dari mulai alat indera, stamina, emosi, motivasi harus diperhatikan.
• Pemakaian peralatan kerja harus digunakan secara benar.
• Keadaan lingkungan kerja harus memungkinkan, artinya lingkungan kerja
harus terhindar dari segala bahaya yang dapat mengancam keselamatan kerja.
Masih banyak lagi hal-hal yang harus diperhatikan untuk menghindari terjadinya kecelakaan. Terkadang semua aturan mengenai keselamatan kerja tetap
dilakukan, tetapi masih saja kecelakaan dapat terjadi. Itulah sebabnya semua aspek yang berkaitan dengan keselamatan kerja harus diperhatikan dengan baik.
Universitas Sumatera Utara
Kecelakaan dapat terjadi dimana saja, kapan saja, dan menimpa siapa saja.Maka dari itu sudah menjadi tanggung jawab bersama untuk menjaga
kenyaman dan keselamatan pada saat berlayar. Awak kapal maupun pihak yang menyediakan angkutan laut tersebut harus memperhatikan kelayakan kapal,
apakah kapal tersebut dalam keadaan layak atau tidak untuk berlayar, juga memeriksa kelengkapan dan perlengkapan dalam menunjang keselamatan pada
saat berlayar apakah semua sudah memenuhi standard operasional apa belum.Sedangkan para penumpang wajib menjaga perlengkapan dan kelengkapan
keselamatan didalam kapal agar tidak rusak ataupun dicuri, serta para penumpang wajib mengikuti semua peraturan yang telah dibuat oleh penyedia jasa angkutan
laut, selama berlayar. Kecelakaan dalam pelayaran harus menjadi tanggung jawab seluruh pihak
yang terkait dalam praktek pelayaran.Salah satu pihak yang turut bertanggung jawab dalam kecelakaan yangvterjadi pada suatu kapal adalah Nahkoda
ataupunawak kapal dari kapal tersebut. Dalam KUHD disebutkan dalam pasal 341 bahwa Nahkoda adalah pemimpin kapal. Sehingga sebagai pemimpin kapal,
diharapkan Nahkoda dapat memenuhi pertanggung jawabannya seperti yang diisyaratkan oleh Undang-Undang.
26
Kecelakaan yang terjadi pada saat berlayar ada berbagai macam jenis dan faktor penyebabnya. Berikut akan dijelaskan terlebih dahulu Jenis-Jenis
Kecelakaan, yaitu :
26
Andrea Nathaly Sitompul, “Pertanggungjawaban Nahkoda dan Pengangkut Terhadap Kecelakaan Kapal Tinjauan KEPUTUSAN Mahkamah Pelayaran No.973051XIIMP-8”,
Skripsi Sarjana Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Jakarta: 2010, hlm. 6-8
Universitas Sumatera Utara
1. Tenggelam
Menurut beberapa literatur secara garis besar yang disebut dengan tenggelam adalah kematian yang disebabkan mati lemas kekurangan napas ketika cairan
menghalangi kemampuan tubuh untuk menyerap oksigen dari udara hingga menyebabkan asfiksia.
27
Tetapi dalam pembahasan ini bukanlah tenggelam yang di terangkan diatas, melainkan tenggelam yang dialami oleh sebuah kapal ataupun angkutan laut yang
kadang kala terjadi dalam sebuah pelayaran. Yang dimaksudkan dengan tenggelam disini ialah peristiwa masuknya badan kapal sebagian atau seluruhnya
yang mengakibatkan sebuah kapal tidak dapat lagi berlayar atau beroperasi.Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang dimaksud
dengan tenggelam ialah masuk terbenam didalam air.
28
a. Faktor Cuaca
Peristiwa tenggelamnya sebuah kapal dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :
Dalam sebuah pelayaran yang dilakukan oleh sebuah kapal, cuaca sangat berpengaruh dalam kelancaran dan keamanan kegiatan pelayaran tersebut. Sering
kali cuaca yang tidak mendukung menyebabkan terhambatnya ataupun mengganggu kegiatan pelayaran. Bahkan jika sebuah kapal melakukan pelayaran
ditengah cuaca yang sedang buruk, akan menyebabkan kecelakaan.
