Alat-alat Bahan-Bahan Hewan Percobaan Pengambilan Sampel Perlakuan ke hewan coba

xxix

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian ini meliputi pengambilan sampel, penetapan kadar sampel dan uji efek antipiretik terhadap burung merpati. Hasil uji efek antipiretik dianalisis secara Anava analisis variansi dan dilanjutkan dengan uji beda rata- rata Duncan menggunakan program statistical and product service solution SPSS.

3.1 Alat-alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi alat-alat gelas laboratorium, neraca analitik Boeco Germany, Spektrofotometer Serapan Atom GBC Avanta ∑, Australia, neraca hewan Presica Geniweigher, GW-1500, termometer rektal digital COX recorder, autoklaf, syringe 1 ml dan 3 ml York, oral sonde, kertas saring, mortir dan stamfer, alat penangas air, indikator universal dan stopwatch.

3.2 Bahan-Bahan

Bahan-bahan yang digunakan adalah tablet Panadol PT. Sterling, minuman ionik “PW” Pocari Sweat PT. Amerta Indah Otsuka, “MZ” Mizone PT. Tirta Investama, “GR” Gatorade PT. Pepsi Cola, karboksi metil selulosa CMC, Brataco chemika PA, natrium hidroksida pellet Merck, PA, 2,4- ® ® ® ® Universitas Sumatera Utara xxx dinitrofenol Merck, PA, larutan standar kalium 1000 mcgml Merck, PA, larutan standar natrium 1000 mcgml Merck, PA , asam nitrat 65 Merck, PA, aqua proinjeksi Ikapharmindo Putramas dan air suling Lokal.

3.3 Hewan Percobaan

Hewan yang digunakan dalam penelitian ini adalah burung merpati jantan Columba livia dewasa yang sehat dengan berat badan 250 – 340 gram sebanyak 48 ekor, dibagi dalam 8 kelompok dimana dalam setiap kelompok terdiri dari 6 ekor burung merpati. Pemilihan hewan dilakukan secara random.

3.4 Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan secara purposif dengan cara mengambil sampel dari pasaran yaitu salah satu hypermaket dan apotek di kota Medan. 3.5. Pembuatan Pereaksi 3.5.1 Pereaksi Natrium Hidroksida 0,1 N Larutkan 4 gram natrium hidroksida dalam air bebas karbon dioksida secukupnya hingga 1000 ml Ditjen POM, 1979. Universitas Sumatera Utara xxxi

3.5.2 Air bebas Karbondioksida

Air suling yang telah dididihkan selama 5 menit atau lebih dan didiamkan sampai dingin dan tidak boleh menyerap karbon dioksida dari udara Ditjen POM, 1995.

3.6 Pembuatan Sediaan Bahan uji

Pembutan sediaan bahan uji meliputi pembuatan larutan 2,4-dinitrofenol 0,5, pembuatan suspensi CMC 0,5, pembuatan suspensi serbuk parasetamol 10 3.6.1 Pembuatan Larutan 2,4-dinitrofenol 0,5 bv Sebanyak 125 mg 2,4-dinitrofenol ditimbang kemudian dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 ml, ditambahkan larutan NaOH 0,1 N sedikit demi sedikit hingga larut sempurna, lalu ditambahkan aqua proinjeksi sampai mendekati garis tanda, pH dicek sekitar 6, lalu dicukupkan dengan aqua proinjeksi sampai garis tanda, dikocok hingga homogen. Kemudian disaring, beberapa tetes pertama dibuang dan tetesan selanjutnya ditampung, lalu dimasukkan ke dalam wadah dan disterilkan.

3.6.2 Pembuatan Suspensi CMC 0,5 bv

Sebanyak 0,5 g CMC ditimbang kemudian ditaburkan dalam lumpang panas berisi air suling panas sebanyak 13 dari bagian air. Didiamkan selama 15 menit hingga diperoleh massa yang transparan, setelah dikembangkan digerus Universitas Sumatera Utara xxxii diencerkan dengan sedikit air suling. Kemudian dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml. Volumenya dicukupkan dengan air suling hingga 100 ml. 3.6.3 Pembuatan Suspensi Serbuk Tablet Parasetamol 10 bv Timbang seksama setara dengan 2,5 g parasetamol zat aktif lalu digerus dalam lumpang, ditambahkan suspensi CMC sedikit demi sedikit sambil digerus sampai homogen. Kemudian dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 ml. Volumenya dicukupkan dengan suspensi CMC hingga 25 ml. 3.7 Prosedur Kerja 3.7.1 Pembuatan Kurva Kalibrasi Natrium  Larutan baku Natrium 1000 mcgml sebanyak 1 ml dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml lalu diencerkan dengan air suling hingga garis tanda, didapat larutan 10 mcgml.  Dari larutan 10 mcgml masing-masing di pipet 0 ml; 1,5 ml; 3 ml; 4,5 ml; 6 ml; dan 7,5 ml dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml dan diencerkan dengan air suling hingga garis tanda sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 0,00 mcgml; 0,3 mcgml; 0,6 mcgml; 0,9 mcgml; 1,2 mcgml; dan 1,5 mcgml.  Dilakukan pengukuran pada panjang gelombang 589,6 nm bersama larutan sampel hasil dekstruksi. Universitas Sumatera Utara xxxiii

3.7.2 Pembuatan Kurva Kalibrasi Kalium

Dilakukan prosedur yang sama seperti pada natrium namun pada konsentrasi 10 mcgml dilakukan pemipetan 0 ml; 5 ml; 7,5 ml; 10 ml; 12,5 ml; dan 15 ml dan diencerkan dengan air suling hingga garis tanda sehingga diperoleh konsentrasi 0,00 mcgml; 1,0 mcgml; 1,5 mcgml; 2,0 mcgml; 2,5 mcgml; dan 3,0 mcgml . Pada pengukuran absorbansinya dilakukan pada panjang gelombang 766,5 nm.

