xlviii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Hasil uji efek antipiretik menunjukkan bahwa pemberian minuman ionik dosis 4,28 mlkg BB tunggal secara berulang-ulang mempunyai efek antipiretik
yang lebih kecil dari pemberian suspensi serbuk tablet parasetamol dosis 300 mgkg BB secara tunggal. Pemberian kombinasi minuman ionik dosis 4,28
mlkg BB secara berulang-ulang dengan suspensi serbuk tablet parasetamol dosis 300 mgkg BB dapat mempengaruhi efek antipiretik dari parasetamol. Hal ini
terlihat dari perbandingannya dengan pemberian suspensi serbuk tablet parasetamol dosis 300 mgkg BB secara tunggal yang lebih cepat menurunkan
suhu tubuh ke batas normal. Pemberian minuman ionik dosis 4,28 mlkg BB tunggal secara berulang-
ulang mempunyai efek antipiretik yang hampir sama dengan pemberian kombinasi minuman ionik dosis 4,28 mlkg BB secara berulang-ulang dengan
suspensi serbuk tablet parasetamol dosis 300 mgkg BB. Hasil uji menunjukkan pemberian suspensi serbuk tablet parasetamol dosis 300 mgkg BB secara tunggal
lebih cepat memberikan efek antipiretik.
Universitas Sumatera Utara
xlix
5.2 Saran
Disarankan pada peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian lebih lanjut menguji aktifitas dari penggunaan minuman ionik seperti uji toksik
penggunaan harian.
Universitas Sumatera Utara
l
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2010, Top brand index. http:www.topbrand-award. comindex
....tatorItemid=1 Almatsier, S. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama. Halaman. 228-231. Badan Standarisasi Nasional. 2006. Cara Uji Air Minum Dalam Kemasan. SNI
01-3554-2006. Halaman 33. Connors, K.A., et al. 1986. Stabilitas Kimiawi Sediaan Farmasi. Edisi II. Jilid
Kedua. Jakarta: Jhon willey and Sons. Halaman 180, 197-201. Cronan, K.M. 2010. Dehydration. The Neumours Foundation-kids health.
Halaman 1-3. Day, R.A. and Underwood,J.R. 1980. Analisis Kimia Kuantitatif. Penerjemah :
Soendoro, R.,dkk. Edisi keempat. Jakarta: Erlangga. Halaman 384-386. Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Departemen Kesehatan RI.
Jakarta: Halaman 748. Ditjen POM. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Departemen Kesehatan RI.
Jakarta: Halaman 112 Ganong, W.F. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi XXII. Penerjemah:
M. Djuhari Widjajakusumah. Jakarta: Penerbit EGC. Halaman 253-266. Gibson, G.G dan Skett, P. 1991. Pengantar Metabolisme Obat. Penerjemah: Iis
Aisyah. Jakarta: Penerbit EGC. Halaman 164-164, 187-190. Goodman dan Gilman. 2007. Dasar Farmakologi Terapi. Volume 2.
Penerjemah: Cucu Aisyah. Jakarta: Penerbit EGC. Halaman 669, 1736- 1737.
Guyton, A.1994. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi VII. Bagian 3. Penerjemah: Ken Ariata. Jakarta: Penerbit EGC. Halaman 180-191.
Guyton, A dan Hall, J.E. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi XI. Penerjemah: Irawati. Jakarta: Penerbit EGC. Halaman 936-948.
Irawan, M.A. 2007. Konsumsi Cairan dan Olahraga. Volume1. Jakarta: Penerbit Sport Scince Brief. Halaman 4.
Universitas Sumatera Utara
li Katzung, B. G. 2001. Farmakologi Dasar dan Klinik. Edisi II. Penerjemah:
Dripa Sjabana. Jakarta: Salemba Medika. Halaman 484-485. Neal, M.J. 2005. At A Galnce Farmakologi Medis. Edisi V. Penerjemah Juwalita
Surapsari. Jakarta: Penerbit Erlangga. Halaman 8-15. Rohman, A. 2007. Kimia Farmasi Analisis, Pustaka Pelajar Universitas Islam
Indonesia, Halaman 298. Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi II.
Penerjemah: Pendit. Jakarta: Penerbit EGC. Halaman 597-601. Sodeman, W.A dan Sodeman T.M. 1995. Sodeman Patofisiologi. Edisi 7. Jilid
II. Penerjemah: Andry Hartono. Jakarta: Hipokrates. Halaman 177-196 SPSS for Windows. 2010. Anova One Way Computer Program. Version 16.0:
Computerized system. Tjay, T.H. dan Kirana Raharja. 2002. Obat-obat penting, khasiat, penggunaan,
dan efek-efek sampingnya. Edisi 5. cetakan II. Jakarta: Penerbit PT Elex Media Komputindo. Halaman 295.
