Faktor yang Mempengaruhi Efek Premature Loss Akibat Premature Loss Gigi Molar Desidui

2.4.3 Faktor yang Mempengaruhi Efek Premature Loss

Premature loss gigi desidui dapat berpengaruh pada perkembangan oklusi, khususnya pada distribusi ruang dan kesimetrisan pada lengkung gigi yang terlibat. Derajat keparahan maloklusi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: 15,18,26 1. Umur Semakin cepat gigi desidui hilang, maka gigi berjejal akan semakin berpotensi terjadi. 2. Gigi berjejal Semakin berjejal gigi pada lengkung rahang, maka kehilangan ruang akan semakin berpotensi terjadi sebagai hasil premature loss gigi desidui. 3. Tipe gigi Posisi gigi yang terlibat di lengkung gigi juga mempengaruhi distribusi ruang: 11,13,17,25 ‐ Gigi insisivus desidui jarang mempengaruhi ruang pada gigi-geligi permanen kecuali jika gigi insisivus dilakukan pencabutan karena trauma atau resorpsi dini. ‐ Gigi kaninus desidui jarang mengalami kehilangan dini, tetapi jika terjadi maka dapat menimbulkan pergeseran midline ke arah sisi yang terlibat pada kasus unilateral, terutama pada gigi-geligi yang berjejal. ‐ Gigi molar satu desidui dapat menyebabkan pergeseran midline ketika hilang secara dini dan unilateral. Dalam keadaan gigi berjejal, kehilangan dini gigi ini juga dapat menyebabkan kehilangan ruang melalui pergerakan maju segmen bukal dan menyebabkan gigi premolar yang berjejal. - Gigi molar dua desidui jarang mempengaruhi midline ketika terjadi premature loss , namun kehilangan dini gigi molar dua desidui mempengaruhi posisi gigi molar satu permanen. Kehilangan dini dapat menyebabkan pergerakan bodily ke depan dari gigi molar satu permanen jika tidak erupsi atau terjadi tipping dan rotasi jika erupsi.

