Uji Signifikansi Simultan Uji-F Uji Signifikansi Parsial Uji-T

Dari scatterplot di atas terlihat bahwa data tidak membentuk suatu polla tertentu sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala heteroskedastisitas pada data residual.

4.3 Analisis Pengujian Hipotesis

Setelah dilakukan pengujian terhadap asumsi-asumsi mengenai error, maka selanjutnya adalah melakukan uji hipotesis yang telah dibuat sebelumnya. Jenis pengujian hipotesis yang dilakukan yakni uji signifikansi simultan uji F, uji signifikansi parsial uji-T, dan uji koefisien determinasi .

4.3.1 Uji Signifikansi Simultan Uji-F

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari keseluruhan variabel independen terhadap variabel dependennya. Pengujian signifikansi probabilitas-F menunjukkan distribusi F sebagai parameternya. Berikut adalah hasil uji-F: Tabel 4.4 Hasil Uji-F ANOVA a Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression ,127 7 ,018 1,713 ,108 b Residual 2,097 198 ,011 Total 2,225 205 a. Dependent Variable: IndeksPengungkapanSukarela Universitas Sumatera Utara b. Predictors: Constant, TipeAuditor, Leverage, Likuiditas, SahamPublik, Profitabilitas, NilaiPerusahaan, UkuranPerusahaan Sumber: Output SPSS, 2016 Dari tabel tersebut terlihat bahwa nilai F hitung sebesar 1,713 dengan probabilitas 0,108. Karena nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 dan nilai F hitung F tabel yaitu 1,713 1,971 maka dapat dikatakan bahwa variabel independen yakni nilai perusahaan, leverage, ukuran perusahaan, profitabilitas, persentase saham publik, likuiditas, dan tipe auditor secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap indeks pengungkapan sukarela pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Maka dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel independen secara bersama-sama tidak mempengaruhi variabel dependen secara signifikan sehingga diterima.

4.3.2 Uji Signifikansi Parsial Uji-T

Pengujian statistik selanjutnya adalah uji-T yang dilakukan untuk melihat signifikansi masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen dalam suatu model regresi dengan mengasumsikan variabel independen lainnya adalah konstan. Berikut ini adalah hasil penelitian dari uji-T : Universitas Sumatera Utara Tabel 4.5 Hasil Uji-T Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant ,374 ,110 3,397 ,001 NilaiPerusahaan ,001 ,001 ,074 ,992 ,323 Leverage ,001 ,001 ,043 ,612 ,542 UkuranPerusahaan -,003 ,004 -,055 -,693 ,489 Profitabilitas ,072 ,027 ,193 2,669 ,008 SahamPublik ,053 ,046 ,081 1,144 ,254 Likuiditas -,001 ,001 -,040 -,565 ,573 TipeAuditor -,015 ,017 -,070 -,851 ,396 a. Dependent Variable: IndeksPengungkapanSukarela Sumber: Output SPSS, 2016 Dari tabel hasil uji-t diatas dapat kita lihat bahwa : 1. Variabel nilai perusahaan memiliiki tingkat signifikansi sebesar 0,323 yang lebih besar dari 0,05 dan nilai sebesar 0,992 yang berarti lebih kecil dari yakni sebesar 1,971. Hal ini berarti variabel nilai perusahaan berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap indeks pengungkapan sukarela perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI pada tahun 2013 dan 2014. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Ginting 2012. Hal ini dikarenakan perusahaan tidak hanya terpaku pada harga saham yang rendah dalam Universitas Sumatera Utara memberikan informasi sukarela, namun perusahaan juga berusaha menjaga harga sahamnya agar tetap tingg,i salah satunya dengan cara mengungkapkan informasi sukarela guna menambah kepercayaan para pemangku kepentingan. 2. Variabel leverage memiliki tingkat signifikansi 0,542 yang berarti lebih besar dari 0,05 dan nilai sebesar 0,612 yang berarti lebih kecil dari yakni sebesar 1,971. Hal ini berarti variabel leverage berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap indeks pengungkapan sukarela pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI pada tahun 2013 dan 2014. Leverage ditemukan tidak signifikan berpengaruh terhadap indeks pengungkapan sukarela dikarenakan kreditur masih memiliki alternatif lain dalam menilai suatu perusahaan dalam hal pemberian pinjaman, kreditur masih dapat menilai perusahaan melalui tanya jawab langsung ke pihak manajemen atau melalui perjanjian hutang. 3. Variabel ukuran perusahaan memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,489 yang berarti lebih dari 0,05 dan memiliki nilai senilai -0,693 yang berarti lebih kecil dibanding yakni sebesar 1,971. Hal ini berarti variabel ukuran perusahaan berpengaruh secara negatif dan tidak signifikan terhadap indeks pengungkapan sukarela pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI pada tahun 2013 Universitas Sumatera Utara dan 2014. Hal ini berarti besarnya suatu perusahaan tidak menjamin perusahaan tersebut mempublikasikan informasi yang luas pula. Hal ini dikarenakan masih terdapat pertimbangan lain perusahaan dalam mengungkapkan informasi, salah satunya kinerja perusahaan tersebut. 4. Variabel proftabilitas memiliiki tingkat signifikansi sebesar 0.008 yang lebih kecil dari 0,05 dan nilai sebesar 2,669 yang berarti lebih besar dari yakni sebesar 1,971. Hal ini berarti variabel profitabilitas berpengaruh secara positif dan mempengaruhi secara signifikan terhadap indeks pengungkapan sukarela perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI pada tahun 2013 dan 2014. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ginting 2012 dan Wardani 2012. 5. Variabel persentase saham publik memiliiki tingkat signifikansi sebesar 0,254 yang lebih besar dari 0,05 dan nilai sebesar 1,144 yang berarti lebih kecil dari yakni sebesar 1,971. Hal ini berarti variabel persentase saham publik berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap indeks pengungkapan sukarela perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI pada tahun 2013 dan 2014. Hal ini dikarenakan secara historis dan empiris perusahaan Indonesia mayoritas dikuasai oleh kalangan keluarga Benardi dalam Wardani, 2009. Universitas Sumatera Utara 6. Variabel likuiditas memiliiki tingkat signifikansi sebesar 0,573 yang lebih besar dari 0,05 dan memiliki nilai senilai -0,565 yang lebih kecil dibanding yakni sebesar 1,971. Hal ini berarti variabel likuiditas berpengaruh secara negatif dan tidak signifikan terhadap indeks pengungkapan sukarela perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI pada tahun 2013 dan 2014. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan olleh Wardani 2012 dan Asih 2010. Hal ini dikarenakan perusahaan yang memiliki likuiditas yang tinggi akan mencerminkan bahwa perusahaan tersebut memiliki modal kerja yang cukup sehingga perusahaan akan cenderung mengungkapkan informasi seadanya saja. 7. Variabel tipe auditor memiliiki tingkat signifikansi sebesar 0,396 yang lebih besar dari 0,05 dan memiliki nilai senilai -0,851 yang lebih kecil dibanding yakni sebesar 1,971. Hal ini berarti variabel tipe auditor berpengaruh secara negatif dan tidak signifikan terhadap indeks pengungkapan sukarela perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI pada tahun 2013 dan 2014. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Agustina 2012. Hal ini dikarenakan keberadaan auditor hanya berfokus kepada pengungkapan wajib saja yang diatur oleh badan atau regulator terkait, sedangkan sifat pengungkapan sukarela yang tidak baku dan berbeda kebijakan pada Universitas Sumatera Utara setiap perusahaan menyebabkan peran auditor tidak signifikan dalam menentukan keluasan pengungkapan sukarela.

4.3.3 Uji Adjusted R-Squared