Hasil pengamatan efek Antipiretik

4.4 Hasil pengamatan efek Antipiretik

Perlakuan farmakologi menunjukkan hasil berbeda untuk beberapa kelompok hewan yang terlihat pada gambar 2 dan gambar 3. Gambar 2. Grafik pengaruh pemberian minuman ionik tunggal terhadap perubahan suhu tubuh rata-rata merpati o C  SD setelah diinduksi dengan larutan 2,4-dinitrofenol 0,5 dosis 8 mgkg BB Gambar 3. Grafik pengaruh pemberian kombinasi minuman ionik dan parasetamol terhadap perubahan suhu tubuh rata-rata merpati o C  SD setelah diinduksi dengan larutan 2,4-dinitrofenol 0,5 dosis 8 mgkg BB xlii Universitas Sumatera Utara xliii Data setelah penginduksian larutan 2,4-dinitrofenol dan pemberian bahan uji dapat dilihat pada lampiran 17 dan 18, halaman 68. a Perbandingan pemberian minuman ionik tunggal dengan pemberian parasetamol tunggal Setelah penginduksian larutan 2,4-dinitrofenol dan pemberian minuman ionik dosis 4,28 mlkg BB secara berulang-ulang, terlihat kenaikan suhu dimulai dari menit ke-10 sampai menit ke-50 untuk minuman ionik PW dan MZ dan sampai menit ke-40 untuk minuman ionik GR. Penurunan suhu mulai terjadi pada menit ke-60 sampai menit ke-120, namun penurunannya juga tidak sampai pada batas suhu normal seperti pada kelompok pemberian parasetamol tunggal yang mampu menurunkan sampai batas normal, tetapi lebih baik dari kelompok pemberian suspensi CMC. Hal ini membuktikan parasetamol berfungsi sebagai antipiretik dengan kemampuan menghambat siklooksigenase di otak Goodman dan Gilman, 2007 dan juga menggambarkan minuman ionik hanya berfungsi menjaga keseimbangan cairan tubuh dan memberikan manfaat positif dalam mengoptimasi proses rehidrasi Irawan, 2007. Disini juga mencerminkan minuman ionik berfungsi untuk mengatasi keparahan gejala demam. b Perbandingan pemberian kombinasi minuman ionik dan suspensi parasetamol dengan pemberian parasetamol tunggal Setelah penginduksian larutan 2,4-dinitrofenol dan pemberian minuman ionik dosis 4,28 mlkg BB dengan suspensi serbuk parasetamol dosis 300 mgkg BB, terlihat kenaikan suhu dimulai pada menit ke-10 Universitas Sumatera Utara xliv sampai menit ke-40. Penurunan suhunya terjadi dimulai pada menit ke-50 sampai pada menit ke-120, namun tidak sampai menurunkan ke batas suhu normal seperti pemberian parasetamol tanpa kombinasi dengan minuman ionik walaupun lebih baik dari pemberian suspensi saja. Hal ini membuktikan minuman ionik memberikan pengaruh kepada efek antipiretik parasetamol dalam hal ini memperlambat kerja dari parasetamol. c Hasil uji statistik Pada hasil analisis variansi Anava secara SPSS pada menit pertama menit 0 untuk semua perlakuan menunjukkan nilai signifikan 0,085 dan menit 10 menunjukkan nilai signifikan 0,077. Ini menunjukkan tidak adanya perbedaaan yang bermakna antara perlakuan karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05, sedangkan pada menit 20 menunjukkan nilai signifikansi 0,026, pada menit 30 menunjukkan nilai signifikansi 0,002 dan pada menit 40 menunjukkan nilai signifikansi 0,005. Dari nilai signifikansi pada menit 20 sampai menit 120 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antar perlakuan karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 pada tingkat kepercayaan 95. Data dapat dilihat pada lampiran 20, halaman 78. Pada menit