Wibisono,Y. 2005. Metode Statistik. Cetakan 1. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Halaman 451-452.
Zhuo, M. 2007. Moleculer Pain. Canada: Springer. Halaman 3-27.
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1. Hasil Pengukuran Absorbansi Larutan Standar Natrium dan
Perhitungan Persamaan Garis Regresi dan Koefisien Korelasi r dari Data Kalibrasi Natrium
No Konsentrasi mcgml
Absorbansi 1 0,0
0,0000 2 0,3
0,1158 3 0,6
0,2181 4 0,9
0,3319 5 1,2
0,4293 6 1,5
0,5264
No X Y X
2
Y
2
XY 1 0,0
0,0000 0,00 0,00000000 0,00000
2 0,3 0,1158
0,09 0,01340964 0,03474 3 0,6
0,2181 0,36 0,04756761 0,13086
4 0,9 0,3319
0,81 0,11015761 0,29871 5 1,2
0,4293 1,44 0,18429849 0,51516
6 1,5 0,5264
2,25 0,27709696 0,78960 ∑X = 4,5 ∑Y = 1,6215 ∑X
2
= 4,95 ∑Y
2
=0,632530 XY = 1,76907
X
= 0,75
Y
= 0,27025
a =
n x
x n
y x
- xy
2 2
a = 6
4,5 95
, 4
6 6215
, 1
5 ,
4 1,76907
2
a = 0.35108
b =
y
- a
x
= 0,27025 – 0.351080,75 = 0.00694
Persamaan Regresinya adalah Y = 0,35108x + 0,00694
lii
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1. Lanjutan
r =
n y
y n
x x
n y
x -
xy
2 2
2 2
6 6215
, 1
632530 ,
6 5
, 4
95 ,
4 6
6215 ,
1 5
, 4
7690 ,
1 r
2 2
r =
0.553221 0.552945
r = 0.9995
Gambar 4. Kurva Kalibrasi Larutan Standar Na
liii
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 2. Hasil Pengukuran Absorbansi Larutan Standar Kalium dan
Perhitungan Persamaan Garis Regresi dan Koefisien Korelasi r dari Data Kalibrasi Kalium
No Konsentrasi mcgml
Absorbansi 1 0,0
0,0000 2 1,0
0,1918 3 1,5
0,2775 4 2,0
0,3627 5 2,5
0,4490 6 3,0
0,5216
No X Y
X
2
Y
2
XY 1 0,0
0,0000 0,00 0,000000 0,00000 2 1,0
0,1918 1,00 0.036787 0.19180 3 1,5
0,2775 2.25 0.077006 0.41625 4 2,0
0,3627 4,00 0.131551 0.72540 5 2,5
0,4490 6.25 0.201601 1.12250 6 3,0
0,5216 9,00 0.272067 1.56480 ∑X = 10
∑Y = 1,8026 ∑X
2
=22,5 ∑Y
2
=0,719012 XY = 4,02075
X
=1,6667
Y
= 0,30043
a =
n x
x n
y x
- xy
2 2
a =
6 10
5 ,
22 6
8026 ,
1 10
4,02075
2
a = 0.17424
b =
y
- a
x
= 0,300433 – 0,1742431,6667 = 0.01003 = 0.01003
Persamaan Regresinya adalah y = 0,17424x + 0,01003
liv
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 2. Lanjutan
r =
n y
y n
x x
n y
x -
xy
2 2
2 2
6 8026
, 1
0,719012 6
10 5
, 22
6 8026
, 1
10 02075
, 4
r
2 2
r =
1.017414 1.016417
r = 0.99902
Gambar 5. Kurva Kalibrasi Larutan Standar K
lv Harga koefisienn korelasi r yang mendekati 1 dari masing – masing kurva
kalibrasi Natrium dan Kalium menunjukkan korelasi antara konsentrasi dengan absorbansi. Hal ini sesuai dengan Hukum Lambert – Beer yaitu A= abc, dimana
nilai absorbansi A berbanding lurus dengan nilai konsentrasi c Day dan Underwood,1980.
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 3. Perhitungan Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi Natrium Persamaan
garis regresi : Y = 0,35108x + 0,00694
No Konsentrasi
X Absorbansi
Y Y
i
Y – Y
i
Y – Y
i 2
. 10
-4
1 0,0 0,0000 0,00694
-0,00694 0,481636 2 0,3 0,1158
0,11226 0,00354 0,125316
3 0,6 0,2181 0,21758
0,00052 0,002704 4 0,9 0,3319
0,32290 0,00900 0,810000
5 1,2 0,4293 0,42822
0,00108 0,011664 6 1,5 0,5264
0,533545 -0,00714 0,510510
n = 6 ∑ Y – Y
i 2
= 1,9413 x 10
-4
SD =
2 -
n Yi
Y
2
=
4 0,00019413
= 6,9665 x 10
-3
RSD =
X SD
x 100 = 0,75
0,0069665 = 9,2886 x 10
-3
LOD = Slope
SD x
3
LOD = 0,35107
0,0069665 x
3 = 0,05953 mcgml
LOQ = Slope
SD x
10 Rohman, 2007
LOQ = 0,35107
0,0069665 x
10 = 0,19843 mcgml
lvi
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4. Perhitungan Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi Kalium Persamaan
garis regresi : Y = 0,17424x + 0,01003
No Konsentrasi
X Absorbansi
Y Y
i
Y – Y
i
Y – Y
i 2
. 10
-4
1 0,0 0,0000 0,01002
-0,01002 1,00580 2 1,0 0,1918
0,18427 0,00753
0,57009 3 1,5 0,2775
0,27139 0,00611
0,37332 4 2,0 0,3627
0,35851 0,00418
0,17514 5 2,5 0,4490
0,44563 0,00337
0,11356 6 3,0 0,5216
0,53275 -0,01115 1,24322
n = 6
∑ Y – Y
i 2
= 3,48113 10
x
-4
SD =
2 -
n Yi
Y
2
=
4 3
0,00034811 = 9,328 X 10
-3
RSD =
X SD
X 100 = 1,6667
0,009328 = 5,5966 X 10
-3
LOD = Slope
SD x
3
LOD = 0,174243
0,009328 x
3 = 0,1606 mcgml
LOQ = Slope
SD x
10
LOQ = 0,174243
0,009328 x
10 = 0,53534 mcgml
lvii
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 5. Contoh Perhitungan Hasil Penetapan kadar natrium dalam Sampel
dan Data Hasil Volume Sampel, Absorbansi, Konsentrasi, Kadar Logam Natrium pada Setiap sampel dengan 6 kali Replikasi
Dengan Menggunakan Persamaan Garis Regresi Contoh perhitungan konsentrasi natrium dalam sampel yang volume pemipetannya 20,00 ml dan
0,3365 absorbansi X = Konsentrasi sampel
Y = Absorbansi sampel Persamaan garis regresi yang diperoleh dari kurva kalibrasi adalah
Y = 0,35108X + 0,00694
X =
35108 ,
00694 ,
3365 ,
X = 0,9387 mcgml Maka konsentrasi sampel tersebut adalah 0,9387 mcgml
Kadar =
W CxVxFp
Keterangan : C = Konsentrasi larutan sampel mcgml V = Volume larutan sampel ml
F
p
= Faktor pengenceran W = Volume pemipetan sampel ml
lviii
Universitas Sumatera Utara
Untuk Natrium Faktor pengencerannya 200, diperoleh dari pemipetan dari larutan sampel sebanyak 10 ml lalu dituang ke labu
tentuukur 100 ml dan diencerkan dengan akuabides sampai garis tanda pengenceran 10 kali. Dari larutan dengan pengenceran 10 kali, dipepet
lagi 10 ml lalu dituang ke labu tentu ukur 100 ml dan diencerkan dengan akubides sampai garis tanda pengenceran 100 kali. Dari larutan dengan
pengenceran 100 kali dipipet 50 ml lalu dituang ke labu tentu ukur 100 ml dan diencerkan dengan akuabides sampai garis tanda. Didapat larutan
sampel dengan pengenceran 200 kali.