27
https:id.wikipedia.orgwikiTenggelam
28
kbbi.web.idtenggelam
Universitas Sumatera Utara
Seperti yang dialami oleh Pelayaran yang dilakukan pada tanggal 14-15 April 1912 dilautan Atlantis, sebuah kapal yangbernama Titanic tenggelam yang
disebabkan oleh cuaca yang sangat buruk.
29
Selain peristiwa yang terjadi di Samudera Atlantis, peristiwa tenggelamnya sebuah kapal yang disebabkan oelh faktor cuaca juga terjadi di
Indonesia. Yakni peristiwa yang terjadi di Denpasar pada perairan Jungut Batu, Nusa Lembongan, Klungkung Bali. Sebuah kapal yang berkapasitas 40 orang itu
tenggelam yang disebabkan oleh cuaca yang buruk, dan memaksa gelombang tinggi untuk menghantam kapal tersebut.
Pada saat itu Titanic berlayar dalam kondisi cuaca yang sedang berkabut sehingga mengganggu pandangan dari sang Nahkoda kapal, pada saat yang
bersamaan iklim pada saat itu sedang mempertemukan Labrador Current dan the Gulf Stream
atau pertemuan dua air dingin dan hangat yang menyebabkan arus yang sangat deras, serta pada saat pelayaran tersebut sedang mengalami musim
dingin yang menyebabkan terbentuknya lapisan-lapisan es di Samudera Atlantis tersebut.
30
Masih banyak lagi kejadian-kejadian tenggelamnya sebuah kapal yang disebabkan oleh cuaca buruk yang terjadi di Indonesia maupun di luar Indonesia.
Pada intinya sebelum melakukan pelayaran seorang Nahkoda wajib memeriksa informasi kondisi cuaca maupun iklim yang terjadi pada jalur pelayaran.
Informasi mengenai cuaca dan iklim dapat diterima Nahkoda kapal dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. Dan memang Perusahaan Angkutan Laut
29
https:bunkimliong.blogspot.co.id201208penyebab-penyebab-tenggelamnya- kapal.html
30
http:sp.beritasatu.comnasionalfaktor-cuaca-penyebab-perahu-tenggelam11531
Universitas Sumatera Utara
harus mengadakan ikatan dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika BMKG demi menunjang kelancaran dan kenyamanan pada saat kegiatan
pelayaran. b.
Human Error Bagi sebuah kapal laut terutama sekali apabila sedang dalam pelayaran
menyebrangi lautan, peranan dan keberadaan seorang nahkoda sebagai pejabat tertinggi yang memimpin dan bertanggung jawab atas keselamatan kapal dan
segala sesuatu yang berada didalamnya, mempunyai arti yang sangat penting.
31
Juga, setiap pengadaan, pembangunan, dan pengerjaan kapal, termasuk perlengkapannya, serta pengoperasian kapal di Indonesia harus memenuhi
persyaratan keselamatan kapal.
32
Maka dari itu Nahkoda danatau anak buah kapal harus memberitahukan kepada pejabat Pemeriksa Keselamatan Kapal apabila mengetahui bahwa kondisi
kapal atau bagian dari kapalnya dinilai tidak memenuhi persyaratan keselamatan kapal.
