37
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pembuatan Sediaan Krim
Sediaan krim tabir surya dibuat dengan menggunakan formula standar krim tabir surya Mitsui, 1997, formula standar ini dimodifikasi dimana titanium
dioksida dan oxibenson diganti dengan amylum oryzae yang dikombinasikan dengan ekstrak daun jamblang sebagai bahan aktif.
Konsentrasi sediaan krim tabir surya yang dibuat yaitu ekstrak etanol daun jamblang 2,5, amylum oryzae 2,5, kombinasi amylum oryzae dan ekstrak
etanol daun jamblang 7,5 : 2,5, 5 : 5, dan 2,5 : 7,5. Penambahan oktil metoksisinamat pada tiap sediaan sebanyak 6. Hal ini berdasarkan literatur
dengan konsentrasi maksimum oktil metoksisinamat 7,5 yang diperbolehkan oleh Food and Drug Administration FDA Barel, dkk., 2009. Hasil pembuatan
krim tabir surya dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut:
Tabel 4.1 Hasil sediaan krim secara organoleptis
No Formula
Warna Bau
1 F0
Putih Khas lavender
2 F1
Putih Khas lavender
3 F2
Hijau kecoklatan Khas lavender
4 F3
Hijau kecoklatan Khas lavender
5 F4
Hijau kecoklatan Khas lavender
6 F5
Hijau kecoklatan Khas lavender
Keterangan :
F0 : Krim OMC 6 F1 : Krim amylum oryzae 2,5 + OMC 6
F2 : Krim ekstrak etanol daun jamblang 2,5 +OMC 6 F3 : Krim ekstrak etanol daun jamblang 2,5 + amylum oryzae 7,5 + OMC 6
F4 : Krim ekstrak etanol daun jamblang 5 + amylum oryzae 5 + OMC 6 F5 : Krim ekstrak etanol daun jamblang 7,5 + amylum oryzae 2,5 + OMC 6
Universitas Sumatera Utara
38 Berdasarkan Tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa sediaan krim tabir surya
pada formula blanko dan formula 1 berwarna putih, sedangkan krim yang mengandung ekstrak etanol daun jamblang berwarna hijau kecoklatan. Warna
krim semakin gelap dengan bertambahnya konsentrasi ekstrak. Formula krim yang mengandung ekstrak etanol daun jamblang menghasilkan bau yang khas dari
daun jamblang. Penambahan parfum dapat menutupi bau tersebut.
4.2 Penentuan Mutu Fisik Sediaan 4.2.1 Pemeriksaan homogenitas
Uji homogenitas dilakukan dengan mengoleskan sediaan pada sekeping kaca atau bahan transparan lain, lalu diratakan. Jika tidak ada butiran-butiran
maka sediaan dikatakan homogen Ditjen, POM., 1979. Pada formula krim tabir surya tidak ditemukan butiran kasar pada objek
gelas dari berbagai konsentrasi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sediaan krim tabir surya adalah homogen.
4.2.2 Penentuan tipe emulsi pada sediaan krim Penentuan tipe krim sediaan dapat dilakukan dengan pewarnaan metilen
biru, bila metilen biru tersebar merata berarti sediaan tipe minyak dalam air, tetapi jika warna hanya berupa bintik-bintik biru, berarti tipe sediaan adalah air dalam
minyak Ditjen., POM, 1985. Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, sedian krim tabir surya
merupakan tipe minyak dalam air karena metilen biru dapat terlarut dan memberikan warna biru yang homogen.
4.2.3 Pengukuran pH sediaan krim Pengukuran pH sediaan krim tabir surya diukur menggunakan pH meter
Universitas Sumatera Utara
39 dengan pengulangan sebanyak tiga kali pada setiap sediaan. Hasil pengukuran pH
sediaan setelah dibuat dapat dilihat pada Tabel 4.2, setelah penyimpanan selama 12 minggu terjadi perubahan pH pada setiap sediaan dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.2 Data pengukuran pH awal sediaan krim tabir surya setelah dibuat
Formula pH
Rata-rata I
II II
F0 5,8
5,9 5,9
5,8 F1
5,7 5,7
5,8 5,7
F2 5,4
5,5 5,5
5,5 F3
5,5 5,6
5,6 5,6
F4 5,3
5,4 5,4
5,4 F5
5,2 5,3
5,3 5,3
Keterangan : F0 : Krim OMC 6
F1 : Krim amylum oryzae 2,5 + OMC 6 F2 : Krim ekstrak etanol daun jamblang 2,5 +OMC 6
F3 : Krim ekstrak etanol daun jamblang 2,5 + amylum oryzae 7,5 + OMC 6
F4 : Krim ekstrak etanol daun jamblang 5 + amylum oryzae 5 + OMC 6 F5 : Krim ekstrak etanol daun jamblang 7,5 + amylum oryzae 2,5 + OMC 6
Tabel 4.3 Data pengukuran pH sediaan krim tabir surya setelah penyimpanan
selama 12 minggu
Formula pH
Rata-rata I
II II
F0 5,5
5,4 5,4
5,4 F1
5,4 5,3
5,3 5,3
F2 5,1
5,0 5,1
5,0 F3
5,3 5,2
5,2 5,2
F4 5,0
4,9 5,0
4,9 F5
4,9 4,8
4,9 4,8
Keterangan : F0 : Krim OMC 6
F1 : Krim amylum oryzae 2,5 + OMC 6 F2 : Krim ekstrak etanol daun jamblang 2,5 +OMC 6
F3 : Krim ekstrak etanol daun jamblang 2,5 + amylum oryzae 7,5 + OMC 6
F4 : Krim ekstrak etanol daun jamblang 5 + amylum oryzae 5 + OMC 6 F5 : Krim ekstrak etanol daun jamblang 7,5 + amylum oryzae 2,5 + OMC 6
Universitas Sumatera Utara
40 Pada Tabel 4.2 menunjukkan pengukuran pH setelah dibuat dan Tabel 4.3
setelah penyimpanan selama 12 minggu. Nilai pH yang didapat semakin menurun jika dibandingkan dengan pH setelah dibuat. Penurunan pH juga terlihat pada
setiap sediaan yang ditambahkan ekstrak etanol daun jamblang. Hal ini disebabkan karena ekstrak daun jamblang bersifat asam dengan pengukuran pH
yaitu 4,1, sehingga semakin banyak jumlah ekstrak etanol daun jamblang yang ditambahkan pada sediaan krim maka nilai pH yang diperoleh akan semakin
menurun. Namun demikian, berdasarkan hasil pengukuran pH tersebut dapat
diketahui bahwa meskipun terjadi penurunan pH setelah penyimpanan selama 12 minggu tetapi masih menunjukkan kisaran pH yang sesuai dengan pH kulit yaitu
4,5-6,5 sehingga tidak beresiko menimbulkan reaksi negatif pada kulit. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Tranggono dan Latifah
2007, bahwa semakin jauh beda antara pH kosmetik dengan pH fisiologis kulit, semakin rentan kosmetik itu menimbulkan reaksi negatif pada kulit, oleh karena
itu yang terbaik adalah jika pH kosmetik disamakan dengan pH fisiologis kulit, yaitu antara 4,5-6,5.
4.2.4 Pengamatan stabilitas sediaan Menurut Ansel 1989, suatu emulsi menjadi tidak stabil ditunjukkan
dengan terjadinya pemisahan antara fase pendispersi dengan fase terdispersi. Rusak atau tidaknya sediaan emulsi yang mengandung bahan yang mudah
teroksidasi dapat diamati dengan adanya perubahan warna dan perubahan bau. Hasil pengamatan stabilitas sediaan krim tabir surya setelah dibuat dan
setelah penyimpanan 1, 4, 8, 12 minggu dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut.
Universitas Sumatera Utara
41
Tabel 4.4 Data pengamatan terhadap kestabilan sediaan krim tabir surya
No Formula Pengamatan Setelah
dibuat 1 minggu
4 minggu 8 minggu
12 minggu x
y z
x y
z x
y z
x y
z x
y z
1 F0
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- 2
F1 -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
3 F2
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- 4
F3 -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
5 F4
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- 6
F5 -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
- -
Keterangan : F0 : Krim OMC 6
F1 : Krim amylum oryzae 2,5 + OMC 6 F2 : Krim ekstrak etanol daun jamblang 2,5 + OMC 6
F3 : Krim ekstrak etanol daun jamblang 2,5 + amylum oryzae 7,5 + OMC 6
F4 : Krim ekstrak etanol daun jamblang 5 + amylum oryzae 5 + OMC 6 F5 : Krim ekstrak etanol daun jamblang 7.5 + amylum oryzae 2,5 + OMC 6
x : Perubahan warna
y : Perubahan bau
z : Pecahnya emulsi - : Tidak ada perubahan
√ : Terjadi perubahan
Berdasarkan hasil uji stabilitas sediaan setelah dibuat dan penyimpanan selama 12 minggu pada suhu kamar, maka diperoleh hasil pada Tabel 4.4 yang
menunjukkan bahwa seluruh sediaan dari tiap formula tidak mengalami perubahan warna, bau dan tidak terjadi pecahnya emulsi baik pada pengamatan
minggu ke 1, 4, 8 dan minggu ke-12 selama penyimpanan pada suhu kamar. Kelima formula krim tidak menunjukkan adanya perubahan bau atau
ketengikan karena pada formula terdapat antioksidan butil hidroksi toluen yang dapat melindungi lemak-lemak yang mempunyai ikatan rangkap dari oksidasi.
Universitas Sumatera Utara
42 Perubahan bau pada krim karena pengaruh biologis oleh mikroba maupun jamur
juga tidak terjadi karena sediaan krim mengandung pengawet nipagin. Hal ini menunjukkan bahwa sediaan stabil secara fisik.
4.3 Uji Iritasi Terhadap Sukarelawan