Kadar = ml
mlx mlx
mcg 00
, 20
200 50
9387 ,
= 469,35 mcgml Maka kadar natrium yang terkandung dalam sampel adalah 469,35 mcgml
lix
Universitas Sumatera Utara
lx Data Hasil Volume Sampel, Absorbansi, Konsentrasi, dan Kadar Logam
Natrium pada Setiap sampel dengan 6 kali Replikasi
No Sampel Volume Sampel
ml Absorbansi
Konsentrasi mcgml
Kadar mcgml
20,00 0,3365 0,93870 469,35
20,00 0,3339 0,93130 465,65
20,00 0,3338 0,93101 465,50
20,00 0,3332 0,92930 464,65
20,00 0,3322 0,92645 463,20
1 PW
20,00 0,3320 0,92589 462,95
20,00 0,2363 0,65330 326,65
20,00 0,2355 0,65102 325,50
20,00 0,2358 0,65187 325,90
20,00 0,2375 0,64672 323,35
20,00 0,2342 0,64732 323,65
2 MZ
20,00 0,2369 0,65501 327,50
20,00 0,2763 0,76723 382,60
20,00 0,2772 0,76980 384,90
20,00 0,2712 0,75271 376,35
20,00 0,2699 0,74900 374,50
20,00 0,2724 0,75612 378,05
3 GR
20,00 0,2781 0,77236 386,15
Keterangan: PW, MZ, GR merupakan Sampel
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 6. Contoh Perhitungan Hasil Penetapan kadar Kalium dalam Sampel
dan Data Hasil Volume Sampel, Absorbansi, Konsentrasi, Kadar Logam Kalium pada Setiap Sampel dengan 6 kali Replikasi
Dengan Menggunakan Persamaan Garis Regresi Contoh perhitungan konsentrasi kalium dalam sampel yang volumenya pemipetannya 20 ml dan
absorbansi 0,2503. X = Konsentrasi sampel
Y = Absorbansi sampel Persamaan garis regresi yang diperoleh dari kurva kalibrasi adalah
Y = 0,17424x + 0,01003
X =
17424 ,
01003 ,
2503 ,
X = 1,37896 mcgml Maka konsentrasi sampel tersebut adalah 1,3789 mcgml
Kadar =
W CxVxFp
Keterangan : C = Konsentrasi larutan sampel mcgml V = Volume larutan sampel ml
F
p
= Faktor pengenceran W = Volume pemipetan sampel ml
lxi
Universitas Sumatera Utara
Untuk Kalium Faktor pengencerannya 50, diperoleh dari pemipetan dari larutan sampel sebanyak 10 ml lalu dituang ke labu tentuukur 100 ml dan
diencerkan dengan akuabides sampai garis tanda pengenceran 10 kali. Dari larutan dengan pengenceran 10 kali, dipepet lagi 20 ml lalu dituang ke labu tentu
ukur 100 ml dan diencerkan dengan akubides sampai garis tanda. Didapat larutan sampel dengan pengenceran 50 kali.
Kadar = ml
mlx mlx
mcg 00
, 20
50 50
3789 ,
1
= 172,3625 mcgml Maka kadar kalium yang terkandung dalam sampel adalah 172,36 mcgml
Data Hasil Volume Sampel, Absorbansi, Konsentrasi, dan Kadar Logam Kalium pada Setiap Sampel dengan 6 kali Replikasi
No Sampel Volume Sampel
ml Absorbansi Konsentrasi
mcgl Kadar
mcgml 20,00 0,2503 1,37896
172,36 20,00 0,2461 1,35485
169,35 20,00 0,2501 1,37781
172,21 20,00 0,2462 1,35543
169,42 20,00 0,2441 1,34338
167,91 1
PW 20,00 0,2448 1,34739
168,37 20,00 0,4593 2,57845
322,30 20,00 0,4589 2,57616
322,01 20,00 0,4624 2,59624
324,52 20,00 0,4520 2,53655
317,06 20,00 0,4512 2,53197
316,48 2
MZ 20,00 0,4553 2,55550
319,42 20,00 0,3823 2,13653
267,06 20,00 0,3798 2,12219
265,26 20,00 0,3774 2,10841
263,53 20,00 0,3829 2,13997
267,48 20,00 0,3805 2,12620
265,76 3
GR 20,00 0,3789 2,11702
264,61 Keterangan: PW, MZ, GR merupakan Sampel
lxii
Universitas Sumatera Utara
lxiii
Lampiran 7. Perhitungan Kadar Natrium dan Kalium 1. Natrium
A. Konsentrasi y = 0,35108x + 0,00694
y = absorbansi, x = konsentrasi A.1
Sampel PW
1. 0,3365 = 0,35108x + 0,00694 x = 0,93870 mcgml
2. 0,3339 = 0,35108x + 0,00694 x = 0,93130 mcgml
3. 0,3338 = 0,35108x + 0,00694 x = 0,93101 mcgml
4. 0,3332 = 0,35108x + 0,00694 x = 0,92930 mcgml
5. 0,3322 = 0,35108x + 0,00694 x = 0,92645 mcgml
6. 0,3320 = 0,35108x + 0,00694 x = 0,92589 mcgml
Universitas Sumatera Utara
lxiv Lampiran 7. Lanjutan
A.2 Sampel MZ
1. 0,2363 = 0,35108x + 0,00694 x = 0,65330 mcgml
2. 0,2355 = 0,35108x + 0,00694 x = 0,65102 mcgml
3. 0,2358 = 0,35108x + 0,00694 x = 0,65187 mcgml
4. 0,2375 = 0,35108x + 0,00694 x = 0,65672 mcgml
5. 0,2342 = 0,35108x + 0,00694 x = 0,64732 mcgml
6. 0,2369 = 0,35108x + 0,00694 x = 0,65501 mcgml
A.3 Sampel GR
1. 0,2763 = 0,35108x + 0,00694 x = 0,76723 mcgml
Universitas Sumatera Utara
2. 0,2772 = 0,35108x + 0,00694 x = 0,76980 mcgml
3. 0,2712 = 0,35108x + 0,00694 x = 0,75271 mcgml
4. 0,2699 = 0,35108x + 0,00694 x = 0,74900 mcgml
5. 0,2724 = 0,35108x + 0,00694 x = 0,75612 mcgml
6. 0,2781 = 0,35108x + 0,00694 x = 0,77236 mcgml
B. Kadar
Kadar mcgml =
W Fp
x V
x C
Keterangan : C = Konsentrasi larutan sampel mcgml V = Volume larutan sampel ml
Fp = Faktor pengenceran W = Volume pemipetan sampel ml
lxv
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 7. Lanjutan
B.1 Sampel PW
1. Kadar mcgml = 20,00
50 x
0,93870 200
x = 469,35 mcgml
2. Kadar mcgml = 20,00
50 x
0,93130 200
x = 465,65 mcgml
3. Kadar mcgml = 20,00
50 x
0,93101 x200
= 465,50 mcgml
4. Kadar mcgml = 20,00
50 x
0,92930 200
x = 464,65 mcgml
5. Kadar mcgml = 20,00
50 x
0,92645 200
x = 463,20 mcgml
6. Kadar mcgml = 20,00
50 x
0,92589 200
x = 462,95 mcgml
B.2 Sampel MZ
1. Kadar mcgml = 20,00
50 x
0,65330 200
x = 326,65 mcgml
2. Kadar mcgml = 20,00
50 x
0,65102 200
x = 325,50 mcgml
3. Kadar mcgml = 20,00
50 x
0,65187 200
x = 325,90 mcgml
4. Kadar mcgml = 20,00
50 x
0,64672 200
x = 323,35 mcgml
lxvi
Universitas Sumatera Utara
5. Kadar mcgml = 20,00
50 x
0,64732 200
x = 323,65 mcgml
6. Kadar mcgml = 20,00
50 x
0,65501 200
x = 327,50 mcgml
B.3 Sampel GR
1. Kadar mcgml = 20,00
50 x
0,76723 200
x = 382,60 mcgml
2. Kadar mcgml = 20,00
50 x
0,76980 200
x = 384,90 mcgml
3. Kadar mcgml = 20,00
50 x
0,75271 200
x = 376,35 mcgml
4. Kadar mcgml = 20,00
50 x
0,74900 200
x = 374,50 mcgml
5. Kadar mcgml = 20,00
50 x
0,75612 200
x = 378,05 mcgml
6. Kadar mcgml = 20,00
50 x
0,77236 200
x = 386,15 mcgml
2. Kalium A.
Konsentrasi y = 0,17424x + 0,01003
y = absorbansi, x = konsentrasi
lxvii
Universitas Sumatera Utara
lxviii Lampiran 7. Lanjutan
A.1 Sampel PW
