Pada tabel 12 terlihat bahwa nilai mean penerimaan diri pada subjek penelitian yang memiliki status pernikahan menikah 208 dan nilai mean subjek
penelitian yang memiliki status pernikahan belum menikah 200. Nilai mean penerimaan diri berdasarkan status pernikahan subjek penelitian, menikah dan
belum menikah bila dibandingkan dengan nilai skor penerimaan diri pada tabel 10 tergolong pada kategori sedang.
C.3 Gambaran Penerimaan Diri Berdasarkan Pendidikan Subjek Tabel 13. Gambaran Penerimaan Diri Berdasarkan Pendidikan
Subjek Pendidikan
Min Maks
N Mean
SD SD
170 214
4 192
64 SMP
171 215
12 193
64,3 SMA
161 235
40 198
66 Sarjana
215 229
44 222
74 Pada tabel 13 terlihat bahwa nilai mean penerimaan diri pada subjek
penelitian dengan tingkat pendidikan SD 192, nilai mean subjek penelitian dengan tingkat pendidikan SMP 193, nilai mean subjek penelitian dengan
tingkat pendidikan SMA 198 dan nilai mean subjek penelitian dengan tingkat pendidikan S1 222. Nilai mean penerimaan diri berdasarkan tingkat
pendidikan subjek penelitian, SD, SMP, SMA dan Sarjana bila dibandingkan dengan nilai skor penerimaan diri pada tabel 10 tergolong pada kategori
sedang.
D. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa mean empirik pada dewasa madya penderita gagal ginjal terminal lebih tinggi di bandingkan dengan mean
Universitas Sumatera Utara
hipotetiknya, yang berarti bahwa kenyataan di lapangan penerimaan diri pada dewasa madya penderita gagal ginjal terminal adalah tinggi. Berdasarkan
kategorisasi skor penerimaan diri menggambarkan sebanyak 71 orang 71 subjek memiliki penerimaan diri yang cukup baik. Penerimaan diri subjek
penelitian yang masuk dalam kategori sedang cukup baik ini juga dapat dikaitkan dengan masalah usia, Individu yang telah memasuki usia dewasa madya
dalam cara berpikir dan tindakannya berbeda. Ia akan berpikir secara logis, pandai mempertimbangkan segala sesuatu dengan adil, terbuka, dapat menilai semua
pengalaman hidup dengan baik dan mampu menghadapi berbagai persoalan hidup dengan kemampuan yang ada pada dirinya Jahja, 2011.
Menurut Djadi 2015 seiring dengan bertambahnya usia, fungsi ginjal juga mengalami penurunan. Hal tersebut terjadi karena pada usia lebih dari 40
tahun akan terjadi proses hilangnya beberapa nefron. Semakin meningkatnya usia disertai dengan adanya penyakit kronis seperti darah tinggi atau diabetes, ginjal
akan menjadi rusak dan tidak dapat di pulihkan kembali. Usia dewasa madya, individu mengalami banyak perubahan peran, mendapatkan tugas dan tanggung
jawab. Individu akan mendapatkan tugas yang berkaitan dengan perubahan fisik, perubahan minat, penyesuaian juruan dan tugas yang berkaitan dengan kehidupan
keluarga Hurlock, 2002. Kemampuan penerimaan diri pada dewasa madya penderita gagal ginjal
terminal didasarkan pada peran, tugas dan tanggung jawab yang positif mengenai diri dan kehidupannya. Penerimaan diri yang baik pada dewasa madya penderita
gagal ginjal terminal terjadi karena adanya penilaian positif terhadap keadaan
Universitas Sumatera Utara
fisiknya dan hal tersebut sangat membantu perkembangan sikap penerimaan diri ke arah yang positif. Hal ini disebabkan penilaian positif akan membuat rasa puas
terhadap keadaan diri, dan rasa puas ini merupakan awal sikap positif terhadap dirinya dan diri orang lain Walgito, 1994. Penerimaan diri yang baik pada
dewasa madya juga dipengaruhi oleh cara menguasai, mengendalikan emosi dan mentalnya. Individu yang dapat mengendalikan dirinya akan menuju kehidupan
yang bahagia dikarenakan selalu bersifat terbuka dalam menghadapi berbagai kenyataan-kenyataan hidup, tabah dalam menghadapi setiap kesulitan dan
persoalan hidup, dapat merasa puas serta sanggup menerima segala sesuatunya dengan lapang dada Jahja, 2011.
