Beban Kerja Pada Pekerja Montir

BAB V PEMBAHASAN

5.1. Beban Kerja Pada Pekerja Montir

Setiap pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang dapat memberikan beban tersendiri bagi pelakunya, baik beban fisik, mental, maupun sosial. Menurut Hart dan Staveland dalam Tarwaka 2015, bahwa beban kerja merupakan sesuatu yang muncul dari interaksi antara tuntutan tugas-tugas, lingkungan kerja dimana digunakan sebagai tempat kerja, ketrampilan, perilaku dan persepsi dari pekerja. Beban kerja kadang-kadang juga dapat didefinisikan secara operasional pada berbagai faktor seperti tuntutan tugas atau upaya-upaya yang dilakukan untuk melakukan pekerjaan. Oleh karena itu, tidak hanya mempertimbangkan beban kerja dari satu aspek saja, selama faktor-faktor yang lain mempunyai interelasi pada cara-cara yang komplek. Menurut Munandar 2001 bahwa beban kerja merupakan keadaan dimana pekerja dihadapkan pada tugas yang harus diselesaikan pada waktu tertentu. Dari sudut pandang ergonomi, setiap beban kerja yang diterima seseorang harus sesuai dan seimbang terhadap kemampuan fisik maupun psikologis pekerja yang menerima beban kerja tersebut. Beban kerja dapat berupa beban kerja fisik dan beban kerja psikologis. Beban kerja fisik dapat berupa beratnya pekerjaan seperti mengangkat, merawat, mendorong. Sedangkan beban kerja psikologis dapat berupa sejauh mana tingkat keahlian dan prestasi kerja yang dimiliki individu dengan individu lainnya Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pekerja montir yang memiliki kategori beban kerja ringan sebanyak 23 orang 47,9. Pekerja montir yang Universitas Sumatera Utara memiliki kategori beban kerja sedang sebanyak 28 orang 52,1. Hal ini sejalan dengan penelitian Tambun 2006 yang memperihatkan bahwa pekerja coordinator SP2TP memiliki beban kerja rendah sebanyak 35,9 dan beban kerja sedang sebanyak 64,1. Menurut Pierce 2010 bahwa beban kerja yang rendah merupakan indikasi rasa senang petugas terhadap pekerjaannya hingga berubah menjadi kesenangan dan kenyamanan dalam bekerja. Menurut Tambun L 2006 bahwa beban kerja yang terlalu tinggi akan berdampak kepada petugas akan mengalami gangguan atau hambatan untuk melakukan pekerjaan sesuai prosedur yang telah ditetapkan. Menurut Nababan, D 2008 bahwa beban kerja yang dirasakan berat juga tidak terlepas dari penggunaan tenaga secara berlebihan dengan frekuensi berulang – ulang sehingga dapat melampaui kekuatan optimum otot dan tekanan yang berlebihan yang dirasakan oleh pekerja, sikap kerja yang tidak benar meskipun begitu penerimaan orang terhadap suatu beban kerja itu cenderung melalui perasaan subjektif dalam arti beban kerja itu tergantung persepsi mereka melihat sebuah pekerjaan Banyaknya montir Auto 2000 Amplas Medan yang merasakan beban kerja pada kategori rendah berdasarkan pengukuran denyut menit didapatkan montir Auto 2000 Amplas Medan memiliki beban kerja dalam kategori rendah, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti petugas montir memiliki ruang kerja tersendiri khusus montir sehingga membuat meraka merasa nyaman, montir memiliki alat dan sarana kerja yang sudah menggunakan mesin sehingga dapat membuat mereka bekerja dengan cepat dan tidak mengeluarkan tenaga yang berlebihan, montir telah memiliki kemampuan bekerja dengan baik dan telah diuji Universitas Sumatera Utara kompetensi mereka sebelum masuk sehingga mereka memiliki sikap kerja dan kemampuan yang baik sebagai montir. Responden juga memiliki waktu kerja yang sangat jelas dimana ada waktu untuk istirahat dan waktu kerja bergilir yang telah ditentukan oleh kepala bengkel kepada montir. Montir merasa sudah memiliki kepercayaan bahwa berapapun mobil yang mereka kerjakan merupakan tugas dan tanggung jawab yang harus mereka selesaikan sehingga montir tidak merasakan stress dengan pekerjaan yang mereka lakukan. Montir juga melaksanakan pekerjaan yang sudah sesuai standar yang ditetapkan dan disepakati dengan perusahaan yaitu servis, ganti oli dan pemeriksaan teratur yang sudah biasa dilakukan oleh mereka. Faktor yang berpengaruh lainnya adalah teraturnya pelaksanaan standar operasional pekerjaan SOP yang diterapkan di bengkel Auto 2000 Amplas dan dilakukan inspeksi secara berkala. Tempat kerja yang sesuai dengan standar ergonomis dan tersedianya alat pelindung diri juga menjadi salah satu faktor yang ditanggung oleh pekerja montir.Montir di Auto 2000 Amplas Medan akan bekerja melayani perbaikan dan perawatan kendaraan pelanggan yang dituntut bekerja dengan prosedur yang sesuai dengan peraturan perusahaan, mematuhi keluhan dan permintaan pelanggan harus mampu memberbaiki dan melakukan perawatan kendaraan sesuai dengan keinginan pelanggan serta harus menyelesaikan pekerjaan tepat waktu akan menjadi beban kerja secara psikologis akan dirasakan oleh montir di Auto 2000 Amplas Medan namun hal ini akan dapat berkurang dengan rendahnya beban fisik yang dirasakan oleh montir Auto 2000 Amplas Medan.

5.2. Produktivitas Kerja Pada Pekerja Montir