26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Sifat Penelitian
Penelitian ini bersifat eksperimental secara uji in vitro, dengan tahapan penelitian yaitu pengumpulan sampel, identifikasi tumbuhan, pembuatan
simplisia, pembuatan ekstrak, formulasi krim dari ekstrak etanol daun jamblang Syzigium cumini L. Skeels, penentuan nilai Sun Protection Factor sediaan
krim, dan pengamatan stabilitas fisik sediaan krim.
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kosmetologi danFarmasi Fisik Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara selama bulan Agustus 2015
sampai dengan November 2015.
3.3 Alat dan Bahan
3.3.1 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat-alat gelas gelas
ukur, labu ukur, erlenmeyer, pipet ukur, mortir, stamper, batang pengaduk, spatula, kertas saring, kertas perkamen, waterbath, timbangan analitik Dickson,
wadah maserasi, pH meter Hanna,spektrofotometer UV-Vis Shimadzu 1800, hotplate
, rotaryevaporator Stuart,hair dryer. 3.3.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun jamblang Syzigium cumini L Skeels, amylum oryzae PT. Fagron, etanol 96, metilen
biru, propilenglikol, TEA, natrium edetat, setil alkohol, asam stearat,
Universitas Sumatera Utara
27 vaselin,nipagin, gliseril monostearat, butil hidroksi toluen, parfum, akuades,dan
oktil metoksisinamat Chemspec Chemicals Pvt. Ltd. 3.3.3 Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun jamblang
Syzigium cumini L. Skeels yang diperoleh dari desa Tualang Tengoh, Langsa. 3.4 Prosedur
3.4.1 Pengumpulan sampel Pengumpulan sampel dilakukan secara purposif, yaitu tanpa
membandingkan dengan daerah lain. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun jamblang Syzigium cumini L. Skeels.
3.4.2 Identifikasi tumbuhan Identifikasi tumbuhan dilakukan pada Pusat Penelitian Biologi, Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI Bogor, Indonesia. Hasil identifikasi dapat dilihat pada Lampiran 2.
3.4.3 Pembuatan simplisia Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah daun jamblang
Syzigium cumini L Skeels yang masih segar. Daun jamblang dipisahkan dari pengotor lain lalu dicuci dan dibersihkan, kemudian daun jamblang dikeringkan di
lemari pengering pada suhu 40°C sampai menjadi simplisia kering. 3.4.4 Pembuatan ekstrak
Ekstraksi daun jamblang menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 96. Hasil penelitian menunjukkan daun jamblang memiliki aktivitas
antioksidan yang baik apabila diekstraksi menggunakan etanol 96 secara maserasi dengan nilai IC
50
yaitu 9,6613 ppm Iqbal, 2011.
Universitas Sumatera Utara
28 Daun jamblang yang telah kering diserbukkan kemudian di maserasi
dengan cara masukkan 10 bagian simplisia 500 g ke dalam sebuah bejana, tuangi dengan 75 bagian cairan penyari 3,75 L etanol 96 dan tutup, biarkan
selama 5 hari terlindung dari cahaya sambil sering diaduk, serkai, peras, cuci ampas dengan cairan penyari secukupnya hingga diperoleh 100 bagian 5 L.
Pindahkan ke dalam bejana tertutup, biarkan ditempat sejuk, terlindung dari cahaya selama 2 hari. Enap tuangkan atau saring Ditjen, POM., 1979.
Ekstrak yang diperoleh kemudian diuapkan dan dipekatkan dengan rotary evaporator
tekanan rendahpada suhu ± 50 C, hingga didapat ekstrak cair.
Selanjutnya ekstrak cair daun jamblang dikeringkan dengan hair dryer sehingga didapatkan ekstrak kental daun jamblang.
3.5 Pembuatan Formula