3.7.3 Pemeriksaan Natrium

 Dipipet sebanyak 20 ml sampel dan masukkan ke dalam erlenmeyer ukuran 250 ml lalu ditambahkan 10 mL HNO 3 65.  Kemudian dipanaskan selama ±30 menit pada hot plate.  Hasil pemanasan di tuangkan ke labu tentukur 50 ml, dan diencerkan dengan aquabides hingga garis tanda.  Disaring dengan kertas saring Whatman no 42, dan 5 ml filtrat pertama dibuang untuk menjenuhkan kertas saring kemudian filtrat selanjutnya ditampung ke dalam botol Badan Standarisasi Nasional,2006.

3.7.4 Pemeriksaan Kalium

Dilakukan prosedur yang sama seperti pemeriksaan natrium diatas, namun pada pengukuran absorbansinya dengan panjang gelombang 766,5 nm. Cara dan hasil perhitungan garis regresi kadar natrium dan kalium dapat dilihat pada lampiran 1-4, halaman 33. Universitas Sumatera Utara xxxiv

3.7.5 Pengujian Farmakologi a. Penentuan Dosis Optimum 2,4-dinitrofenol

Merpati ditimbang beratnya, diukur suhu tubuhnya dengan cara mengukur suhu rektalnya dengan selang waktu 10 menit sebanyak tiga kali dan dihitung suhu rata-ratanya. Kemudian disuntikkan 2,4-dinitrofenol secara intramuskular pada bagian dada dengan variasi dosis 7, 8 dan 9 mgKg BB. Suhu rektal diukur dengan selang waktu 10 menit. Pengukuran suhu dilanjutkan sampai menit ke- 120. Setiap percobaan dilakukan pengulangan sebanyak enam kali.

b. Perlakuan ke hewan coba

Hewan dibagi menjadi 8 kelompok terdiri dari : Kelompok I : Pemberian Suspensi CMC Sebagai Kontrol Kelompok II : Pemberian Suspensi Parasetamol Dosis 300 mgkg BB Kelompok III : Pemberian Minuman Ionik PW dosis 4,28 mlkg BB Kelompok IV : Pemberian Minuman Ionik MZ dosis 4,28 mlkg BB Kelompok V : Pemberian Minuman Ionik GR dosis 4,28 mlkg BB Kelompok VI : Pengujian Pengaruh Penggunaan Kombinasi Minuman Ionik PW dosis 4,28 mlkg BB dan Parasetamol dosis 300 mgkg BB Kelompok VII : Pengujian Pengaruh Penggunaan Kombinasi Minuman Ionik MZ dosis 4,28 mlkg BB dan Parasetamol dosis 300 mgkg BB Universitas Sumatera Utara xxxv Kelompok VIII : Pengujian Pengaruh Penggunaan Kombinasi Minuman Ionik GR dosis 4,28 mlkg BB dan Parasetamol dosis 300 mgkg BB  Sebelum perlakuan hewan ditimbang berat badannya dan diukur suhu normal rektalnya dengan pengulangan sebanyak tiga kali, selang waktu 10 menit.  Semua hewan disuntikkan 2,4-dinitrofenol secara intramuskular pada bagaian dada dengan dosis 8 mgKg BB.  Kelompok I, setelah disuntikkan 2,4-dinitrofenol kemudian diukur suhu rektalnya dengan selang waktu 10 menit. Pada menit ke-20 diberikan suspensi CMC secara oral. Pengukuran suhu dilanjutkan sampai menit ke-

120. Setiap percobaan dilakukan pengulangan sebanyak enam kali.

 Kelompok II, perlakuannya sama dengan kelompok I namun diberikan suspensi parasetamol dosis 300 mgkg BB.  Kelompok III, IV dan V setelah disuntikkan 2,4-dinitrofenol kemudian diukur suhu rektalnya dengan selang waktu 10 menit. Pada menit ke-20, ke-50, ke- 80, ke- 110 diberikan minuman ionik dosis 4,28 mlkg BB secara oral. Pengukuran suhu dilanjutkan sampai menit ke-120. Setiap percobaan dilakukan pengulangan sebanyak enam kali.  Kelompok VI, VII dan VIII setelah disuntikkan 2,4-dinitrofenol kemudian diukur suhu rektalnya dengan selang waktu 10 menit. Pada menit ke-20 diberikan suspensi serbuk tablet parasetamol dosis 300 mgKg BB Beserta minuman ionik dosis 4,28 mlkg BB pada menit ke- 20, ke- 50, Universitas Sumatera Utara xxxvi ke-80, ke- 110 secara oral. Pengukuran suhu dilanjutkan sampai menit ke- 120. Setiap percobaan dilakukan pengulangan sebanyak enam kali. Hasil percobaan dapat dilihat pada lampiran 17, halaman 68.

c. Analisis Data