2.4.4 Akibat Premature Loss Gigi Molar Desidui

Premature loss pada gigi molar desidui biasanya berakibat pada berkurangnya Universitas Sumatera Utara panjang lengkung gigi, migrasinya gigi tetangga dan antagonis, berkurangnya ruang untuk erupsi gigi permanen yang kesemuanya mengarahkan pada rotasi gigi, crowding pada gigi permanen dan impaksi gigi. Premature loss gigi desidui juga dapat mempengaruhi postur mandibula dan posisi oklusal. 1,4,5,15 1. Berkurangnya panjang lengkung gigi Hampir semua kasus kehilangan dini gigi molar desidui menyebabkan kehilangan panjang lengkung gigi. 1 Kehilangan panjang lengkung gigi umumnya dihubungkan dengan migrasinya gigi karena kehilangan dini gigi desidui. 3,8 Berkurangnya panjang lengkung gigi dapat menyebabkan gigi berjejal, impaksi dan ketidakteraturan pada gigi-geligi permanen. Kehilangan gigi molar dua desidui memberikan efek yang paling besar pada kehilangan panjang lengkung gigi yaitu penutupan ruang sebesar 2-4 mm per kuadran pada kedua rahang. 30 2. Migrasi gigi tetangga dan gigi antagonis Kehilangan dini gigi molar satu desidui sebelum erupsi gigi molar satu permanen dapat menyebabkan pergerakan mesial gigi-gigi molar satu permanen dengan hilangnya ruang untuk gigi-gigi premolar satu. Kehilangan dini gigi-gigi molar dua desidui dapat menyebabkan migrasi mesial gigi-gigi molar satu permanen dan mengarah pada impaksinya gigi premolar dua. 18,31 Ketika suatu unit pada lengkung gigi hilang, lengkung gigi cenderung mengkerut dan ruangan cenderung menutup. Penutupan ruang dikaitkan dengan terjadinya mesial drift pada gigi posterior yang berasal dari tekanan oklusi. Mesial drift merupakan fenomena yang terjadi hanya pada gigi molar permanen. Alasan utama gigi-gigi bergerak ke mesial ketika ada ruang terbuka adalah inklinasi mesial gigi tersebut sehingga gigi-gigi bererupsi secara mesial dan oklusal. Mesial drift pada gigi molar satu permanen setelah terjadi premature loss gigi molar dua desidui berkontribusi besar pada perkembangan gigi berjejal pada bagian posterior lengkung dental. 13,32 Ketika gigi molar satu desidui mengalami premature loss terdapat kecenderungan ruang bekas pencabutan untuk menutup. Hal ini dikarenakan adanya drifting ke arah distal pada gigi-gigi insisivus. Dorongan yang menyebabkan distal Universitas Sumatera Utara drift memiliki dua sumber yaitu tekanan dari kontraksi aktif serat transeptal pada gingiva dan tekanan dari bibir dan pipi. Tarikan dari serat transeptal mungkin yang paling konsisten berkontribusi pada kecenderungan penutupan ruangan dan tekanan bibir merupakan komponen tambahan. Jika gigi kaninus atau gigi molar satu desidui mengalami premature loss pada salah satu sisi, gigi permanen drifting ke arah distal yang mengarah menuju asimetri oklusi dan kecenderungan crowding. 13,32 Selain mesial drift dan distal drift, jika sebuah gigi tanggal dari lengkung giginya seringkali akan terjadi erupsi berlebihan dari gigi antagonisnya atau perkembangan vertikal dari struktur dentoalveolar yang berlebihan. Prosesus dentoalveolar yang elongasi dapat menyebabkan masalah fungsional dan ganguan oklusal. 3,33 Keadaan ini dapat terjadi setelah tanggalnya gigi-gigi desidui, namun hanya bersifat sementara. Erupsi dari gigi-gigi penggantinya, bersama dengan pertumbuhan alveolar yang berlanjut, biasanya akan menyebabkan terbentuknya bidang oklusal yang benar, asalkan gigi-gigi pengganti bisa saling beroklusi. 3 Migrasinya gigi tetangga dan antagonis setelah terjadi premature loss dapat dilihat pada gambar 6. Gambar 6. Perubahan yang terjadi karena premature loss gigi molar satu desidui rahang bawah 34 3. Kehilangan ruang untuk erupsi gigi permanen Sejauh menyangkut oklusi dan posisi gigi, efek paling penting dari tanggalnya Universitas Sumatera Utara gigi-gigi desidui yang terlalu cepat adalah penutupan ruang. Efek kehilangan dini gigi molar satu desidui pada kedua rahang tergantung pada keadaan erupsi gigi molar satu permanen. Bila gigi molar satu desidui hilang setelah gigi molar satu permanen erupsi dan gigi molar desidui dua masih berada pada posisinya, kehilangan ruang yang lebih sedikit bisa terjadi pada masing-masing lengkung. 1,4 Walaupun gigi-gigi molar satu permanen telah erupsi, kehilangan panjang lengkung dapat terjadi jika tidak ada gigi molar dua desidui sebagai penuntun erupsi. Kehilangan ruang sebanyak 8 mm pada maksila telah dibuktikan karena molar pertama permanen berpindah ke mesial melalui pergerakan mahkota-akar gigi secara keseluruhan dan rotasi mesiolingual pada akar palatal. Kehilangan dini gigi molar dua desidui pada mandibula menyebabkan kehilangan ruang 4 sampai 6 mm per kuadran. 