1. 0,2503 = 0,17424x + 0,01003 x = 1,37896 mcgml
2. 0,2461 = 0,17424x + 0,01003 x = 1,35485 mcgml
3. 0,2501 = 0,17424x + 0,01003 x = 1,37781 mcgml
4. 0,2462 = 0,17424x + 0,01003 x = 1,35543 mcgml
5. 0,2441 = 0,17424x + 0,01003 x = 1,34338 mcgml
6. 0,2448 = 0,17424x + 0,01003 x = 1,34739 mcgml
A.2 Sampel MZ
1. 0,4593 = 0,17424x + 0,01003 x = 2,57845 mcgml
Universitas Sumatera Utara
lxix Lampiran 7. Lanjutan
2. 0,4589 = 0,17424x + 0,01003 x = 2,57616 mcgml
3. 0,4624 = 0,17424x + 0,01003 x = 2,59624 mcgml
4. 0,4520 = 0,17424x + 0,01003 x = 2,53655 mcgml
5. 0,4512 = 0,17424x + 0,01003 x = 2,53197mcgml
6. 0,4553 = 0,17424x + 0,01003 x = 2,55550 mcgml
A.3 Sampel GR
1. 0,3823 = 0,17424x + 0,01003 x = 2,13653 mcgml
2. 0,3798 = 0,17424x + 0,01003 x = 2,12219 mcgml
3. 0,3774 = 0,17424x + 0,01003 x = 2,10841 mcgml
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 7. Lanjutan
4. 0,3829 = 0,17424x + 0,01003 x = 2,13997 mcgml
5. 0,3805 = 0,17424x + 0,01003 x = 2,12620 mcgml
6. 0,3789 = 0,17424x + 0,01003 x = 2,11702 mcgml
B. Kadar
Kadar mcgml =
W Fp
x V
x C
Keterangan : C = Konsentrasi larutan sampel mcgml V = Volume larutan sampel ml
Fp = Faktor pengenceran W = Volume pemipetan sampel ml
B.1 Sampel PW
1. Kadar mcgml = 20,00
50 x
1,37896 50
x = 172,3625 mcgml
2. Kadar mcgml = 20,00
50 x
1,35485 50
x = 169,3500 mcgml
lxx
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 7. Lanjutan
3. Kadar mcgml = 20,00
50 x
1,37781 50
x = 172,2125 mcgml
4. Kadar mcgml = 20,00
50 x
1,35543 50
x = 169,4250 mcgml
5. Kadar mcgml = 20,00
50 x
34338 1,
50 x
= 167,9125 mcgml
6. Kadar mcgml = 20,00
50 x
1,34739 50
x = 168,3750 mcgml
B.2 Sampel MZ
1. Kadar mcgml = 20,00
50 x
2,57845 50
x = 322,3000 mcgml
2. Kadar mcgml = 20,00
50 x
2,57616 50
x = 322,0125 mcgml
3. Kadar mcgml = 20,00
50 x
2,59624 50
x = 324,5250 mcgml
4. Kadar mcgml = 20,00
50 x
2,53655 50
x = 317,0625 mcgml
5. Kadar mcgml = 20,00
50 x
2,53197 50
x = 316,4875 mcgml
6. Kadar mcgml = 20,00
50 x
2,55550 50
x = 319,425 mcgml
lxxi
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 7. Lanjutan
B.3 Sampel GR
1. Kadar mcgml = 20,00
50 x
2,13653 50
x = 267,0625 mcgml
2. Kadar mcgml = 20,00
50 x
2,12214 50
x = 265,2625 mcgml
3. Kadar mcgml = 20,00
50 x
2,10841 50
x = 263,5375 mcgml
4. Kadar mcgml = 20,00
50 x
2,13997 50
x = 267,4875 mcgml
5. Kadar mcgml = 20,00
50 x
2,12620 50
x = 265,7625 mcgml
6. Kadar mcgml = 20,00
50 x
2,11702 50
x = 264,6125 mcgml
lxxii
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 8. Perhitungan Statistik Kadar Natrium dan Kalium
Kadar natrium dan kalium yang diperoleh dari hasil pengukuran masing- masing 6 larutan sampel, diuji secara statistik dengan uji Q.
Q =
terendah nilai
- tertinggi
nilai terdekat
yang nilai
- dicurigai
yang nilai
Hasil pengujian atau nilai Q yang diperoleh ditinjau terhadap daftar harga Q pada tabel , apabila QQ
kritis
maka data tersebut ditolak. Tabel nilai Q
kritis
pada Taraf Kepercayaan 95
Banyak data Nilai Q
kritis
4 0,831 5 0,717
6 0,621 7 0,570
8 0,524
Rohman, 2007 Kadar natrium dan kalium yang diperoleh dari hasil pengukuran masing-masing 6
larutan sampel, ditentukan rata-ratanya secara statistik dengan taraf kepercayaan
95 dengan rumus sebagai berikut: μ = X ± t ½ α s√n
Wibisono, 2005
lxxiii
Universitas Sumatera Utara
a. Perhitungan Statistik Kadar Natrium pada sampel PW