Tahap Pelaksanaan Penelitian Kuantitatif Tahap Pelaksanaan Penelitian Kualitatif

kemudian peneliti memberikan penjelasan terlebih dahulu pada asisten terkait penjelasan pelaksanaan penelitian dan pengisian kuesioner. Selanjutnya, peneliti meminta persetujuan responden dengan memberikan surat persetujuan informed consent pada masing-masing responden melalui email. Peneliti selanjutnya mengecek kuesioner online yang telah diisi oleh responden dan dikirim kembali kepada peneliti. Setelah itu, peneliti melakukan rekap data untuk melihat tingkat SDL masing-masing angkatan.

b. Tahap Pelaksanaan Penelitian Kualitatif

Tahap pertama pada penelitian kualitatif, peneliti memilih responden dari masing-masing angkatan untuk dilakukan wawancara sebanyak 2 kali pada 12 partisipan setelah mengetahui hasil kuesioner yang dibagikan dengan melakukan kontrak waktu pada hari berikutnya.

3. Tahap terminasi

Setelah selesai melakukan penelitian, peneliti memberikan reinforcement positif terhadap responden yang telah berpartisipasi dalam penelitian.

H. Validitas dan Reliabilitas

1. Validitas dan Reliabilitas Penelitian Kuantitatif

a. Uji Validitas

Menurut Notoatmodjo 2012, validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar- benar mengukur apa yang diukur. Untuk mengetahui apakah kuesioner mampu mengukur apa yang hendak diukur, maka perlu dilakukan uji validitas dengan menggunakan rumus product moment dari Pearson sebagai berikut : √ Keterangan : r xy = Koefisien antara variable X dan variable Y n = Banyaknya siswa X = Skor butir soal Y = Skor total Uji validitas instrumen dilakukan untuk membandingkan hasil perhitungan r xy dengan r tabel pada taraf signifikansi 5 dengan terlebih dahulu menetapkan degrees of freedom atau derajat kebebasan yaitu dk = n-2. Soal dikatakan valid jika nilai r hitung ≥ r tabel , sebaliknya soal dikatakan tidak valid jika r hitung ≤ r tabel . Uji validitas dalam penelitian ini terdiri dari dua tahap. Tahap yang pertama dilakukan uji keterbacaan terlebih dahulu pada 4 orang mahasiswa yang tidak termasuk dalam populasi untuk memastikan tingkat pemahaman mahasiswa terhadap isi kuesioner. Tahap yang kedua dilakukan construct validity pada 30 mahasiswa di Program Studi Ilmu Keperawatan

Dokumen yang terkait

Perbedaan Self regulated learning Pada Mahasiswa Bersuku Batak Toba yang Merantau dan non Merantau di Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara (USU)

4 94 78

Persepsi Mahasiswa FK USU terhadap Kesiapan Menghadapi Self Directed Learning dengan Menggunakan Guglielmino’s SDLR Scale dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya

2 41 74

HUBUNGAN METODE PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN SELF DIRECTED LEARNING (SDL) PADA MAHASISWA (Studi pada Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang)

6 19 21

Gambaran Kesiapan Self Directed Learning Lulusan Studi Program Dokter UIN Syarif Hidayatulah Dan Faktor– Faktor Yang Berhubungan

0 6 56

Manajemen Waktu Belajar Mahasiswa Keperawatan dalam Melaksanakan Metode Problem Based Learning (PBL) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

10 58 116

Gambaran Kesiapan Self Directed Learning Pada Mahasiswa Tahap Pendidikan Klinik UIN Syarif Hidayatulah Dan Faktor– Faktor Yang Berhubungan

0 7 66

PENGEMBANGAN EXTENDED-CAL UNTUK MENUMBUHKAN SELF DIRECTED LEARNING PADA PROBLEM BASED LEARNING DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UMY

0 3 38

PENGARUH METODE PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF MAHASISWA PRODI SI KEPERAWATAN STIKES BANYUWANGI

6 22 204

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN SELF DIRECTED LEARNING MAHASISWA.

0 0 8

PERBEDAAN SELF DIRECTED LEARNING MAHASISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN LECTURE DAN PROBLEM BASED LEARNING

0 0 8