1,34 Pada gambar 7, tampak penutupan ruang setelah premature loss gigi molar dua desidui. Gambar 7. Penutupan ruang karena premature loss gigi molar dua desidui 34 4. Crowding Premature loss gigi molar dua desidui dapat menyebabkan kehilangan ruang untuk erupsi gigi premolar sehingga gigi premolar dua dipaksa erupsi di bagian lingual atau bukal. 6 Pada akhirnya terjadi gigi posterior yang berjejal dimana keparahannya mencerminkan pergerakan mesial yang telah terjadi. 18 Pada premature Universitas Sumatera Utara loss gigi molar desidui rahang atas, dapat terjadi migrasi mesial gigi-gigi molar permanen yang menyebabkan kehilangan panjang lengkung gigi. Lalu gigi kaninus rahang atas yang merupakan gigi anterior yang terakhir erupsi dapat mengubah jalur erupsinya dan erupsi di bagian labial sehingga terjadi gigi berjejal pada bagian anterior. 2,6 Crowding pada regio premolar rahang bawah tertera pada gambar 8 dan crowding pada premolar dua rahang atas tampak pada gambar 9. Gambar 8. Crowding pada regio premolar rahang bawah setelah premature loss gigi molar 35 Gambar 9. Crowding pada premolar dua rahang atas karena premature loss gigi molar dua desidui 18 5. Impaksi Gigi impaksi adalah gigi-gigi yang tertanam dalam alveolus atau gigi yang Universitas Sumatera Utara posisinya terhambat tulang atau gigi lain sehingga erupsinya terhalang. Impaksi gigi premolar dapat terjadi karena faktor lokal yaitu pergerakan mesial dari gigi karena adanya premature loss gigi molar desidui. 3,36,37 Kebanyakan gigi impaksi karena panjang lengkung gigi dan ruang untuk erupsi yang tidak cukup dimana panjang lengkung tulang alveolar lebih kecil dari panjang lengkung gigi. Pada anterior mandibula, gigi premolar erupsi setelah gigi molar satu dan kaninus. Jika ruang untuk erupsi tidak cukup, salah satu dari gigi premolar biasanya premolar kedua tidak erupsi dan menjadi impaksi atau erupsi pada bukal atau lingual lengkung gigi. 37 Impaksi gigi karena premature loss gigi molar tampak pada gambar 10. Gambar 10. Impaksi gigi karena premature loss gigi molar desidui 37 6. Efek pada postur mandibula Pada kasus kehilangan seluruh gigi molar desidui sebelum gigi molar permanen erupsi dapat menyebabkan postur mandibula lebih maju yang mengarah ke maloklusi Klas III. 3 Maloklusi dapat terjadi setelah premature loss gigi desidui ketika anak menempatkan rahangnya di posisi abnormal dalam upaya untuk mendapatkan oklusi fungsional dan efisiensi dalam mastikasi. 19 Tanggalnya gigi-gigi desidui yang terlalu cepat bisa mempengaruhi fungsi pengunyahan. Fungsi pengunyahan beralih pada gigi insisivus dengan cara memajukan posisi mandibula, namun posisi ini hanya berlangsung singkat. Pada saat penutupan mandibula menuju posisi istirahat, insisivus rahang atas dan rahang bawah mengalami kontak prematur yang selanjutnya akan menyebabkan pergeseran posisi Universitas Sumatera Utara mandibula menjadi lebih maju. 1,3 Pada akhirnya gigi geligi dapat beroklusi secara permanen pada hubungan abnormal ke depan maupun arah lateral. 19 7. Efek asimetris akibat tanggalnya gigi-gigi desidui Pada lengkung yang berjejal, jika tanggalnya gigi desidui hanya terjadi pada satu sisi rahang, pergerakan ke distal dari gigi-gigi yang terletak di depan ruang bekas gigi yang tanggal tersebut bisa mengakibatkan asimetris dari lengkung gigi, dengan disertai penyimpangan midline yang sulit dirawat. 3 Premature loss gigi molar dua desidui pada satu sisi dengan kehilangan leeway space unilateral merupakan penyebab umum terjadinya maloklusi Klas II subdivisi. Maloklusi Klas II subdivisi dapat terjadi apabila posisi gigi molar mandibula lebih ke distal pada satu sisi sisi Klas II atau posisi gigi molar maksila lebih ke mesial pada sisi Klas II. 15,38 Pergerakan mesial dapat menyebabkan maloklusi Klas II ataupun Klas III walaupun pada seseorang dengan pola skeletal Klas I. Pergerakan mesial yang asimetris dapat menyebabkan asimetris midline atau kondisi dimana seseorang mengalami Klas I Angle pada satu sisi tapi Klas II ataupun Klas III pada sisi lainnya. Kehilangan lengkung gigi yang parah pada mandibula dapat menyebabkan overjet meningkat, sedangkan kehilangan lengkung gigi yang parah pada maksila dapat menyebabkan crossbite anterior. Pada bagian posterior dapat menyebabkan crossbite di bagian lingual maupun bagian bukal. Pergerakan gigi dapat menyebabkan retroklinasi atau proklinasi gigi anterior yang menyebabkan perubahan pada overbite . 39 Universitas Sumatera Utara

2.5 Kerangka Teori