33
Terlebih anak buah kapal harus mematuhi juga menaati nahkoda secara cepat dan cermat. Terkadang anak buah kapal mengabaikan perintah yang
diberikan oleh Nahkoda kapal untuk memeriksa perlengkapan serta kelengkapan untuk menunjang kelancaran pelayaran. Serta para anak buah dari kapal tersebut
sering kali mengambil jalan keluar yang tidak di kordinasikan terlebih dahulu dengan Nahkoda mengenai keadaan mesin yang rusak atau kapal yang tidak layak
31
Santosa Djohari. Pokok-Pokok Hukum Perkapalan. Yogyakarta: UII Press,2004. Hal.51
32
Muhammad Abdulkadir. Hukum Pengangkutan Niaga. Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2013. Hal. 104
33
Ibid ., Hal.105
Universitas Sumatera Utara
untuk berlayar. Peristiwa seperti itulah yang banyak menyebabkan tenggelamnya kapal yang disebabkan oleh keadaan kapal yang kurang layak untuk melakukan
pelayaran, akibat kelalaian dari anak buah kapal ataupun Nahkoda kapal. Adapun yang menyebabkan sebuah kapal dapat tenggelam akibat sang
Nahkoda kapal menghiraukan kapasitas penumpang dan barang pada kapalnya tersebut. Akibatnya kapal tidak dapat menahan kapasitas yang berada didalamnya.
Seperti yang dialami oleh Kapal Mitra Abadi yang pada saat itu berada di Pelabuhan Jambrud Timur, Tanjung Perak Surabaya. Kapal yang akan berlayar
dengan tujuan Donggala Sulawesi Tengah harus tenggelam sebelum berlayar akibat kelebihan muatan atau Over Capacity. Kapal tersebut memuat berbagai
barang campuran makanan dan minuman, dan bahan-bahan kebutuhan lainnya yang melebihi kapasitas, yang mengakibatkan kapal tersebut tenggelam.
34
c. Terbakar
Kecelakaan yang selanjutnya yaitu kebakaran yang di alami oleh sebuah kapal. Kecelakaan ini jarang terjadi pada saat pelayaran, lebih sering kecelakaan ini
terjadi pada saat sebuah kapal sedang bersandar di pelabuhan. Kebakaran pada sebuah kapal dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :
1. Korseleting listrik yang terjadi pada komponen-komponen mesin yang
berguna untuk menjalankan motor kapal tersebut. 2.
Sabotase yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu, dengan tujuan tertentu,
34
http:photo.sindonews.comview4705kapal-mitra-abadi-tenggelam-akibat-kelebihan- muatan
Universitas Sumatera Utara
3. Kondisi kelistrikan kapal yang tidak layak lagi untuk digunakan, yang
mengakibatkan terjadinya arus pendek, 4.
Tabrakan kapal yang dapat mengeluarkan bahan bakar kapal tersebut keluar,dan mungkin saja dapat mengakibatkan kebakaran kapal,
5. Lubang buang scuppers tidak dimatikan pada waktu bongkarmuat
dan bahan nya yang mudah terbakar. d.
Tubrukan Kejadian tubrukan kapal sering kali terjadi pada saat pelayaran, tubrukan
yang terjadi oleh sebuah kapal dapat terjadi antara kapal dengan kapal dan kapal dengan benda keras yang dapat membahayakan kegiatan pelayaran.
Ada beberapa pengertian mengenai Tubrukan kapal, suatu tubrukan kapal dapat diartikan sebagai suatu bencana laut yang menjadi sumber dari kerugian-kerugian
yang timbul pada salah satu pihak atau kedua belah pihak. Dan akibat-akibat hukum yang timbul dari peristiwa tubrukan kapal itu harus diatur dalam Undang-
Undang. Untuk itulah bab VI, buku kedua KUHD dibuat.
35
1. Apabila sebuah kapal, sebagai akibat dari caranya berlayar atau karena
tidak memenuhi suatu ketentuan Undang-Undang, sehingga
menimbulkan kerugian pada kapal lain, barang-barang atau orang yang ada di kapal tersebut, maka peristiwa tersebut termasuk dalam
pengertian tubrukan kapal pasal 544. Disini tidak terjadi tabrakan Pengertian yang lain mengenai tubrukan kapal juga terdapat dalam pasal
544 dan 544-a, yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
35
Purwosutjipto, H.M.N,. Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia:Hukum Pelayaran Laut dan Perairan Darat
. Jakarta: Djambatan. 1985. Hal. 274
Universitas Sumatera Utara
atau singgungan antara kapal yang satu dengan lainnya, meskipun begitu peristiwa ini dimasukkan dalam pengertian tubrukan kapal.
2. Jika sebuah kapal menabrak benda lain yang bukan kapal, baik yang
berupa benda tetap maupun bergerak, misalnya: pangkalan laut atau dermaga, lentera laut, rambu-rambu laut baken dan lain-lain, maka
peristiwa tabrakan antara kapal dengan benda lain yang bukan kapal tersebut dapat disebut tabrakan kapal pasal 544-a.
36
Tubrukan yang terjadi antara kapal dengan kapal, biasanya disebabkan oleh perubahan haluan yang dilakukan oleh sebuah kapal yang mengakibatkan
terambilnya jalur pelayaran kapal yang lainnya. Dan biasanya kejadian tubrukan kapal terjadi dikarenakan kurangnya komunikasi yang dilakukan antar nahkoda
kapal, sehingga terjadi tubrukan kapal. Nahkoda kapal juga harus memperhatikan beberapa peraturan agar tidak
terjadi tubrukan kapal, yaitu Nahkoda kapal harus memperhatikan ruang gerak dilaut yang cukup. Ruang gerak terhadap kapal yang luas sangat memungkinkan
sebuah kapal merubah haluannya dengan tujuan untuk menghindari bahaya ataupun halangan yang berada didepannya. Jika ruang gerak dari kapal tersebut
terbatas, sebuah kapal tidaklah mungkin untuk merubah arah haluannya, karena akan mengganggu jalur pelayaran kapal lain ataupun menabrak se.suatu benda
yang dapat menimbulkan kecelakaan. Nahkoda pada sebuah kapal juga harus memperhatikan kecepatan kapalnya, nahkoda harus menjaga kecepatan kapal
selama pelayaran Jika Nahkoda tidak memerhatikan kecepatan kapal tersebut
36
Ibid . Hal. 275
Universitas Sumatera Utara
apalagi menambah kecepatan kapal tersebut, memungkinkan kapal tersebut akan mengalami tubrukan dengan kapal yang berada didepannya ataupun dengan kapal
yang lainnya dengan jalur yang berbeda.
37
Ataupun kejadian tubrukan kapal terjadi karena penyalahgunaan kekuasaan oleh Nahkoda. Sang Nahkoda dengan sengaja tidak memperhatikan
peraturan-peraturan dalam mengemudikan kapal. Padahal, Undang-Undang telah memberikan kekuasaan begitu besar kepada seorang Nahkoda, namun demikian
Undang-Undang juga memberikan acaman pidana dan denda keperdataan serta tindakan disipliner terhadap nahkoda, apabila Nahkoda tersebut menyalahgunakan
kekuasaannya. Bagi Nahkoda yang bertindak buruk terhadap kapal yang dikemudikannya dengan putusan Mahkamah Pelayaran Indonesia, wewenang dari
Nahkoda tersebut untuk mengemudikan kapal dicabut selama jangka waktu maksimal 2 dua tahun.
38
e. Kandas
Sedangkan tubrukan kapal yang terjadi karena kapal menabrak benda- benda tertentu seperti pegunungan es, yang terjadi pada kapal Titanic, itu
disebabkan oleh faktor cuaca yang sangat buruk.
Kapal yang mengalami kandas biasanya disebabkan oleh nahkoda kapal yang terlalu memaksakan melewati perairan dengan keadaan air yang sedang
surut. Seperti yang terjadi pada KM Titian Nusantara yang mengalami kandas di Muara
Jungkat. Sang Nahkoda dari KM Titian Nusantara memkasakan kapalnya untuk
37
http:arieflaksmono.comperaturan20pencegahan20tubrukan20di20laut.php
38
Santosa Djohari, op.cit. Hal.57
Universitas Sumatera Utara
keluar dari Pelabuhan Dwikora Pontianak melewati Muara Jungkat yang keadaan air pada saat itu sedang surut. Akibatnya KM Titian Nusantara mengalami
kandas.
39
B. Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Kecelakaan Pada Angkutan Laut