32
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Identifikasi Hewan
Hasil identifikasi hewan yang dilteliti dilakukan oleh Lembaga Ilmu Penelitian Indonesia Pusat Penelitian Oseanografi hasilnya adalah hewan teripang
jenis Holothuria atra Jaeger, marga Holothuria, suku Holothuroiidae, bangsa Aspidochirotida, kelas Holothuroidae, dan filum Echinodermata .
4.2 Hasil Karakteristik Hewan
4.2.1 Hasil pemeriksaan makroskopik
Hasil pemeriksaan teripang segar secara makroskopik telah dilakukan yaitu teripang berukuran panjang 28 cm, lebar 7,80 cm dan berat 810 g. Terdapat
tonjolan-tonjolan pada permukaan tubuh, berlendir, berwarna hitam gelap dan berbau khas Hutauruk, 2016. Hasil pemeriksaan organoleptis serbuk simplisia
yaitu berwarna coklat kehitaman, rasa asin dan berbau khas.
4.2.2 Hasil pemeriksaan mikroskopik
Pemeriksaan dilakukan terhadap serbuk simplisia hewan teripang Holothuria atra
Jaeger. Hasil pemeriksaan mikroskopik serbuk simplisia hewan menunjukkan adanya tiga jenis spikula yang berbeda tipe yaitu tipe rosettes, tipe
rod dan tipe pseudo-button.
4.2.3 Hasil pemeriksaan kadar air
Hasil pemeriksaan kadar air simplisia teripang adalah sebesar 9,99 . Berdasarkan standar mutu teripang kering yaitu SPI-KAN 02291987
Keputusan Menteri Pertanian RI No. 701KptsTP.830101987 tentang penetapan
Universitas Sumatera Utara
33 standar mutu hasil perikanan, kadar air bobot bobot maksimum untuk
teripang adalah 20, sehingga hasil yang diperoleh adalah memenuhi persyaratan kadar mutu yang ditetapkan Widodo, 2013.
Hasil penetapan kadar air ini berkaitan dengan penyimpanan simplisia dalam jangka panjang, kadar air yang tidak melebihi syarat yang telah ditentukan
akan dapat disimpan lebih lama dan terhindar dari pertumbuhan jamur Depkes RI, 2000. Penetapan kadar air bertujuan untuk memberi batasan minimal atau
rentang tentang besarnya kandungan air di dalam bahan karena kadar air yang tinggi dapat menyebabkan pertumbuhan jamur dan reaksi enzimatis Depkes RI,
2000.
4.3 Hasil Ekstraksi dan Fraksinasi
Ekstraksi dilakukan dengan menggunakan pelarut etanol 96 dengan metode perkolasi. Hasil yang diperoleh yakni ekstrak kasar sebanyak 45,6635 g.
Ekstrak kasar kemudian difraksinasi dengan metode ekstraksi cair-cair ECC menggunakan pelarut n-heksana dan etil asetat. Hasil yang diperoleh adalah fraksi
n -heksana yang diperoleh sebanyak 0,6424 g, fraksi etil asetat sebanyak 0,2296 g
dan fraksi air sebanyak 4,8440 g. Hasil yang diperoleh menunjukkan, fraksi air memiliki hasil fraksi yang lebih besar dibandingkan fraksi dengan n-heksana dan
etil asetat. Hal ini dapat disebabkan oleh distribusi komponen golongan senyawa pada fraksi air seperti glikosida triterpenoid saponin dan alkaloid. Senyawa yang
melimpah pada teripang adalah glikosida triterpenoid saponin, yang memiliki kelarutan pada pelarut polar seperti etanol 96 dan air. Selain itu terkandung juga
komponen lain dari teripang yang bersifat polar seperti protein, vitamin dan mineral Bahrami, dkk., 2014; Bordbar, dkk., 2011: Robinson, 1995.
Universitas Sumatera Utara
34
4.4 Hasil Pemeriksaan Golongan Senyawa
Hasil pemeriksaan golongan senyawa terhadap simplisia hewan, ekstrak etanol, fraksi n-heksana, fraksi etil asetat, dan fraksi air, menunjukkan, bahwa
teripang Holothuria atra Jaeger mengandung golongan senyawa-senyawa kimia seperti yang terlihat pada Tabel 4.1 berikut ini:
Tabel 4.1 Hasil pemeriksaan senyawa kimia simplisia hewan, ekstrak etanol dan
fraksi teripang. No
Pemeriksaan Simplisia Ekstrak
etanol Fraksi
n-heksana Fraksi
etil asetat
Fraksi air
1. Glikosida
+ +
- +
+
2. Saponin
+ +
- +
+
3. Triterpenoid
+ +
+ -
-
4. Alkaloid
+ +
- +
+
Keterangan: + positif : mengandung golongan senyawa - negatif : tidak mengandung golongan senyawa
Hasil pemeriksaan senyawa pada Tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa simplisia memiliki kandungan glikosida, saponin, steroidtriterpenoid dan
alkaloid. Senyawa-senyawa ini merupakan senyawa yang memiliki peran penting dalam aktivitas biologis teripang sebagai antikanker, khususnya golongan saponin
Bordbar, dkk., 2011. Hasil pemeriksaan saponin pada serbuk simplisia, terbentuk busa
mencapai 6 cm dan tidak hilang setelah penambahan HCl 2 N. Menurut Harborne 1987, pembentukan busa yang mantap sewaktu mengekstraksi atau waktu
memekatkan ekstrak merupakan bukti terpercaya akan adanya saponin. Pemeriksaan glikosida pada serbuk simplisia, ekstrak dan fraksi teripang terlihat
adanya cincin ungu pada tabung reaksi setelah penambahan pereaksi Molisch dan asam sulfat pekat, hal ini menunjukkan positif terdapat glikosida. Pemeriksaan
Universitas Sumatera Utara
35 steroidtriterpenoid pada simplisia, ekstrak dan fraksi teripang adalah positif
triterpenoid pada ekstrak dan fraksi n-heksana dengan penambahan pereaksi Liebermann-Burchard memberikan warna merah keunguan. Pemeriksaan alkaloid
adalah positif dengan penambahan pereaksi Mayer memberikan endapan putih dan pada pereaksi Dragendorff memberikan warna jingga kecoklatan.
4.5 Hasil Uji Sitotoksik