Jenis-Jenis Santunan Pada Angkutan Laut

BAB III SANTUNAN PADA PENGANGKUTAN LAUT

A. Jenis-Jenis Santunan Pada Angkutan Laut

Berbicara mengenai santunan yang ada pengangkutan laut erat kaitannya dengan asuransi yang terdapat pada pengangkutan laut. Sebab, santunan adalah sebagian bentuk dari asuransi. Asuransi dalam bahasa Belanda disebutverzekeringyang berartipertanggunganatau asuransidan dalam bahasa Inggris disebut Insurance. 59 Ada 2 dua pihak yang terlibat dalam Asuransi , yaitu pihak penanggung sebagai pihak yang sanggup menjamin serta menanggung pihak lain yang akan mendapat suatu penggantian kerugian yang mungkin akan dideritanya sebagai suatu akibat dari suatu peristiwa yang belum tentu terjadi dan pihak tertanggung akan menerima ganti kerugian, yang mana pihak tertanggung diwajibkan membayar sejumlah uang kepada pihak penanggung. 60 Subekti, dalam bukunya memberikan definisi mengenai asuransi yaitu, Asuransi atau pertanggungansebagai suatu perjanjian yang termasuk dalam golongan perjanjian untung -untungankansovereenkomst.Suatu perjanjian untung-untungan ialah suatu perjanjian yang dengan sengaja digantungkan pada 59 J.C.T.Simorangkir,Rudy Erwin,J.T Prasetyo. Kamus Hukum. Sinar Grafika. Jakarta: 2009. hal. 182 60 Subekti.Pokok-Pokok Hukum Perdata. PT Intermasa. Jakarta: 200. Hal. 217-218. Universitas Sumatera Utara suatu kejadian yangbelum tentu terjadi, kejadian mana akan menentukan untung- ruginya salah satu pihak. 61 Sedangkan menurut Muhammad Muslehuddin, istilah asuransi menurut pengertian riilnya adalah iuran bersama untuk meringankan beban individu kalau- kalau beban tersebut menghancurkannya. 62 Selanjutnya menurutketentuan Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Perasuransian, yang dimaksud dengan asuransi atau Asuransi itu sendiri diatur di dalam KUHD di dalam buku I Bab IX tentang asuransi atau pertanggungan pada umumnya, Bab X mengenai beberapa jenis asuransi antara lain tentang asuransi terhadap bahaya kebakaran, terhadap bahaya yang mengancam hasil-hasil pertanian yang belum dipaneni dan tentang asuransi jiwa pada buku II Bab IX, tentang asuransi terhadap bahaya laut dan bahaya pembudakan, dan Bab X tentang pertanggungan terhadap bahaya dalam pengangkutan di daratan, di sungai dan perairan darat. Dasar hukum perjanjian asuransi juga diatur dalam Pasal 1774 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata KUH Perdata, di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata pada Pasal 1774 di jelaskan bahwa, Suatu persetujuan untung- untungan ialah suatu perbuataan yang hasilnya, yaitu mengenai untung-ruginya, baik bagi semua pihak maupun bagi sementara pihak, tergantung pada suatu kejadian yang belum pasti.yaitu persetujuan pertanggungan, bunga cagak hidup, perjudian dan pertaruhan. 61 Ibid. 62 Muhammad Muslehuddin. Menggugat Asuransi Modern. Jakarta: PT Lentera Basritama:1999. hal. 3 Universitas Sumatera Utara pertanggungan adalah: “perjaniian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan. Berdasarkan definisi tersebut dapat diuraikan unsur-unsur asuransi atau pertanggungan yaitu sebagai berikut : 63 1. Pihak-Pihak Subjek asuransi adalah pihak-pihak dalam asuransi, yaitu penanggung dan tertanggung yang mengadakan perjanjian asuransi, penanggung dan tertanggung adalah pendukung kewajiban dan hak. Penanggung wajib memikul risiko yang dialihkan kepadanya dan berhak memperoleh pembayaran premi, sedangka n tertanggu ng wajib membayar premi dan berhak memperoleh penggantian jika timbul kerugian atas harta miliknya yang diasuransikan. 2. Status Pihak-Pihak Penanggung harus berstatus sebagai perusahaan badan hukum, dapat berbentuk Perseroan Terbatas PT, Perusahaan Perseroan Persero ataukoperasi. Sedangkan tertanggung dapat berstatus sebagai perseorangan, persekutuan atau 63 Abdulkadir Muhammad. Hukum Asuransi Indonesia. PT Citra Aditya Bhakti. Bandung:2004. Hal. 8 Universitas Sumatera Utara badan hukum dan harus pihak yang berkepentingan atas obyek yang diasuransikan. 3. Obyek Asuransi Objekasuransi dapat berupa benda, hak atau kepentingan yang melekat kepada benda dan sejumlah uang yang disebut premi atau ganti kerugian. Melalui objek asuransi tersebut ada tujuan yang ingin dicapai oleh pihak-pihak. Penanggung bertujuan memperoleh pembayaran sejumlah premi sebagai imbalan pengalihan risiko, sedangkan tertanggung bertujuan bebas dari risiko dan memperoleh penggantian jika timbul kerugian atas harta miliknya. 4. Peristiwa Asuransi Peristiwa asuransi adalah merupakan perbuatan hukum legal act berupa persetujuan atau kesepakatan bebas antara penanggung dengan tertangggung mengenai objek asuransi, perisiwa tidak pasti evenement yang mengancam obyek asuransi, dan syarat-syarat yang berlaku dalam asuransi. Persetujuan atau kesepakatan bebas tersebut dibuat dalam bentuk tertulis berupa akta yang disebut polis, polis ini merupakan satu-satunya alat bukti yang dipakai untuk membuktikan telah terjadi asuransi. 5. Hubungan Asuransi Hubungan asuransi yang terjadi antara penanggung dengan tertanggungadalah keterikatan legally bound yang timbul karena adanya persetujuan atau kesepakatan bebas untuk memenuhi hak dan kewajibannya masing-masing, apabila terjadi evenemen yang menimbulkan kerugian atas benda asuransi, penanggung wajib membayar ganti kerugian sesuai dengan polis Universitas Sumatera Utara asuransi, sedangkan apabila tidak terjadi evenemen premi yang sudah dibayar oleh tertanggung tetap menjadi milik penanggung. Dalam pengertian yang terdapat dalam Pasal 246 Kitab Undang- UndangHukum DagangKUHD, dapat di simpulkan adanya 3 tiga unsurpenting dalam Asuransi, yaitu: 64 1. Pihak tertanggung atau dalam bahasa Belanda disebut verzekerde mengikatkan kepada pihak penanggung atau dalam bahasa Belandadisebut verzekeraar 2. Pihak penanggung mempunyai kewajiban untuk membayar sejumlah uang kepada pihak tertanggung, karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan. 3. Suatu kejadian atau peristiwa yang tidak tentu jelas akan terjadi. 4. Ada 2 dua pihak yang terlibat di dalam perjanjian asuransi, yaitu: 65 5. Penanggung atau verzekeraar, asuradur, penjamin; ialah mereka yang dengan mendapat premi, berjanji akan mengganti kerugian atau membayar sejumlah uang yang telah disetujui, jika terjadi peristiwa yang tidak dapat diduga sebelumnya, yang mengakibatkan kerugian bagi tertanggung. Jadi penanggung adalah sebagai subjek yang berhadapan dengan lawan dari; tertanggung. Dan yang biasanya menjadi penanggung adalah suatu badan usaha yang memperhitungkan untung rugi dalam tindakan-tindakannya. 64 Pasal 246 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang 65 Mashudi, Moch.Chaidir Ali. Hukum Asuransi. Mandar Maju. Bandung:1995. hal. 8. Universitas Sumatera Utara 6. Tertanggung atau terjamin,verzekerde, insured, adalah manusia dan badan hukum, sebagai pihak yang berhak dan berkewajiban, dalam perjanjiaan asuransi, dengan membanyar premi.Tertanggung inidapat dirinya sendiri ; seorang ketiga; dan dengan perantaraan seorang makelar. Dari penjelasan umum tentang asuransi, dapat ditarik kesimpulan bahwa peristiwa asuransi adalah suatu peristiwa yang menyangkut dua pihak, yaitu antara tertanggung dan penanggung atas suatu kejadian. Mengenai asuransi yang terdapat pada angkutan laut, ada berbagai macam bentuknya : • Hull Machinery Insurance, hanya berhubungan dengan kapal, mesin dan semua perlengkapan kapal. Juga menjamin tanggung-jawab terhadap pihak ketiga tubrukan. Umumnya yang dijamin adalah terhadap kerugian total loss, partial loss, kontribusi general average dan salvage. • Disbursement Insurance Increased Value Insurance, pemilik kapal menutup asuransi untuk kerugian akibat total loss dimana telah terjadi perubahan-perubahan harga kapal di pasaran dunia dan biasanya dinyatakan dengan suatu persentase . • Freight Insurance, untuk melindungi pemilik kapal atas kehilangan penghasilan freight akibat kerusakan. Universitas Sumatera Utara • Protection and Indemnity, menjamin kerugian yang tidak dijamin oleh pihak asuransi underwrite dan diberikan berdasarkan prinsip perlindungan. 66 Dalam asuransi laut, yang mengenai auransi untuk melindungi korban kecelakaan atau kecelakaan orang terdapat pada Protection and Indemnity. Pada jenis asuransi tersebut para pihak ataupun korban kecelakaan kapal wajib mendapatkan asuransi dari terjadinya kecelakaan kapal tertentu. Sumber asuransi tersebut berasal dari tiket yang sudah diterima oleh para penumpang. Masalah asuransi laut diatur dalam bab XI buku II Wetboek Van Koophander Kitab Undang-Undang Hukum Dagang dan disebut sebagai jaminan terhadap bahaya laut atau bahaya yang timbul akibat terbudakan. Hal ini belakangan dimasukkan kedalam Undang-Undang karena sejak dahulu sudah biasa timbul dilaut sebagai akibat adanya pembajakan. Adapun yang diatur dalam bab IX buku II Kitab Undang-Undang Hukum Dagang bukan hanya masalah asuransi terhadap bahaya yang timbul dilaut, melainkan juga asuransi yang timbul disungai-sungai dan didarat. Dengan perkataan lain yang dijamin adalah juga bahaya yang tibul disungai dan didarat sebagai satu peristiwa yang bersambung. Jadi asuransi laut itu meliputi jaminan bahaya dalam soal pengangkutan sebagai keseluruhan. 67 Tetapi selain adanya asuransi, para korban kecelakaan kapal juga mendapatkan bantun yang biasa disebut dengan santunan. Yang dimaksud dengan santunan itu sendiri adalah sebagai uang pengganti kerugian yang diberikan 66 http:ikarnedi.blogspot.co.id201211asuransi-laut.html diakses pada tanggal 8 Desember 2016 pukul 06.23 67 Sardjono Sapto, Hukum Dagang Laut Bagi Indonesia, Simplex;Jakarta, 1985, Hal. 121 Universitas Sumatera Utara kepada korban ataupun keluarga korban yang disebabkan oleh kecelakaan, kematian, dan sebagainya. Di Indonesia sudah dibuat peraturan yang mengatur tentang pemberian santunan itu sendiri. Dan besaran uang santunan tersebut sudah dimuat dalam peraturan tersebut.Peraturan Mentri Keuangan RI No.3637PMK.0102008 Tanggal 26 Februari 2008 mengatur tentang besaran uang santunan yang diberikan pada korban ataupun keluarga korban. Adapun besaran uang santunan berdasarkan Peraturan Mentri Keuangan RI No.3637PMK.0102008 Tanggal 26 Februari 2008, adalah sebagai berikut: 68 M enurut data tersebut sudah jelas besaran uang yang akan diterima pihak korban maupun keluarga korban. Tetapi besaran uang santunan ataupun asuransi yang akan diberikan oleh pihak kapal tidak tercantum didalam tiket perjalanan. Tiket perjalanan hanyalah simbol ataupun persyaratan untuk mendapatkan asuransi atau 68 https:jasaraharja.co.idlayananjumlah-santunan diakses pada tanggal 8 Desember 2016 pukul 06.56 JENIS SANTUNAN JENIS ALAT ANGKUTAN DARAT, LAUT RP. UDARA RP. Meninggal Dunia Rp 25.000.000,- Rp 50.000.000,- Cacat Tetap Maksimal Rp 25.000.000,- Rp 50.000.000,- Perawatan Maksimal Rp 10.000.000,- Rp 25.000.000,- Penggantian Biaya Penguburan Tidak mempunyai ahli waris Rp 2.000.000,- Rp 2.000.000,- Universitas Sumatera Utara santunan tersebut, karena tiket tersebut adalah termasuk perjanjian yang dibuat oleh penyedia kapal dengan penumpang. Tetapi hak santunan memiliki tenggang waktu kadaluarsa, dan ahli waris yang berhak menerima pun sudah dijelaskan pada peraturan tersebut, adapun penjelasannya adalah sebagai berikut: 69 Mengenai santunan juga diatur didalam UU No 33 Tahun 1964 Jo PP No 17 Tahun 1965 tentang Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang Umum menjelaskan korban yang berhak atas santunan adalah setiap penumpang 69 https:jasaraharja.co.idlayananprosedur-pengajuan diakses pada tanggal 8 Desember 2016 pukul 07.13. AHLI WARIS KADALUARSA Santunan diberikan kepada ahli waris dengan prioritas skala sebagai berikut: 1. Janda Duda yang sah 2. Anak - Anaknya yang sah 3. Orang Tuanya yang sah 4. Apalbila tidak ada ahli waris, maka diberikan penggantianbiaya penguburan kepada yang menyelenggarakan. Hak Santunan menjadi gugur kadaluarsa jika: 1. Permintaan diajukan dalam waktu lebih dari 6 bulan setelah terjadinya kecelakaan. 2. Tidak dilakukan penagihan dalam waktu 3 bulan setelah hal dimaksud disetujui oleh Jasa Raharja Universitas Sumatera Utara sah dari alat angkutan penumpang umum yang mengalami kecelakaan diri, yang diakibatkan oleh penggunaan alat angkutan umum, selama penumpang yang bersangkutan berada dalam angkutan tersebut, yaitu saat naik dari tempat pemberangkatan sampai turun di tempat tujuan. Bagi penumpang kendaraan bermotor umum bus yang berada di dalam tenggelamnya kapal ferry, maka kepada penumpang bus yang menjadi korban diberikan santunan ganda.Sedangkan bagi korban yang jasadnya tidak diketemukan danatau hilang, penyelesaian santunan didasarkan kepada Putusan Pengadilan Negeri.

B. Alasan Pemberian Santunan Pada Pengangkutan Laut