ke 40 menunjukkan bahwa efek antipiretik mulai terjadi ditandai dengan nilai signifikansinya 0,000, hal ini dapat terjadi karena pemberian bahan uji secara oral, sehingga dibutuhkan waktu untuk mengalami proses absorpsi melalui saluran pencernaan, kemudian masuk Universitas Sumatera Utara xlv ke dalam sirkulasi sistemik dan dapat memberikan efek Goodman dan Gilman, 2007. Pemberian kombinasi minuman ionik PW, MZ, GR dosis 4,28 mlKg BB secara berulang-ulang dengan suspensi parasetamol dosis 300 mgKg BB, dengan taraf nyata α = 0.05 pada menit 40 sampai menit 90 menunjukkan bahwa tidak memiliki perbedaan yang bermakna dengan pemberian minuman ionik PW, MZ, GR dosis 4,28 mlKg BB tunggal secara berulang-ulang, tetapi menunjukkan perbedaan yang bermakna dengan kelompok pemberian suspensi CMC. Disini tampak pemberian kombinasi minuman ionik dengan parasetamol dan pemberian minuman ionik tunggal mempunyai efek yang hampir sama sebagai antipiretik dan pencegahan dehidrasi. Hasil uji Duncan pada menit-120 dengan taraf nyata α = 0,05 menunjukkan bahwa pemberian suspensi parasetamol dosis 300 mgkg BB, memiliki perbedaan tidak bermakna secara statistik dengan pemberian kombinasi minuman ionik PW, MZ, GR dosis 4,28 mlkg BB secara berulang-ulang dengan suspensi parasetamol dosis 300 mgKg BB, dan juga pemberian minuman ionik PW, MZ, GR dosis 4,28 mlkg BB tunggal secara berulang-ulang karena mampu menurunkan suhu. Perbedaan tampak jelas jika dibandingkan dengan kelompok suspensi CMC yang tidak menurunkan suhu. Hal ini dapat dilihat pada tabel 3, pada kolom pertama menunjukkan bahwa pemberian minuman ionik secara berulang-ulang baik tunggal maupun kombinasi dengan suspensi parasetamol dosis 300 mgkg BB mempunyai efek antipiretik yang sama secara statistik. Pada kolom kedua menunjukkan pemberian minuman ionik PW, GR dosis 4,28 mlkg Universitas Sumatera Utara xlvi BB tunggal secara berulang-ulang mempunyai efek antipiretik yang berbeda dengan pemberian kombinasi minuman ionik PW secara berulang-ulang dengan suspensi parasetamol dosis 300 mgkg BB. Dalam hal ini menggambarkan pengaruh untuk pemberian minuman ionik terhadap parasetamol. Tabel 3 Hasil Uji Duncan pada menit 120 Duncan Subset for alpha = 0.05 Perlakuan N 1 2 3 PW dosis 4,28 mlkg bb Paracetamol 300 mgkg bb 6 42.1667 GR dosis 42,8 mlkg bb Paracetamol 300 mgkg bb 6 42.1833 suspensi Paracetamol 10 dosis 300 mgkg bb 6 42.2000 42.2000 GR dosis 4,28 mlkg 6 42.2167 42.2167 MZ dosis 4,28 mlkg bb 6 42.2667 42.2667 MZ dosis 4,28 mlkg bb Paracetamol 300 mgkg bb 6 42.2833 42.2833 PW dosis 4,28 mlkg bb 6 42.4167 kontrol suspensil CMC Na 0,5 6 42.8333 Sig. .314 .057 1.000 Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Berdasarkan keterangan statistik dan hasil uji Duncan dapat dinyatakan bahwa pemberian suspensi parasetamol dosis 300 mgkg BB mempunyai efek antipiretik yang paling baik, sedangkan pemberian minuman ionik PW, MZ, GR dosis 4,28 mlkg BB secara berulang-ulang, baik tunggal maupun kombinasi dengan suspensi serbuk tablet parasetamol dosis 300 mgkg BB mempunyai efek Universitas Sumatera Utara xlvii antipiretik yang sama. Data hasil uji statistik dapat dilihat pada lampiran 19-21, halaman 77. Universitas Sumatera Utara xlviii

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN