Pereaksi timbal II asetat 0,4 M Pereaksi asam klorida 2 N Pereaksi asam sulfat 2 N Pereaksi kloralhidrat Pereaksi Mayer Pereaksi Molisch Pereaksi Dragendorff Pereaksi Bouchardat Pereaksi Liebermann-Burchard

25 volume air dibaca dengan ketelitian 0,05 ml. Selisih kedua volume air yang dibaca sesuai dengan kandungan air yang terdapat dalam bahan yang diperiksa. Kadar air dihitung dalam persen. Perhitungan penetapan kadar air dapat dilihat pada Lampiran 5 halaman 52.

3.4 Pembuatan Pereaksi

3.4.1 Pereaksi timbal II asetat 0,4 M

Sebanyak 15,17 g timbal II asetat ditimbang, kemudian dilarutkan dalam air suling bebas karbon dioksida sebanyak 100 ml Depkes RI, 1995.

3.4.2 Pereaksi asam klorida 2 N

Sebanyak 17 ml larutan asam klorida pekat ditambahkan air suling hingga diperoleh larutan 100 ml Depkes RI, 1995.

3.4.3 Pereaksi asam sulfat 2 N

Sebanyak 5,5 ml larutan asam sulfat pekat ditambahkan air suling sampai 100 ml Depkes RI, 1995.

3.4.4 Pereaksi kloralhidrat

Sebanyak 50 g kristal kloralhidrat ditimbang lalu dilarutkan dalam 20 ml air suling Depkes RI, 1995.

3.4.5 Pereaksi Mayer

Sebanyak 1,4 g raksa II klorida dilarutkan dalam air suling hingga 60 ml pada wadah lain ditimbang sebanyak 5 g kalium iodida lalu dilarutkan dalam 10 ml air suling, kedua larutan dicampurkan dan ditambahkan air suling hingga diperoleh larutan 100 ml Depkes RI, 1995.

3.4.6 Pereaksi Molisch

Sebanyak 3 g α-naftol ditimbang, dilarutkan dalam asam nitrat 0,5 N dan Universitas Sumatera Utara 26 diperoleh larutan 100 ml Depkes RI, 1995.

3.4.7 Pereaksi Dragendorff

Sebanyak 0,8 g bismut III nitrat ditimbang, dilarutkan dalam 20 ml asam nitrat pekat, pada wadah lain ditimbang sebanyak 27,2 g kalium iodida, dilarutkan dalam 50 ml air suling, kemudian kedua larutan dicampurkan dan didiamkan sampai memisah sempurna. Larutan yang jernih diambil dan diencerkan dengan air suling hingga volume larutan 100 ml Depkes RI, 1995.

3.4.8 Pereaksi Bouchardat

Sebanyak 4 g kalium iodida ditimbang, dilarutkan dalam air suling secukupnya, lalu ditambahkan 2 g iodium kemudian ditambahkan air suling hingga diperoleh larutan 100 ml Depkes RI, 1995.

3.4.9 Pereaksi Liebermann-Burchard

Sebanyak 5 bagian volume asam sulfat pekat dicampurkan dengan 50 bagian volume etanol 95. Kemudian ditambahkan dengan hati-hati 5 bagian volume asam asetat anhidrida ke dalam campuran tersebut dan dinginkan Depkes RI, 1995.

3.5 Pemeriksaan Senyawa Kimia

Dokumen yang terkait

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak N-Heksana, Etil Asetat Dan Etanol Teripang(Holothuria Scabra Jaeger) Terhadap Staphylococcus Aureus Dan Pseudomonas Aeruginosa

1 25 94

Uji Toksisitas Akut Ekstrak Etanol Daun Paku Pedang (Nephrolepis falcata) terhadap Larva Artemia Salina L dengan metode Brain Shirmp Lethaly Test (BSLT)

0 45 48

Uji Toksisitas Akut Ekstrak nheksan Daun Garcinia benthami Pierre Terhadap Larva Artemia salina Leach dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)

0 5 63

Karakterisasi Simplisia dan Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Serta Fraksi n-Heksan dan Etilasetat Teripang Holothuria atra Jaeger

0 6 76

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak N-Heksana, Etil Asetat Dan Etanol Teripang(Holothuria Scabra Jaeger) Terhadap Staphylococcus Aureus Dan Pseudomonas Aeruginosa

0 0 16

Uji Sitotoksik Ekstrak Etanol dan Fraksi n-Heksana serta Etil Asetat Teripang Jenis Holothuria atra Jaeger Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)

0 0 15

Uji Sitotoksik Ekstrak Etanol dan Fraksi n-Heksana serta Etil Asetat Teripang Jenis Holothuria atra Jaeger Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)

0 0 2

Uji Sitotoksik Ekstrak Etanol dan Fraksi n-Heksana serta Etil Asetat Teripang Jenis Holothuria atra Jaeger Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)

0 0 6

Uji Sitotoksik Ekstrak Etanol dan Fraksi n-Heksana serta Etil Asetat Teripang Jenis Holothuria atra Jaeger Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)

0 0 4

Uji Sitotoksik Ekstrak Etanol dan Fraksi n-Heksana serta Etil Asetat Teripang Jenis Holothuria atra Jaeger Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)

0 0 17