Menurut Hurlock 2002 Penerimaan diri yang baik hanya akan terjadi bila individu yang bersangkutan mau dan mampu memahami keadaan diri
sebagaimana adanya, bukan sebagaimana yang diinginkannya, dan memiliki harapan yang realistis yang sesuai dengan kemampuannya. Dengan demikian
dewasa madya penderita gagal ginjal terminal yang memiliki konsep menyenangkan dan rasional mengenai dirinya, maka dapat dikatakan penderita
gagal ginjal tersebut dapat menyukai dan menerima dirinya. Ditinjau dari jenis kelamin subjek penelitian, nilai mean penerimaan diri
pada subjek penelitian yang berjenis kelamin perempuan lebih tinggi daripada nilai mean subjek penelitian yang berjenis kelamin laki-laki. Hal ini disebabkan
perempuan lebih banyak menerima dukungan sosial daripada laki-laki. Menurut Lian dalam Purnama, 2016 perempuan lebih sering membagi cerita pribadinya
kepada orang lain sehingga mendapatkan dukungan sosial yang mereka butuhkan.
Universitas Sumatera Utara
Perempuan juga lebih mengutamakan apa yang terjadi pada dirinya dan lebih memperlihatkan usahanya untuk meningkatkan kesehatan sedangkan laki-laki
sangat kecil untuk mencari bantuan Papalia, 2009. Penerimaan diri yang tinggi pada perempuan dipengaruhi karena lingkungan di sekitar individu memberikan
sikap yang baik dan hal tersebut memungkinkan berkembangnya sikap positif terhadap dirinya serta mempengaruhi caranya berprilaku. Jika lingkungan
memberikan sikap yang baik pada individu, maka individu akan cenderung untuk senang dan menerima dirinya Hurlock, 2002.
Berdasarkan hasil penelitian menurut jenis kelamin subjek, diperoleh data 62 laki-laki lebih banyak menderita gagal ginjal terminal daripada perempuan.
Pada penelitian Rustina 2012, menyatakan bahwa berdasarkan karakteristik subjek menurut jenis kelamin terbanyak penderita gagal ginjal yang menjalani
haemodialisa adalah laki-laki 56,72 sedangkan perempuan sebanyak 43, 28 , prevelensi ini sangat dipengaruhi oleh gaya hidup yang tidak sehat. Banyaknya
responden laki-laki yang menderita penyakit disebabkan karena faktor gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok, alkohol, obat terlarang, tekanan darah yang
tinggi, kolestrol yang disebabkan makanan cepat saji dan diabetes Agarwal, 2005.
Bila di tinjau dari status pernikahan subjek penelitian, nilai mean penerimaan diri pada subjek penelitian dengan status penikahan sudah menikah
lebih tinggi daripada nilai mean subjek penelitian dengan status belum menikah. Subjek yang menderita gagal ginjal terminal dengan status pernikahan sudah
menikah, tingkat stres dan depresi yang di akibatkan oleh penyakit gagal ginjal
Universitas Sumatera Utara
akan menurun seiring dengan adanya dukungan sosial yang diberikan oleh keluarga terutama pasangan hidup Lubis, 2006. Menurut Hurlock 2002 dengan
adanya dukungan dan tidak adanya tekanan yang berarti pada individu, akan memungkinkan individu untuk bersikap santai pada saat tegang. Kondisi yang
demikian akan memberikan kontribusi bagi terwujudnya penerimaan diri. Bila di tinjau dari tingkat pendidikan subjek penelitian, nilai mean
penerimaan diri pada subjek penelitian dengan tingkat pendidikan Sarjana lebih tinggi daripada nilai mean subjek penelitian dengan tingkat pendidikan lainnya.
Potter Perry 2005 mengemukakan bahwa semakin tinggi pendidikan sesorang diharapkan semakin banyak pengalaman yang dimiliki, dapat meningkatkan
pengetahuan tentang kesehatan serta memanfaatkan fasilitas kesehatan. Seseorang dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi dan tidak menutup diri dari kemajuan
zaman seperti: sering membaca buku, surat kabar atau majalah tentu akan memiliki kesempatan lebih banyak untuk mengembangkan potensi dan
kemampuan yang dimiliki, sehingga semakin tinggi kepuasan diri yang diraih. Seseorang yang merasa puas akan dirinya, tentu dapat menerima dirinya secara
realistis Jersild, 1963.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN